Sunday, October 29, 2017

Laporan Pratikum FOTOTERAPI

Laporan Pratikum II
FOTOTERAPI
1.DASAR TEORI
A. PENGERTIAN
Fototerapi adalah alat yang digunakan untuk menurunkan kadar bilirubin serum pada neonatus dengan hiperbilirubinemia jinak hingga moderat. Foto terapi dapat memecah bilirubin menjadi dipirol yang tidak toksis dan di Foto terapi biasanya sinar yang digunakan yaitu blue light dengan panjang gelombang 450-460Nm. Intensitas iluminasi 4500Lux jarak penyinaran pada bayi kurang lebih 450cm. Dalam prakteknya bisa menggunakan lampu TL karena memiliki intensitas yang sama atau paling tidak mendekati blue light.
B. INDIKASI
Penggunaan fototerapi sesuai anjuran dokter biasanya diberikan pada neonatus dengan kadar bilirubin indirect lebih ddari 10mg % sebelum tranfusi tukar, atau sesudah transfuse tukar.
C. PRINSIP KERJA FOTO TERAPI
Fototerapi dapat menyebabkan terjadinya isomerisasi bilirubin indirect yang mudah larut di dalam plasma dan lebih mudah di ekskresi oleh hati ke dalam saluran empedu. Meningkatnya foto bilirubin dalam empedu menyebabkan bertambahnya pengeluaran cairan empedu ke dalam usus sehingga peristaltic usus meningkat dan bilirubin akan lebih cepat meninggalkan usus.
D. MEMPERSIAPKAN UNIT FOTOTERAPI
1.  Pastikan bahwa tutup plastik atau pelindung berada pada posisinya. Hal ini mencegah cedera pada bayi jika lampu pecah dan membantu menapis sinar ultraviolet yang berbahaya.
2.  Hangkatkan ruangan tempat unit diletakkan, bila perlu, sehingga suhu dibawah sinar adalah 28oC sampai 30oC.
3.  Nyalakan unit, dan pastikan bahwa semua tabung fluoresen bekerja
4.  Ganti tabung fluoresen yang terbakar atau yang berkedip-kedip
 Catat tanggal tabung diganti dan ukur durasi total penggunaan tabung tersebut.
 Ganti tabung setiap 2000 jam penggunaan atau setelah tiga bulan, mana saja yang terlebih dahulu, walaupun tabung masih bekerja.
5.  Gunakan seprai putih pada pelbet, tempat tidur bayi, atau inkubator, dan letakkan tirai putih disekitar tempat area tempat unit diletakkan untuk memantulkan sinar sebanyak mungkinkembali ke bayi.
E. MENGGUNAKAN FOTOTERAPI
1. Letakkan bayi di bawah fototerapi
a.  Jika berat badan bayi 2 kg atau lebih, letakkan bayi telanjang pada pelbet atau tempat tidur. Letakkan atau jaga bayi kecil dalam inkubator.
b.  Perhatikan adannya bilier atau obstruksi usus.
R/fototerapi dikontraindikasikan pada kondisi ini karena fotoisomer bilirubin yang diproduksi dalam kulit dan jaringan subkutan dengan pemajanan pada terapi sinar tidak dapat diekskresikan.
c.  Ukur kuantitas fotoenergi bola lampu fluorensen (sinar putih atau biru) dengan menggunakan fotometer.
R/ intensitas sinar menembus permukaan kulit dari spectrum biru menentukan seberapa dekat bayi ditempatkan terhadap sinar. Sinar biru khusus dipertimbangkan lebih efektif daripada sinar putih dalam meningkatkan pemecahan bilirubin.
d.  Letakkan bayi di bawah sinar sesuai dengan yang di indikasikan.
e.  Tutupi mata bayi dengan potongan kain, pastikan bahwa potongan kain tersebut tidak menutupi hidung bayi. Inspeksi mata setiap 2 jam untuk pemberian makan. Sring pantau posisi.
R/ mencegah kemungkinan kerusakan retina dan konjungtiva dari sinar intensitas tinggi. Pemasangan yang tidak tepat dapat menyebabkan iritasi, abrasi kornea dan konjungtivitis, dan penurunan pernapasan oleh obstruksi pasase nasal.
f.    Tutup testis dan penis bayi pria
R/ mencegah kemungkinan kerusakan penis dari panas
2.   Ubah posisi bayi setiap 2 jam
R/ memungkinkan pemajanan seimbang dari permukaan kulit terhadap sinar fluoresen, mencegah pemajanan berlebihan dari bagian tubuh individu dan membatasi area tertekan.
3.   Pastikan bayi diberi makan :
a. Dorong ibu menyusui sesuai kebutuhan tetapi minimal setiap 2 jam :
  Selama pemberian makan, pindahkan bayi dari unit fototerapi dan lepaskan kain penutup mata.
  Memberikan suplemen atau mengganti ASI dengan jenis makanan atau cairan lain tidak diperlukan (mis: pengganti ASI,air, air gula,dsb)
b.  Jika bayi mendapkan cairan IV atau perasaan ASI, tingkatkan volume cairan dan/atau susu sebanyak 10% volume harian total perhari selama bayi dibawah sinar fototerapi
c.  Jika bayi mendapkan cairan IV atau diberi makan melalui slang lambung, jangan memindahkan bayi dari sinar fototerapi.
4.  Perhatiakan bahwa feses bayi warna dan frekuensi defekasi dapat menjadi encer dan urin saat bayi mendapatkan fototerapi. Hal ini tidak membutuhkan penangan khusus.
R/ defekasi encer, sering dan kehijauan serta urin kehijauan menandakan keefektifan fototerapi dengan pemecahan dan ekskresi bilirubin.
5.  Dengan hati- hati cuci area perianal setelah setiap defekasi , inspeksi kulit terhadap kemungkinan iritasi dan kerusakan.
R/ membantu mecegah iritasi dan ekskoriasi dari defekasi yang sering atau encer.
6. Lanjutkan terapi dan uji yang diprogramkan lainnya:
a.  Pindahkan bayi dari unit foterapi hanya selama prosedur yang tidak dapat dilakukan saat dibawah sinar fototerapi
b. Jika bayi mendapkan oksigen, matikan sinar sebentar saat mengamati bayi   untuk mengetahui adanya sianosis sentral (lidah dan bibir biru).
7.   Pantau kulit bayi dan suhu inti setiap 2 jam atau lebih sering sampai stabil (mis, suhu aksila 97,8 F, suhu rectal 98,9 F).
R/ fluktuasi pada suhu tubuh dapat terjadi sebagai respons terhadap pemajanan sinar, radiasi dan konveksi.
8.  Pantau masukan dan haluaran cairan, timbang BB bayi dua kali sehari. Perhatikan tanda- tanda dehidrasi (mis, penurunan haluaran urine, fontanel tertekan, kulit hangat atau kering dengan turgor buruk, dan mata cekung). Tingkatkan masukan cairan per oral sedikitnya 25%.
R/ peningkatan kehilangan air melalui feses dan evaporasi dapat menyebabkan dehidrasi.
9. Ukur kadar bilirubin serum setiap 12 jam:
R/ penurunan kadar bilirubin menandakan keefektifan fototerapi, peningkatan yang kontinu menandakan hemolisis yang kontinu dan dapat menandakan kebutuhan terhadap transfuis tukar.
a.  Hentikan fototerapi jika kadar bilirubin serum di bawah kadar saat fototerapi di mulai atau 15mg/dl (260umol), mana saja yang lebih rendah.
b.  Jika bilirubin serum mendekati kadar yang membutuhkan tranfusi tukar atau pemindahan dan segera rujuk bayi kerumah sakit tersier atau pusat spesialisasi untuk tranfusi tukar, jika memungkinkan. Kirim sampel darah ibu dan bayi.
10. Jika serum bilirubin tidak dapat diukur, hentikan fototerapi setelah tiga hari. Bilirubin pada kulit dengan cepat menghilang dibawah fototerapi. Warna kulit tidak dapat digunakan sebagai panduan kadar bilirubin serum selama 24 jam setelah penghentian fototerapi
11. Setelah fototerapi dihentikan :
a.    Amati bayi selama 24 jam dan ulangi pengukuran bilirubin serum, 
jika memungkinkan atau perkiraan ikterus dengan menggunakan metode klinis.
b.  Jika ikterus kembali ke atau di atas kadar di mulainya fototerapi, ulangi fototerapi dengan banyak waktu yang sama seperti awal pemberian. Ulangi langkah ini setiap kali fototerapi dihentikan sampai pengukuran atau perkiraan bilirubin tetap di bawah kadar yang membutuhkan fototerapi.
12. Jika fototerapi tidak lagi dibutuhkan, bayi makan dengan baik dan tidak terjadi masalah lain yang membutuhkan hospitalisasi, pulangkan bayi.
13. Ajari ibu cara mengkaji ikterus, dan anjurkan ibu kembali jika bayi menjadi lebih icterus.

F. EFEK SAMPING FOTOTERAPI
1. Tanning (perubahan warna kulit) : induksi sintesis melanin dan atau disperse oleh cahaya ultra violet.
2. Syndrome bayi Bronze : penurunan ekskresi hepatic dari foto produk bilirubin.
3. Diare : bilirubin menginduksi seksresi usus.
4. Intoleransi laktosa : trauma mukosa dari epitel villi.
5. Hemolisis : trauma fotosensitif pada eritrosist sirkulasi.
6. Kulit terbakar : paparan berlebihan karena emisi gelombang pendek lampu fluoresen.
7. Dehidrasi : peningkatan kehilangan air yang tak disadari karena energy foton yang diabsorbsi.
8. Ruam kulit : trauma fotosensitif pada sel mast kulit dengan pelepasan histamine.
G. ALAT FOTOTERAPI
Bagian- bagian alat fototerapi
1. Kabel penghubung alat dengan sumber listrik
2. Pengatur jarak lampu dengan bayi
3. Tombol power on/off untuk menghidupkan atau mematikan lampu fototerapi
4. Hourmeter (petunjuk berapa jam fototerapi yang sudah dipakai).


2. MANFAAT FOTOTERAPI
        Fototerapi digunakan untuk menurunkan kadar bilirubin serum pada neonatus dengan hiperbilirubinemia jinak hingga moderat, sehingga biasanya digunakan untuk mengobati penyakit kuning pada bayi yang kurang gizi atau bayi yang lahir prematur, atau bisa juga ntuk menyembuhkan psiorisis, ataupun jerawat.




3.   BLOK DIAGRAM
ü  Blok Diagram pada Rangkaian Fototerapi

PLN

CONTROL UNIT

TIMER

LAMPU TERAPI

HOUR METER
 







PLN memberi tegangan pada control unit control. Yang dimaksud unit control adalah rangkaian yang digunakan untuk mengontrol rangkaian lain dalam hal ini rangkaian lampu terapi. Sedangkan timer di sini berfungsi untuk mengatur aktif atau tidaknya hourmeter dan lampu terapi. Lampu terapi merupakan inti dari alat ini yang biasanya berfungsi untuk mengobati penyakit kuning pada bayi. Dan hourmeter merupakan alat yang berfungsi untuk menghitung waktu lampu terapi.
ü  Blok Diagram pada Rangkaian Fototerapi dengan Sensor Jarak
Mengatur setting timer atau lamanya penyinaran pada bayi dengan menggunakan keyped dan ditampilkan di LCD. Infrared prinsip kerjanya akan memancarkan cahaya kemudian akan diterima dalam bentuk tegangan analog. Selama jarak belum sesuai maka motor AC akan bekerja, jika sudah sesuai maka motor akan berhenti. Ketika motor berhenti maka blue light akan menyala diikuti oleh Hourmeter. Ketika waktu setting timer berhenti maka buzzer berbunyi.

  1. SKEMATIK RANGKAIAN
ü  Skematik Rangkaian Fototerapi
Cara Kerja Rangkaian:
Ketika rangkaian mendapatkan tegangan maka tekan saklar untuk menyambungkan rangkaian yang terputus sehingga rangkaian mendapatkan tegangan kemudian lampu indikator menyala. Tekan saklar ON yang dapat  mengaktifkan lampu dan hourmeter. Setelah ditekan maka koil timer mendapat tegangan beserta koil relay sehingga kontak timer pada NC mendapat tegangan,  dan relay kontak 1 ada pada NO, namun setelah saklar ON dilepas tetap pada NO karena ada rangkaian pengunci. Pada kontak relay 2 tepatnya pada NO terhubung secara paralel antara hourmeter dan lampu terapi sehingga keduanya aktif. Dan ketika waktu timer sudah terpenuhi maka kontak timer 1 ke NO, sehingga lampu dan hourmeter mati, namun lampu indikator tetap menyala. Dan ketika saklar untuk memutus dan menyambungkan rangkaian di offkan maka rangkaian beserta lampu tidak bekerja.
ü  Skematik Rangkaian pada Fototerapi dengan Sensor Jarak

Rangkaian komparator digunakan sebagai sebagai pembanding antara tegangan yang dihasilkan oleh sinar infrared dengan tegangan referensi. Ketika infrared jauh maka tegangannya kecil sehingga yang keluar di output adalah 12 Volt atau tegangaan referensi, sehingga transistor saturasi dan relay aktif, mentrigger MOC dan TRIAC sehingga motor menyala. Fototransistor akan menyesuaikan jarak apakah harus naik ataupun turun. Dan ketika motor turun, maka jarak antara bayi dan fototerapi dekat sehingga tegangan yang keluar 0, dan motor tidak bekerja. Ketika motor tidak bekerja, sehingga lampu dan hourmeter bekerja, ketika setting timer habis maka buzzer akan bekerja.

5.      PENGOPERASIAN DAN PEMELIHARAAN
CARA PENGOPRASIAN ALAT
ü  Cara Pengoperasian Fototerapi
A.    Hubungkan tusuk kontak ke tegangan PLN 220 Volt/ 50 Hz
B.     Nyalakan tombol saklar yang berguna untuk menghidupkan atau mematikan rangkaian secara keseluruhan
C.     Putar timer mekanik sesuai pewaktu yang di inginkan
D.    Aktifkan saklar yang berfungsi untuk menyambung atau memutuskan lampu terapi beserta hourmeter
E.     Lampu fototerapi  siap di gunakan
F.       
ü  Cara Pengoperasian Fototerapi dengan Sensor Jarak
Diagram Alur

Ketika memulai maka kita lakukan inisialisasi pada LCD. Kemudian kita setting timer berapa lama waktu penyinaran. Kemudian kita memilih menggunakan metode manual(pilih MEN pada keyped) ataupun otomatis(pilih COR pada keyped), jika otomatis maka kita klik tombol start dan jarak penyinaran sudah otomatis 45cm, jika belum sesuai maka motor bekerja jika sudaah sesuai maka timer dan lampu  bekerja, ketika sudah habis maka buzzer berbunyi. Jika mode manual maka kita memilih secara manual jarak penyinaran. Kemudian jika sudah selesai diatur maka timer dan lampu bekerja, ketika waktu timer habis maka buzzer berbunyi.

     CARA PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN
A.    Bersihkan papan lampu fototerapi dengan kain lembut
B.     Letakanlah papan lampu fototerapi pada tempat bidang datar
C.     Jauhkan dari jangkauan anak anak dan sinar matahari langsung
D.    Tempatkanlah pada tempat yang kering


6.      TROUBLESHOOTING
NO.
MASALAH
TROUBLESHOOTING
1
Gearboxnya aus
Diberi oli
2
LCD tidak menyala, pengaturan timer tidak dapat dilakukan.
Menemukan kode ‘03030’ untuk sekedar menyalakan lampu
3
Sensor Infrarednya tidak berfungsi
-Ada jalur atau kabel yang putus.
-Ada kemungkinan terdapat komponen yang rusak


No.
MASALAH
TROUBLESHOOTING
4.
Sistem otomatis tidak bekerja
Memprogram ulang alat
5.
Kerangka alat tidak mampu menahan beban rangkaian dan lampu
Mendesain ulang kerangka alat


No comments: