Laporan Pratikum II
FOTOTERAPI
A. PENGERTIAN
Fototerapi adalah alat yang digunakan untuk menurunkan kadar
bilirubin serum pada neonatus dengan hiperbilirubinemia jinak hingga moderat. Foto
terapi dapat memecah bilirubin menjadi dipirol yang tidak toksis dan di Foto
terapi biasanya sinar yang digunakan yaitu blue light dengan panjang gelombang
450-460Nm. Intensitas iluminasi 4500Lux jarak penyinaran pada bayi kurang lebih
450cm. Dalam prakteknya bisa menggunakan lampu TL karena memiliki intensitas
yang sama atau paling tidak mendekati blue light.
B. INDIKASI
Penggunaan
fototerapi sesuai anjuran dokter biasanya diberikan pada neonatus dengan kadar
bilirubin indirect lebih ddari 10mg % sebelum tranfusi tukar, atau sesudah
transfuse tukar.
C. PRINSIP
KERJA FOTO TERAPI
Fototerapi
dapat menyebabkan terjadinya isomerisasi bilirubin indirect yang mudah larut di
dalam plasma dan lebih mudah di ekskresi oleh hati ke dalam saluran empedu.
Meningkatnya foto bilirubin dalam empedu menyebabkan bertambahnya pengeluaran
cairan empedu ke dalam usus sehingga peristaltic usus meningkat dan bilirubin
akan lebih cepat meninggalkan usus.
D. MEMPERSIAPKAN
UNIT FOTOTERAPI
1. Pastikan
bahwa tutup plastik atau pelindung berada pada posisinya. Hal ini mencegah
cedera pada bayi jika lampu pecah dan membantu menapis sinar ultraviolet yang
berbahaya.
2. Hangkatkan ruangan tempat unit diletakkan, bila
perlu, sehingga suhu dibawah sinar adalah 28oC sampai 30oC.
3. Nyalakan unit, dan pastikan bahwa semua tabung
fluoresen bekerja
4. Ganti tabung fluoresen yang terbakar atau yang
berkedip-kedip
Catat
tanggal tabung diganti dan ukur durasi total penggunaan tabung tersebut.
Ganti
tabung setiap 2000 jam penggunaan atau setelah tiga bulan, mana saja yang
terlebih dahulu, walaupun tabung masih bekerja.
5. Gunakan seprai putih pada pelbet, tempat tidur
bayi, atau inkubator, dan letakkan tirai putih disekitar tempat area tempat
unit diletakkan untuk memantulkan sinar sebanyak mungkinkembali ke bayi.
E. MENGGUNAKAN FOTOTERAPI
1. Letakkan
bayi di bawah fototerapi
a. Jika berat badan bayi 2 kg atau lebih, letakkan bayi
telanjang pada pelbet atau tempat
tidur. Letakkan atau jaga bayi kecil dalam inkubator.
b. Perhatikan adannya bilier atau obstruksi usus.
R/fototerapi
dikontraindikasikan pada kondisi ini karena fotoisomer bilirubin yang
diproduksi dalam kulit dan jaringan subkutan dengan pemajanan pada terapi sinar
tidak dapat diekskresikan.
c. Ukur kuantitas fotoenergi bola lampu fluorensen (sinar
putih atau biru) dengan menggunakan fotometer.
R/
intensitas sinar menembus permukaan kulit dari spectrum biru menentukan
seberapa dekat bayi ditempatkan terhadap sinar. Sinar biru khusus
dipertimbangkan lebih efektif daripada sinar putih dalam meningkatkan pemecahan
bilirubin.
d. Letakkan bayi di bawah sinar sesuai dengan yang
di indikasikan.
e. Tutupi mata bayi dengan potongan kain, pastikan bahwa
potongan kain tersebut tidak menutupi hidung bayi. Inspeksi mata setiap 2
jam untuk pemberian makan. Sring pantau posisi.
R/ mencegah
kemungkinan kerusakan retina dan konjungtiva dari sinar intensitas tinggi.
Pemasangan yang tidak tepat dapat menyebabkan iritasi, abrasi kornea dan
konjungtivitis, dan penurunan pernapasan oleh obstruksi pasase nasal.
f. Tutup testis
dan penis bayi pria
R/ mencegah
kemungkinan kerusakan penis dari panas
2. Ubah
posisi bayi setiap 2 jam
R/
memungkinkan pemajanan seimbang dari permukaan kulit terhadap sinar fluoresen,
mencegah pemajanan berlebihan dari bagian tubuh individu dan membatasi area
tertekan.
3. Pastikan
bayi diberi makan :
a. Dorong
ibu menyusui sesuai kebutuhan tetapi minimal setiap 2 jam :
- Selama
pemberian makan, pindahkan bayi dari unit fototerapi dan lepaskan kain penutup
mata.
- Memberikan
suplemen atau mengganti ASI dengan jenis makanan atau cairan lain tidak
diperlukan (mis: pengganti ASI,air, air gula,dsb)
b. Jika bayi mendapkan cairan IV atau perasaan ASI,
tingkatkan volume cairan dan/atau susu sebanyak 10% volume harian total perhari
selama bayi dibawah sinar fototerapi
c. Jika bayi mendapkan cairan IV atau diberi makan
melalui slang lambung, jangan memindahkan bayi dari sinar fototerapi.
4. Perhatiakan bahwa feses bayi warna dan
frekuensi defekasi dapat menjadi encer dan urin saat bayi
mendapatkan fototerapi. Hal ini tidak membutuhkan penangan khusus.
R/ defekasi
encer, sering dan kehijauan serta urin kehijauan menandakan keefektifan
fototerapi dengan pemecahan dan ekskresi bilirubin.
5. Dengan hati- hati cuci area perianal setelah setiap
defekasi , inspeksi kulit terhadap kemungkinan iritasi dan kerusakan.
R/ membantu
mecegah iritasi dan ekskoriasi dari defekasi yang sering atau encer.
6. Lanjutkan
terapi dan uji yang diprogramkan lainnya:
a. Pindahkan bayi dari unit foterapi hanya selama
prosedur yang tidak dapat dilakukan
saat dibawah sinar fototerapi
b. Jika
bayi mendapkan oksigen, matikan sinar sebentar saat mengamati bayi untuk
mengetahui adanya sianosis sentral (lidah dan bibir biru).
7. Pantau kulit
bayi dan suhu inti setiap 2 jam atau lebih sering sampai stabil (mis, suhu
aksila 97,8 F, suhu rectal 98,9 F).
R/ fluktuasi
pada suhu tubuh dapat terjadi sebagai respons terhadap pemajanan sinar, radiasi
dan konveksi.
8. Pantau masukan dan haluaran cairan, timbang BB bayi
dua kali sehari. Perhatikan tanda- tanda dehidrasi (mis, penurunan haluaran
urine, fontanel tertekan, kulit hangat atau kering dengan turgor buruk, dan
mata cekung). Tingkatkan masukan cairan per oral sedikitnya 25%.
R/
peningkatan kehilangan air melalui feses dan evaporasi dapat menyebabkan
dehidrasi.
9. Ukur
kadar bilirubin serum setiap 12 jam:
R/ penurunan
kadar bilirubin menandakan keefektifan fototerapi, peningkatan yang kontinu
menandakan hemolisis yang kontinu dan dapat menandakan kebutuhan terhadap
transfuis tukar.
a. Hentikan fototerapi jika kadar bilirubin serum di
bawah kadar saat fototerapi di mulai atau 15mg/dl (260umol), mana saja yang
lebih rendah.
b. Jika bilirubin serum mendekati kadar yang membutuhkan
tranfusi tukar atau pemindahan dan segera rujuk bayi kerumah sakit tersier atau
pusat spesialisasi untuk tranfusi tukar, jika memungkinkan. Kirim sampel darah
ibu dan bayi.
10. Jika
serum bilirubin tidak dapat diukur, hentikan fototerapi setelah tiga hari.
Bilirubin pada kulit dengan cepat menghilang dibawah fototerapi. Warna kulit
tidak dapat digunakan sebagai panduan kadar bilirubin serum selama 24 jam
setelah penghentian fototerapi
11. Setelah
fototerapi dihentikan :
a. Amati
bayi selama 24 jam dan ulangi pengukuran bilirubin serum,
jika
memungkinkan atau perkiraan ikterus dengan menggunakan metode klinis.
b. Jika ikterus kembali ke atau di atas kadar di mulainya
fototerapi, ulangi fototerapi dengan banyak waktu yang sama seperti awal
pemberian. Ulangi langkah ini setiap kali fototerapi dihentikan sampai
pengukuran atau perkiraan bilirubin tetap di bawah kadar yang membutuhkan
fototerapi.
12. Jika
fototerapi tidak lagi dibutuhkan, bayi makan dengan baik dan tidak terjadi
masalah lain yang membutuhkan hospitalisasi, pulangkan bayi.
13. Ajari
ibu cara mengkaji ikterus, dan anjurkan ibu kembali jika bayi menjadi lebih
icterus.
F. EFEK SAMPING
FOTOTERAPI
1. Tanning
(perubahan warna kulit) : induksi sintesis melanin dan atau disperse oleh
cahaya ultra violet.
2. Syndrome
bayi Bronze : penurunan ekskresi hepatic dari foto produk bilirubin.
3. Diare
: bilirubin menginduksi seksresi usus.
4. Intoleransi
laktosa : trauma mukosa dari epitel villi.
5. Hemolisis
: trauma fotosensitif pada eritrosist sirkulasi.
6. Kulit
terbakar : paparan berlebihan karena emisi gelombang pendek lampu fluoresen.
7. Dehidrasi
: peningkatan kehilangan air yang tak disadari karena energy foton yang
diabsorbsi.
8. Ruam
kulit : trauma fotosensitif pada sel mast kulit dengan pelepasan histamine.
G. ALAT
FOTOTERAPI
Bagian- bagian alat fototerapi
1. Kabel
penghubung alat dengan sumber listrik
2. Pengatur
jarak lampu dengan bayi
3. Tombol
power on/off untuk menghidupkan atau mematikan lampu fototerapi
4. Hourmeter
(petunjuk berapa jam fototerapi yang sudah dipakai).
2. MANFAAT FOTOTERAPI
Fototerapi
digunakan untuk menurunkan kadar bilirubin serum pada neonatus dengan
hiperbilirubinemia jinak hingga moderat, sehingga
biasanya digunakan untuk mengobati penyakit kuning pada bayi yang kurang gizi
atau bayi yang lahir prematur, atau bisa juga ntuk menyembuhkan psiorisis,
ataupun jerawat.
3. BLOK DIAGRAM
ü Blok Diagram pada Rangkaian Fototerapi
PLN
|
CONTROL UNIT
|
TIMER
|
LAMPU TERAPI
|
HOUR METER
|
PLN memberi tegangan pada control unit control. Yang
dimaksud unit control adalah rangkaian yang digunakan untuk mengontrol
rangkaian lain dalam hal ini rangkaian lampu terapi. Sedangkan timer di sini
berfungsi untuk mengatur aktif atau tidaknya hourmeter dan lampu terapi. Lampu
terapi merupakan inti dari alat ini yang biasanya berfungsi untuk mengobati
penyakit kuning pada bayi. Dan hourmeter merupakan alat yang berfungsi untuk
menghitung waktu lampu terapi.
ü Blok Diagram pada Rangkaian Fototerapi dengan Sensor
Jarak
Mengatur setting timer atau
lamanya penyinaran pada bayi dengan menggunakan keyped dan ditampilkan di LCD.
Infrared prinsip kerjanya akan memancarkan cahaya kemudian akan diterima dalam
bentuk tegangan analog. Selama jarak belum sesuai maka motor AC akan bekerja,
jika sudah sesuai maka motor akan berhenti. Ketika motor berhenti maka blue
light akan menyala diikuti oleh Hourmeter. Ketika waktu setting timer berhenti
maka buzzer berbunyi.
- SKEMATIK
RANGKAIAN
ü Skematik Rangkaian Fototerapi
Cara Kerja Rangkaian:
Ketika rangkaian mendapatkan tegangan maka tekan saklar
untuk menyambungkan rangkaian yang terputus sehingga rangkaian mendapatkan
tegangan kemudian lampu indikator menyala. Tekan saklar ON yang dapat mengaktifkan lampu dan hourmeter. Setelah
ditekan maka koil timer mendapat tegangan beserta koil relay sehingga kontak
timer pada NC mendapat tegangan, dan relay
kontak 1 ada pada NO, namun setelah saklar ON dilepas tetap pada NO karena ada
rangkaian pengunci. Pada kontak relay 2 tepatnya pada NO terhubung secara
paralel antara hourmeter dan lampu terapi sehingga keduanya aktif. Dan ketika
waktu timer sudah terpenuhi maka kontak timer 1 ke NO, sehingga lampu dan
hourmeter mati, namun lampu indikator tetap menyala. Dan ketika saklar untuk
memutus dan menyambungkan rangkaian di offkan maka rangkaian beserta lampu
tidak bekerja.
ü Skematik Rangkaian pada Fototerapi dengan Sensor Jarak
Rangkaian
komparator digunakan sebagai sebagai pembanding antara tegangan yang dihasilkan
oleh sinar infrared dengan tegangan referensi. Ketika infrared jauh maka
tegangannya kecil sehingga yang keluar di output adalah 12 Volt atau tegangaan
referensi, sehingga transistor saturasi dan relay aktif, mentrigger MOC dan
TRIAC sehingga motor menyala. Fototransistor akan menyesuaikan jarak apakah
harus naik ataupun turun. Dan ketika motor turun, maka jarak antara bayi dan
fototerapi dekat sehingga tegangan yang keluar 0, dan motor tidak bekerja.
Ketika motor tidak bekerja, sehingga lampu dan hourmeter bekerja, ketika
setting timer habis maka buzzer akan bekerja.
5.
PENGOPERASIAN DAN PEMELIHARAAN
CARA
PENGOPRASIAN ALAT
ü Cara Pengoperasian Fototerapi
A. Hubungkan
tusuk kontak ke tegangan PLN 220 Volt/ 50 Hz
B. Nyalakan
tombol saklar yang berguna untuk menghidupkan atau mematikan
rangkaian secara keseluruhan
C. Putar
timer mekanik sesuai pewaktu yang di inginkan
D. Aktifkan saklar yang berfungsi untuk menyambung atau memutuskan lampu terapi beserta
hourmeter
E. Lampu fototerapi siap di gunakan
F.
ü Cara Pengoperasian Fototerapi dengan Sensor Jarak
Diagram
Alur
Ketika
memulai maka kita lakukan inisialisasi pada LCD. Kemudian kita setting timer
berapa lama waktu penyinaran. Kemudian kita memilih menggunakan metode manual(pilih
MEN pada keyped) ataupun otomatis(pilih COR pada keyped), jika otomatis maka
kita klik tombol start dan jarak penyinaran sudah otomatis 45cm, jika belum
sesuai maka motor bekerja jika sudaah sesuai maka timer dan lampu bekerja, ketika sudah habis maka buzzer
berbunyi. Jika mode manual maka kita memilih secara manual jarak penyinaran.
Kemudian jika sudah selesai diatur maka timer dan lampu bekerja, ketika waktu
timer habis maka buzzer berbunyi.
CARA PERAWATAN
DAN PEMELIHARAAN
A. Bersihkan
papan lampu fototerapi dengan kain
lembut
B. Letakanlah
papan lampu fototerapi pada tempat
bidang datar
C. Jauhkan
dari jangkauan anak anak dan sinar matahari langsung
D. Tempatkanlah
pada tempat yang kering
6.
TROUBLESHOOTING
NO.
|
MASALAH
|
TROUBLESHOOTING
|
1
|
Gearboxnya aus
|
Diberi oli
|
2
|
LCD tidak menyala, pengaturan timer tidak dapat
dilakukan.
|
Menemukan kode ‘03030’ untuk sekedar menyalakan lampu
|
3
|
Sensor Infrarednya tidak berfungsi
|
-Ada jalur atau kabel yang putus.
-Ada kemungkinan terdapat komponen yang rusak
|
No.
|
MASALAH
|
TROUBLESHOOTING
|
4.
|
Sistem otomatis tidak bekerja
|
Memprogram ulang alat
|
5.
|
Kerangka alat tidak mampu menahan beban rangkaian dan lampu
|
Mendesain ulang kerangka alat
|
No comments:
Post a Comment