Friday, November 17, 2017

MATKUL PERALATAN DIAGNOSTIK I

Daftar Isi
Daftar Isi.................................................................................................1
BAB I                        
A.    Latar Belakang............................................................................2
B.     Rumusan Masalah.......................................................................2
BAB II           
A.    Stetoskop.....................................................................................3
B.     Tensimeter Aneroid....................................................................15
C.     Tensimeter Air Raksa.................................................................18
D.    Tensimeter Digital......................................................................31
E.     Prinsip Dasar Stetoskop..............................................................42
F.      Prinsip Dasar Tensimeter............................................................54
G.    Anatomi Jantung.........................................................................64
H.    Prinsip dasar ECG.......................................................................67
I.       Blok Diagram ECG.....................................................................73
J.       Sadapan ECG..............................................................................75
K.    Pengoperasian dan Perawatan ECG............................................80
L.     Perkembangan ECG....................................................................83
BAB III         
            Kesimpulan dan Saran................................................................93
Daftar Pustaka........................................................................................94
BAB I
PENDAHULUAN

1.      Latar belakang
Stetoskop, tensimeter, dan EKG merupakan peralatan diagnostik yang sering digunakan di masyarakat. Fungsi stetoskop yaitu untuk mendiagnosa suara yang dihasilkan oleh tubuh. Sedangkan fungsi tensimeter adalah untuk mendiagnosa penyakit melalui tekanan darah. Dan fungsi EKG adalah untuk mendiagnosa penyakit lewat sinyal jantung.
Di masyarakat ketiga alat ini tidak asing lagi dan sangat berguna pada kehidupan masyarakat di bidang medis. Oleh sebab itu kita sebagai teknisi elektromedik harus mengetahui prinsip dasar, pengoperasia, maintenance, hingga troubleshootingnya,

2.     Rumusan Masalah
·         Memahami prinsip kerja, pengoperasian, perawatan, dan troubleshooting stetoskop, tensimeter, dan EKG.
·         Memahami perkembangan dari stetoskop, tensimeter, dan EKG.
·         Menganalisis dari hasil alat stetoskop, tensimeter, dan EKG





BAB II
DASAR TEORI
A.    STETOSKOP
1.      DASAR TEORI
Kata ini berasal dari bahasa Yunani. Stethos berarti dada dan Skope berarti memeriksa. Stetoskop adalah sebuah alat untuk memeriksa suara dalam tubuh. Banyak suara di dalam daerah dada yang dapat dimanfaatkan untuk diagnosis penyakit. Suara suara itu terutama berasal dari jantung dan paru paru. Sebelum adanya alat ini, untuk memeriksa dada cara yang digunakan adalah perabaan dan mengetuk dengan tangan, dan menempelkan telinga ke dada. Alat ini diciptakan oleh Rene-Theophile-Hyacinthae-Laennec pada tahun 1816. Seorang dokter sering terlihat atau digambarkan dengan stetoskop tergantung pada bagian lehernya, sehingga alat ini sering dianggap sebagai simbol pekerjaan dokter.Stetoskop adalah ata yang sering digunakan oleh seorang dokter. Sebelum stetoskop ditemukan, untuk mendengarkan suara di dalam tubuh dokter meletakkan telinganya pada badan pasien. Awal Mulanya Stetoskop ditemukan di Perancis pada tahun 1816 oleh René-Théophile-Hyacinthe Laennec. Yang terbuat dari tabung kayu kosong. Pada waktu itu tempat Laennec kedatangan seorang gadis dengan gejala umum sakit jantung. Konon pasien tersebut gemuk, muda, dan perempuan, maka ia merasa bahwa metode pemeriksaan yang lazim tersebut tidaklah pantas. Ia punya ide untuk menggulung beberapa lembar kertas membentuk silinder dan menempelkan salah satu ujungnya ke telinganya dan ujung yang lain ke dada di atas jantung gadis tersebut. Ide ini mendorongnya untuk menciptakan suatu silinder kayu berongga dengan panjang 30 cm dan diameter bagian dalamnya sekitar 1 cm serta diameter bagian luarnya 4 cm.
 
           Stetoskop digunakan sebagai alat untuk mendiagnosa penyakit tertentu. Stetoskop dapat menyalurkan suara tertentu dan menghilangkan suara yang lain. Stetoskop adalah “Alat bantu pendengaran” yang sederhana ini memungkinkan dokter mendengar suara-suara yang berasal dari dalam tubuh, terutama jantung dan paru selain persendian serta arteri yang tersumbat secara parsial.
Berikut ini merupakan gambar dari stetoskop
     
2.      BAGIAN – BAGIAN STETOSKOP BESERTA FUNGSINYA
a.     Earpiece
Earpiece merupakan bagian stetoskop yang menempel pada telinga, umumnya berbahan karet yang lembut ataupun plastik yang keras. Untuk stetoskop dengan harga murah umumnya bagian eartips berbahan plastik sedangkan untuk stetoskop yang harganya lebih mahal bagian eartips terbuat dari karet yang lembut. Aabila anda hendak membeli stetoskop, maka pilihlah earpiece yang terbuat dari bahan karet sebab lebih nyaman serta tidak akan menimbulkan rasa sakit ketika digunakan.
b.     Binaural atau Pipa besi
Binaural berguna menjaga stetoskop supaya tetap tegak serta tidak lembek. Bagian binaural ini ada besi stainless lentur agar nyaman dipakai serta sesuai dengan posisi telinga. Umumnya stetoskop tidak tegak lurus, tetapi agak bengkok mengikuti posisi telinga kanan serta kiri. Apabila anda merasa tidak nyaman sewaktu menggunakan stetoskop cobalah untuk ditukar antara kanan dengan kiri eartipsnya.
c.     Tubing atau Selang karet
Tubing berfungsi untuk menyalurkan suara dari chestpiece ke telinga. Bagian ini umumnya berjumlah 1 buah. Tubing terbuat dari karet yang lentur. Ada pula stetoskop yang terdiri dari 2 selang, disebut sprague rappaport.
d.     Chestpiece
Chestpiece merupakan bagian stetoskop yang ditempelkan ke tubuh pasien guna menangkap suara yang sedang diperiksa. Berdasarkan total kepalanya, chestpiece terbagi menjadi 2 antara lain dual head serta single head. Untuk chestpice Dual Head adalah stetoskop yang mempunyai dua muka depan serta belakang, keduanya dapat dipakai untuk kebutuhan pemeriksaan yang berbeda. Kepala pada bagian depannya yang terdapat membrannya sedangkan untuk bagian belakangnya yang tidak terdapat membrannya. Untuk memakai salah satu dari kedua kepala tersebut hanya dengan memutar pin pada chestpiecenya. Nah untuk diafragma berfungsi untuk mendengarkan suara pada paru jadi pada stetoskop memiliki 2 kegunaan, dimana perbedaanya hanya terletak pada frekuensinya saja.

3.      FUNGSI STETOSKOP
1.         Untuk memeriksa suara detak jantung
2.         Untuk memeriksa pernapasan pada paru-paru
3.         Untuk digunakan mendengar aliran darah di dalam arteri dan vena.

4.      PRINSIP KERJA STETOSKOP
Stetoskop digunakan saat ini didasarkan pada karya asli Laennec, yakni terdiri dari 2 bagian utama: Sungkup (bell) untuk menghimpun suara dari daerah yang akan diperiksa. Sungkup bisa jadi terbuka atau tertutup oleh membran tipis. Bagian kedua adalah earpieces.
Sungkup atau mangkuk terbuka (open bell) berfungsi untuk menyesuaikan impedansi antara kulit dan udara. Kulit manusia memiliki frekuensi resonansi alami yang efektif untuk menghantarkan bunyi jantung. Kulit pasien yang bersentuhan dengan sungkup terbuka berfungsi seperti diafragma. Frekuensi resonansi ditentukan oleh diameter sungkup dan tekanan sungkup pada kulit. Semakin kencang kulit tertarik atau semakin kecil diameter sungkup, semakin tinggi frekuensi resonansinya. Murmur jantung yang frekuensinya rendah tidak akan terdengar apabila stetoskop terlalu kencang ditekan ke kulit. Sungkup atau mangkuk tertutup (closed bell), yaitu sebuah sungkup yang memiliki diafragma dengan frekuensi resonansi tertentu. Frekuensinya biasanya tinggi sehingga mampu menapis suara-suara berfrekuensi rendah. Frekuensi resonansinya ditentukan juga oleh faktor-faktor yang sama dengan faktor yang mengatur frekuensi sungkup terbuka. Stetoskop sungkup tertutup digunakan khususnya untuk mendengarkan bunyi paru yang frekuensinya lebih tinggi daripada bunyi jantung.
Walaupun selang hanya berperan mengantarkan gelombang suara dari sungkup keearpieces, tetapi perhitungannya tidak sederhana. Suara termasuk dalam kategori gelombang mekanik. Gelombang bunyi cenderung menyebar ke segala arah. Perhitungan bunyi tidak hanya menyangkut energi, tetapi menyangkut intensitas, yaitu energi yang menyebar pada semua bidang dalam suatu waktu. Bila diameter selang terlalu kecil, banyak suara yang akan hilang akibat gesekan. Jika diameter terlalu besar, maka volume udara yang dipindahkan menjadi terlalu banyak. Untuk frekuensi di atas 100 Hz efisiensinya akan berkurang seiring dengan semakin panjangnya selang. Misalkan dengan perubahan selang dari panjang 7,5 cm menjadi 66 cm menyebabkan frekuensi suara yang sebesar 200 Hz akan hilang sebesar 15 dB selama perambatan. Biasanya agar didapatkan hasil yang baik, stetoskop dibuat dengan panjang selang 25 cm dan lubang yang berdiameter 0,3 cm. Ini boleh jadi merupakan hasil terbaik setelah ujicoba dari berbagi ukuran. Earpieces harus terpasang tepat di telinga karena kebocoran udara mengurangi suara yang terdengar. Semakin rendah frekuensi suara tentunya semakin bermakna kebocoran tersebut.
5.      JENIS – JENIS STETOSKOP
Ada dua jenis stetoskop: akustik dan elektronik.
1.      Stetoskop akustik 
Stetoskop akustik yang paling umum digunakan, dan beroperasi dengan menyalurkan suara dari bagian dada, melalui tabung kosong berisi-udara, ke telinga pendengar. Bagian “chestpiece” biasanya terdiri dari dua sisi yang dapat diletakaan di badan pasien untuk memperjelas suara; sebuaah diaphgram (disk plastik) atau “bell” (mangkok kosong). Bila diaphgram diletakkan di pasien, suara tubuh menggetarkan diaphgram, menciptakan tekanan gelombang akustik yang berjalan sampai ke tube ke telinga pendengar. Bila “bell” diletakkan di tubuh pasien getarakn kulit secara langsung memproduksi gelombang tekanan akustik yang berjalan ke telinga pendengar. Bell menyalurkan suara frekuensi rendah, sedangkan diaphgram menyalurkan frekuensi suara yang lebih tinggi. Stetoskop dua sisi ini diciptakan oleh Rappaport dan Sprague pada awal abad ke-20. Permasalahan dengan akustik stetoskop adalah tingkatan suara sangat rendah, membuat diagnosis sulit.


2.      Stetoskop elektronik 
Stetoskop elektronik mengatasi tingkatan suara yang rendah dengan cara memperkuat suara tubuh. Sekarang ini, telah ada beberapa perusahaan menawarkan stetoskop elektronik, dan mungkin dalam beberapa tahun lagi, stetoskop elektronik akan menjadi lebih umum dari stetoskop akustik.

     
6.      KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN STETOSKOP
Keuntungan stetoskopKeuntungan keseluruhan stetoskop adalah bahwa hal itu memungkinkan para profesional medis untuk mendengarkan suara yang dihasilkan oleh jantung, paru-paru dan usus. Setiap fungsi yang abnormal dalam sistem ini dalam tubuh dapat segera terlihat dengan penggunaan yang tepat dari stetoskop. Beberapa stetoskop sangat sensitif dan bahkan bisa bekerja melalui pakaian.
Kerugian stetoskopSejak stetoskop memperbesar suara, suara yang disengaja yang terlalu keras berpotensi dapat merusak telinga pendengar. Stetoskop juga harus selalu dibersihkan karena kemampuan mereka untuk menyebarkan kuman dan virus. Karena mereka biasanya digunakan pada kulit yang telanjang dan kadang-kadang pada pasien yang sangat sakit, pembersihan tepat sangat penting.


7.      CARA MENGOPERASIKAN STETOSKOP PADA PASIEN
Cara menggunakan Stetoskop kepada pasien adalah sebagai berikut :
1. Siapkan klien dengan posisi senyaman mungkin
2. Buka bagian baju yang menutupi dada klien
3. Pasang stetoskop pada telinga pemeriksa
4. Gunakan diafragma untuk dewasa dan bell untuk anak-anak
                      
5. Letakkan stetoskop diatas kulit pada area intercostal (otot antar tulang rusuk)
6. Instruksikan pada pasien untuk bernafas perlahan dengan mulut sedikit tertutup
Fase inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot antartulang rusuk sehingga rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk. Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antara tulang rusuk ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.
8. Catat hasil auskultasi (Auskultasi, adalah sebuah istilah kedokteran di mana seorang
dokter mendengarkan suara di dalam tubuh pasien untuk mendapatkan informasi fungsinya)

8.      CARA MERAWAT ATAU MEMELIHARA STETOSKOP
ü  Copot eartip dan bersihkan. Kalau sulit, bisa tanya ke petugas toko saat kita membeli stetoskop. Atau saat membeli, kita harus tahu juga cara mencopot dan memasang setoskop dengan baik dan benar.Untuk perawatan dan pembersihan, yang harus diperhatikan adalah melakukannya dengan rutin 1 bulan sekali, jika memang dipakai setiap hari. Agar performa akustik tetap baik. Untuk pembersihan, alat dan bahan yang dibutuhkan adalah pembersih untuk vinil, plastik dan karet, pembersih logam, pelumas, tisu.
ü  Usap seluruh permukaan diafragma dan bell dengan alcohol isopropyl 70%. Cuma diagfragma dan bell. Hal ini bisa mengurangi jumlah bakteri hingga 94%. Lalu beri sedikit pelumas khusus di lubang suara, putar-putar agar pelumas tersebar, di lubang suara ya, bukan di batangnya. Untuk pipa karet, bersihkan dengan pembersih vinil, plastic, dan karet. Kayaknya ada tuh di toko alat kesehatannya.
ü  Jangan pernah mencelupkan stetoskop ke dalam cairan apapun, atau terkena proses sterilisasi, misalnya menggunakan alcohol. Jika desinfektan diperluikan, pakailah larutan alcohol isopropil 70%.
ü  Jauhkan dari panas dan dingin yang ekstrim, minyak, dan pelarut lainnya.
ü  Pipa stetoskop biasanya terbuat dari PVC (polyvinylchloride). PVC  ini lama-lama akan menjadi kaku bila bersentuhan dengan kulit, karena ada minyak yang keluar dari sana. Jadi, bila mau digantungkan di leher, jangan langsung kena kulit leher, gantungkan di kerah baju atau jas. Hal ini memang tidak mencegah kekakuan, tapi bisa memperlama terjadinya kekakuan tersebut.

9.      TROUBLESHOOT PADA STETOSKOP
Masalah :
Suara dari tubuh pasien tidak jelas terdengar
Penyelesaian
1.      Letakkan membran atau diapragm pada posisi benar
2.      Cek membran / diagprm apa sobek atu tidak layak pake
3.      Periksan ring
4.      Periksa ear tip
5.      Lakukan pengecekan pada tubing dan stem
6.      Periksa sensor
7.      Cek power supllay
8.      Periksa adcnya
9.      Stel volume
10.  Periksa output pada speaker,












B.     TENSI ANEROID
Tensimeter Aneroid umumnya terdiri dari meteran pengukur tekanan, balon pompa, serta selang yang tersambung ke manset. Hasil pengukuran dapat diketahui dari angka yang ditunjukkan oleh jarum pada meteran. Kelebihan dari penggunaan Tensimeter Aneroid adalah bentuknya yang ringkas, sehingga mudah untuk dibawa bepergian.
Prinsip Kerja

Tekanan dalam bellow B didapat dari tekanan pompa udara sehingga pin P bergerak, gerakan dari pin P menyebabkan gigi G bergerak. Gerakan gigi G ini akan menyebabkan jarum bergerak di seluruh muka manometer. Di bawah jarum penunjuk terdapat pegas tipis yang berfungsi mengembalikan posisi jarum ke nol kembali ketika katup dibuka perlahan–lahan (udara dikeluarkan sedikit demi sedikit). Dengan demikian pembacaan tekanan darah dicatat oleh pengguna.




Blok Diagram
Pengoperasian

1. Menempatkan manset di lengan atas (kiri) yang tidak tertutup, lilitkan dengan selang yang mengarah ke telapak tangan, dan tanda arteri utama berada di atas arteri utama. Tepi manset harus sekitar 1,5 sampai 2,5 cm di atas bagian dalam engsel siku.
 2. Dengan katup tertutup, tekan pompa dan tetap memompa sampai mencapai nilai 30-40 mmHg di atas tekanan darah normal Anda.

3. Buka katup untuk mengeluarkan tekanan manset secara perlahan sebesar 2-3 mmHg per detik.
4. Catat awal suara Korotkoff (Korotkoff sound) sebagai tekanan sistolik, dan menghilangnya suara ini sebagai tekanan diastolik.
5. Setelah pengukuran selesai, buka katup secara penuh untuk melepas sisa udara dalam     manset.

Perawatan
  1. Setelah pengukuran selesai, lilitkan manset dengan tensimeter dan pompa serta simpan dalam kotaknya bersama dengan stetoskop. 
  2. Buang semua udara dalam manset sebelum disimpan. 
  3. Jangan pernah menyentuhkan manset atau komponennya dengan benda tajam. 
  4. Akurasi tensimeter dapat diperiksa secara visual: pastikan agar jarum berhenti dalam area garis merah di bawah "0" saat unit sudah benar-benar kosong. Normalnya, kalibrasi harus dilakukan setiap 2 tahun.


C.    TENSIMETER AIR RAKSA
A.    Pengertian
Tensimeter dikenalkan pertama kali oleh dr. Nikolai Korotkov, seorang ahli bedah Rusia, lebih dari 100 tahun yang lalu. Tensimeter adalah alat pengukuran tekanan darah sering juga disebut sphygmomanometer. Sejak itu,sphygmomanometer air raksa telah digunakan sebagai standar emas pengukuran tekanan darah oleh para dokter. Tensimeter atau sphygmomanometer pada awalnya menggunakan raksa sebagai pengisi alat ukur ini. Sekarang, kesadaran akan masalah konservasi lingkungan meningkat dan penggunaan dari air raksa telah menjadi perhatian seluruh dunia. Bagaimanapun, sphygmomanometer air raksa masih digunakan sehari-hari bahkan di banyak negara modern. Para dokter tidak meragukan untuk menempatkan kepercayaan mereka kepada tensimeter air raksa ini.
Banyak sekali masyarakat yang masih awam menggunakan Tensimeter Air Raksa, bahkan mereka harus datang ke Klinik atau Puskesmas terdekat hanya untuk memeriksakan tekanan darah  dan kebanyakan pihak klinik atau Puskesmas meminta uang jasa atas pemeriksaan tersebut. Tetapi, bila Anda dapat memeriksakan sendiri cukup di rumah saja tidak perlu ke Klinik atau Puskesmas dan juga dapat menghemat serta dapat menolong antar anggota keluarga, kerabat dan lainnya. Disini Kami akan menyampaikan informasi tentang cara penggunaan Tensimeter Air Raksa.
B.     Fungsi
Sphygmomanometer adalah alat yang di gunakan untuk mengukur tekanan darah yang bekerja secara manual saat memompa maupun mengurangi tekanan pada manset dengan sistem non invasive.
C.     Bagian – Bagian


1.      Menset, berfungsi untuk menampung udara yang dipompa dari bulb dan untuk mendeteksi tekanan darah pasien yang pada penggunaannya dipasang pada lengan pasien.
2.      Bulb atau pemompa, berfungsi untuk mempompa udara kedalam menset. Pada bulb terdapat :
a)      Valve Inlet atau klep masuk yang berfungsi untuk menghisap udara dari luar.
b)      Valve Output atau klep keluar yang berfungsi mengeluarkan udara dari dalam bulb ( di dalamnya terdapatfilter ).
c)      Valve pembuangan yang berfungsi untuk ruang udara dari menset pada saat pengukuran.
3.      Tabung kaca pengukur, berfungsi untuk mengukur air raksa yang dipompa oleh udara di dalam menset. Diatas tabung kaca pengukur terdapat lubang pembuangan udara.  
4.      Valve on/off, berfungsi untuk membuka atau menutup jalannya air raksa.
5.      Tabung air raksa, berfungsi untuk menampung air raksa. Diatas tabung air raksa terdapat filternya.
D.    Prinsip Kerja
Prinsip kerja alat pengukur tekanan darah (tensimeter) sama dengan U-Tube Manometer. Manometer adalah alat pengukur tekanan yang menggunakan tinggi kolom (tabung) yang berisi liquid statik untuk menentukan tekanan. Manset dipasang ‘mengikat’ mengelilingi lengan dan kemudian ditekan dengan tekanan di atas tekanan arteri lengan (brachial) dan kemudian secara perlahan tekanannya diturunkan. Pembacaan tinggi mercuri dalam kolom (tabung manometer) menunjukkan peak pressure (systolic) dan lowest pressure (diastolic).
E.     Pengoperasian Alat
a.       Buka Tensimeter Air Raksa tersebut.
b.      Geserlah jarum ke Arah ON agar air raksa naik.
c.       Raba nadi Pasien yang akan diperiksa kemudian pasanglah manset sesuai dengan ukuran pasien.
Meminta klien untuk meluruskan tangan ke depan dan menggangkatnya sejajar bahu (Bapak/ Ibu tolong tangan kiri/kanannya diluruskan kedepan telapak tangan menghadap ke atas lalu tolong tangan kiri/kanannya diangkat setinggi bahu), meraba arteri brachialis yang berada di bawah aksila sebelah dalam yaitu dengan cara menarik garis khayal dari tepi kelingking menuju ke atas sampai teraba denyut nadi arteri brachialis.
d.      Lilitkan manset tensimeter ke lengan atas kiri atau kanan di atas siku. Manset dililitkan pada bagian ini karena pada bagian ini terdapat pembuluh darah arteri yang berasal langsung dari jantung, pembuluh ini terletak dekat di bawah kulit dapat disebut juga Arteri Brachialis. Dan batas bawah manset setinggi 3 cm atau 2 jari diatas fosa kubiti.
·         Untuk memasang manset jenis perekat caranya pasang manset 3 cm atau 2 jari di atas fosa kubiti, lingkarkan kearah kanan/ searah jarum jam pada lengan tempat pemeriksaan lalu rekatkan pada perekat manset.
·         Jika menggunakan manset jenis pita kain caranya pasang manset manset 3 cm atau 2 jari di atas fosa kubiti, lingkarkan kearah kanan/ searah jarum jam pita kain pada lengan lalu kaitkan pengait pita pada pita yang di lingkarkan tadi.
·         Jika menggunakan manset jenis perekat yang terdapat pengaitnya caranya pasang karet manset 3 cm atau 2 jari di atas fosa kubiti, lingkarkan manset kearah kanan/ searah jarum jam pada lengan lalu selipkan ujung kerat manset pada lubang yang tersedia kemudian tarik manset dan rekatkan pada perekat.
·         Memastikan terpasang tidak terlalu kencang dengan merekatkan manset sesuai ukuran lengan klien.
e.       Menanyakan pada pasien apakah manset terpasang terlalu kencang/ tidak.
(Ibu/bapak) apakah manset yang saya pasang terlalu kencang atau longgar?  jika terpasang kencang maka longgarkan manset/ jika terlalu longgar maka kencangkan manset sesuai dengan lengan pasien. Maksimal 1 jari masih bisa dimasukkan dalam manset yang telah terpasang pada lengan pasien.

f.       Upayakan tensimeter diletakkan sejajar dengan jantung baik dalam posisi tidur maupun duduk atau berdiri, tangan diperiksa dalam keadaan rileks.Tutup katup pengatur udara pada pompa karet manset tensimeter dengan cara memutar ke kanan sampai habis.Menutup katub bulb pada tensimeter dengan cara memutar kearah kanan/ searah jarum menggunakan tangan dominan.
g.      Meraba denyut nadi arteri radialis. Meraba arteri radialis pada bagian atas pergelangan tangan pasien dengan jari telunjuk dan jari tengah secara lembut.
h.      Pasang stetoskop pada telinga Anda kemudian bagian yang pipih ditempelkan pada bagian lipatan siku di sebelah bawah lilitan manset.
i.        Memompa balon karet.
Meletakkan dua jari tangan non dominan diatas denyut nadi arteri radialis pada pergelangan tangan selanjutnya tangan dominan memompa balon karet secara perlahan dengan menggunakan tangan dominan sampai balon benar-benar kempis hingga denyut arteri radialis tidak teraba lagi. Menambahkan pompa sehingga air raksa naik 20 – 30 mmHg.
Pompalah udara ke dalam manset dengan cara menekan pompa karet berulang-ulang sampai tekanan menunjukkan angka 140 mmHg. Tekanan 140 mmHg ini atas dasar mmHg di atas tekanan systole yang diperkirakan pada orang dewasa normal (Tidak menderita hipertensi) yaitu 120 mmHg. Bila yang diperiksa adalah penderita hipertensi, maka naikkan kembali 20 mmHg dan seterusnya secara bertahap,
j.        Manset yang dipompa menyebabkan tekanannya meningkat dan menekan Arteri Brachialis sehingga aliran darah berhenti mengalir.
k.      Buka kembali katup pengatur udara dengan cara memutar katub bulb dengan cara meletakkan katub bulb diantara ibu jari dan jari telunjuk tangan dominan kemudian secara perlahan putar katub bulb kearah kiri/ berlawanan dengan jarum jam, sehingga air raksa turun dengan kecepatan 2 – 3 mmHg/detik atau 1 skala/detik sambil mendengarkan perubahan suara yang terjadi.Detakan yang didengar untuk pertama kali adalah sistolik, sedangkan detakan yang terakhir sebelum suara benar-benar hilang adalah suara diastolik.
Tekanan sistolik adalah besarnya tekanan yang timbul pada pembuluh arteri saat jantung memompa darah (berkontraksi).Sedangkan tekanan diastolik adalah tekanan saat jantung dalam fase istirahat. Alat ini sangat penting jika ada diantara keluarga menderita tekanan darah tinggi, maka perlu memiliki alat pengukur tekanan darah (sphygmomanometer). Salah satu kunci keberhasilan mengendalikan tekanan darah pasien tekanan darah tinggi adalah pengukuran tekanan darah secara teratur.
l.        Lepaskan manset dari lengan pasien.
·         Untuk melepaskan manset jenis perekat caranya lepaskan perekat secara perlahan dan lingkarkan kerah kiri/ berlawanan arah jarum jam.
·         Jika menggunakan manset jenis pita kain caranya lepaskan pengait pita secara perlahan dari pita manset kemudian lingkarkan pita manset dan genggam ditangan yang dominan supaya pita manset tetap rapi.
·         Jika menggunakan manset jenis perekat yang terdapat pengaitnya caranya melepaskan pita manset dengan perlahan dari perekatnya kemudian keluarkan pita manset dari lubang yang tersedia kemudian tarik manset kearah kiri/berlawanan jarum jam.
m.    Kemudian yang terakhir, rapikan kembali perlengkapan tensimeter tersebut.
a.       Membersihkan ear pieces stetoskop dan diafragma stetoskop dengan menggunakan kapas alkohol secara sirkuler.
b.      Meletakkan bekas kapas alkohol ke tempat sampah medis.
c.       Menutup kunci tabung air raksa tensimeter Hg dengan cara menggeser pengunci yang ada di bawah tabung air raksa kearah kanan kemudian mengecek kemblai apakah air raksa telahterkunci dengan cara memiringkan tensimeter.
d.      Merapikan pita manset dengan cara menggulung pita kain/ manset, meletakan karet pompa serta katub bulb dibawah manset yang telah tergulung serta meletakkanya pada bagian tengah tensimeter Hg yang kosong.
e.       Menutup tensimeter Hg dengan cara menurunkan bagian atas tensimeter Hg ke bagian bawah tensimeter sehingga kedua sisi menempel sampai terdengar suara klik.


F.      Kalibrasi Alat
a)    Buka tutup tabung air raksa, buka penutup tabung air raksa, keluarkan air raksa dengan hati-hati ke wadah yang aman.
b)   Lepaskan, U-Tube, tabung air raksa, selang, bulb, dan manset dari casing Tensimeter.
c)    Bersihkan bagian dalam U-Tube dan tabung air raksa, dari kotoran.
d)   Pasang kembali U-tube, tabung raksa, selang, manset dan bulb, pada casing Tensimeter.
e)    Isi tabung raksa dengan raksa hingga air raksa mencapai tepat di angka 0.
f)    Lakukan Kalibrasi dengan Phantom.
g)   Pasang Phantom pada sambungan selang Tensimeter.
h)   Nyalakan Phanthom, tekan tombol Zero, untuk melakukan zeroing.
i)     Pasang manset pada objek apa saja sebagai pengganti lengan pasien.
j)     Angka pada display harus menunjukkan angka 0 saat zeroing, bila tidak 0, tambah atau kurangi air raksa hingga zeroing menunjukkan angka 0.
k)   Pompa Tensimeter, liat posisi air raksa pada tensimeter dan samakan dengan angka yang ditunjukkan phanthom.
l)     Air raksa dan phantom harus menunjukkan angka yang sama (toleransi=1)
m) Bila berbeda, tambah atau kurangi air raksa.
n)   Setelah selesai tutup kembali tabung air raksa.
Atau dengan cara yang sederhana seperti berikut :
a)    sebelum dipakai, air raksa harus selalu tetap berada pada level angka nol (0 mmHg).
b)   Pompa manset sampai 200mmHg kemudian tutup katup buang rapat-rapat. Setelah beberapa menit, pembacaan mestinya tidak turun lebih dari 2mmHg ( ke 198mmHg). Disini kita melihat apakah ada bagian yang bocor.
c)    Laju Penurunan kecepatan dari 200mmHg ke 0 mmHg harus 1 detik, dengan cara melepas selang dari tabung kontainer air raksa.
d)   ika kecepatan turunnya air raksa di sphygmomanometer lebih dari 1 detik, berarti harus diperhatikan keandalan dari sphygmomanometer tersebut. Karena jika kecepatan penurunan terlalu lambat, akan mudah untuk terjadi kesalahan dalam menilai. Biasanya tekanan darah sistolic pasien akan terlalu tinggi (tampilan) bukan hasil sebenarnya.Begitu juga dengan diastolik.
Penurunan raksa yang lambat ini dapat disebabkan oleh keadaan berikut:
1.      Saringan yang mampet karena dipakai terlalu lama
2.      Tabung kaca kotor (air raksa oksidasi)
3.      Udara atau debu di air raksa
Alasan yang pertama mudah kelihatan. Ada dua saringan dalam setiap sphygmomanometer air raksa yaitu di lubang tabung kaca dan tendon. Saringan di atas tabung kaca dapat menjadi tersumbat dengan mudah. Ketika air raksa menyentuh saringan, akan terjadi kelebihan tekanan. Penanganan yang tidak baik setelah dipakai yaitu membiarkan air raksa di tabung kaca dan tidak kembali ke tabung air raksa.
Alasan yang kedua berkaitan dengan fakta bahwa air raksa adalah suatu logam berat dan berisi material yang tidak murni. Keadaan ini menyebabkan dalam waktu yang lama akan mengotori tabung gelas/kaca. Akibatnya gerakan raksa saat turun terhambat.
Alasan yang ketiga adalah masuknya gelembung udara. Ini disebabkan oleh cara penanganan yang tidak sesuai dari sphygmomanometer air raksa. Debu dapat masuk lewat udara. Memindahkan sphygmomanometer air raksa tanpa mengunci air raksa kembali ke kontainer dan meninggalkan klep membuka dapat menghasilkan suatu gelembung udara di air raksa.
G.    Kelebihan dan Kekurangan Tensimeter Air Raksa
a.       Kelebihan :
1.      Hasilnya lebih akurat
2.      Mudah dilihat karena mengkilap.
3.      Pemuaiannya teratur.
4.      Tidak membasahi dinding.
5.      Jangkauan suhunya cukup besar, yaitu -39 derajat Celcius sampai 357 derajat celsius.
b.      Kekurangan :
1.       Harganya mahal.
2.       Tidak dapat mengukur suhu sangat rendah (kurang dari -39 derajat celcius).
3.       Merupakan bahan beracun

H.    Cara membersihkan dan memperbaiki tensimeter air raksa.
Tensimeter jenis ini paling banyak dipergunakan oleh para tenaga medis dan mempunyai usia yang lama dalam penggunaanya asal perawatannya dijaga ya..
Persiapkan Peralatannya :
1.      Tang buaya atau tang kombinasi.
2.      Air raksa.
3.      Kasa / kain polos dengan ukuran minimal 20x20 cm.
4.      Kawat panjang 40cm dengan dia. 0.4 mm.
5.      Kapas.
6.      Wadah kecil / mangkuk.
7.      Syiringe / suntikan.
Pelaksanaannya :
1.      Buka tensimeter, perhatikan apakan dalam keadaan terbuka atau tertutup
tensimeternya, jika terbuka tutuplah pengaman air raksanya agar tidak tercecer saat gelas kaca ukur dibuka.
2.      Buka penutup atas dengan memutar berlawanan jarum jam.
3.      Ambil secara perlahan gelas ukur dan bersihkan dengan kawat dan kapas, hingga debu dankarat air raksa hilang.
4.      Siapkan mankuk atau wadah untuk menampung air raksa yang akan dikeluarkan darichambernya dengan membuka valve pengamannya.
5.      Kemudian taburkan letakan kain pada telapak lengan anda, dan letakkan air raksa diatasnya. setelah itu lakukan pemerasan hingga air raksa kembali bersih dari debu dan karat.
6.      Bersihkan chamber air raksa.
7.      Setelah bersih posisikan kembali gelas ukur.
8.      Isikan kembali air raksa yang telah bersih kedalam chamber dengan menggunakan syiringe/suntikan, isikan air raksa hingga menyentuh garis nol pada gelas ukur, jika kurang lakukanpenambahan dan tutup kembali bagian atasnya.
9.      Lakukan pengetesan dengan Pressure meter atau dengan membandingkan dengantensimeter lainnya dengan menghubungkan secara langsung untuk melakukan pengaturan /adjusment.
10.  Jika telah sama maka proses pengaturan selesai.
11.  Bersihkan pula Balon Pompa / Bulp tensi dengan membuka filter udara dan
membersihkannya dari debu.
12.  Ganti Maset dan Balon tensi yang bocor dan lap kembali.
13.  Proses pemeliharaan selesai.





D.    TENSIMETER DIGITAL
A.    DEFINISI TENSIMETER DIGITAL
Tensimeter dikenalkan pertama kali oleh dr. Nikolai Korotkov, seorang ahli bedah Rusia, lebih dari 100 tahun yang lalu. Tensimeter adalah alat pengukuran tekanan darah sering juga disebut sphygmomanometer. Sejak itu,sphygmomanometer air raksa telah digunakan sebagai standar emas pengukuran tekanan darah oleh para dokter. Tensimeter atau sphygmomanometer pada awalnya menggunakan raksa sebagai pengisi alat ukur ini. Sekarang, kesadaran akan masalah konservasi lingkungan meningkat dan penggunaan dari air raksa telah menjadi perhatian seluruh dunia. Bagaimanapun, sphygmomanometer air raksa masih digunakan sehari-hari bahkan di banyak negara modern. Para dokter tidak meragukan untuk menempatkan kepercayaan mereka kepada tensimeter air raksa ini. Berhubung kita telah membahas tensimeter secara general pada laporan pratikum kemarin maka sekarang kami akan membahas lebih spesifikasi tentang tensimeter digital.
Sphygmomanometer terdiri dari sebuah pompa, sumbat udara yang dapat diputar, kantong karet yang terbungkus kain, dan pembaca tekanan, yang bisa berupa jarum mirip jarum stopwatch atau air raksa. Sedangkan untuk digital terdiri dari board di lengkapi lcd dan switch start dan stop serta manset yang di lengkapi pipa udara
B.     JENIS-JENIS TENSIMETER DIGITAL
1.      Tensimeter Semi-digital

Tensimeter digital masih memakai valve untuk memberikan tekanan udara pada manset dan sekaligus mengeluarkannya. Jadi hampir sama dengan tensimeter air raksa Cuma membedakan tensimeter ini manual dengan di tampilkan di layar lcd.

2.      Tensimeter Digital Lengan
Tensimeter jenis ini angin otomatis akan dipompakan ke mansetnya dan begitu pula membuang angin tersebut secara otomatis. Jadi tensimeter ini lebih mudah di gunakan dan efisien sekali.
3.      Tensimeter Digital Wrist (Pergelangan Tangan)
Pemakaiannya lebih canggih lagi karena dipakai di pergelangan tangan lalu tinggal di aktifkan maka akan terbaca otomatis tekanan darah. Dengan getaran, manset yang melingkar di pergelangan tangan akan menekan pembuluh darah yang ada di pergelangan tangan

C.     BAGIAN-BAGIAN TENSIMETER DIGITAL
Time Button : Untuk mengatur waktu yang diperlukan saat kita memeriksa tekanan darah kita
LCD Display : Untuk menampilkan Sistole , Diastole Serta Detak Jantung Kita.
Battery Cover : Untuk memberikan tegangan daya pada tensimeter digital
Wrist Cuff : Untuk tempat mengukur tekanan darah di pergelangan kita ( manset ) MAM Switch : Merupakan selector opsi tambahan dari pabrikan MAM
Memory Button : Untuk menampilkan kembali data hasil tekanan darah pemeriksaan sebelumnya
I/O : Untuk Perintah On / Off pada tensimeter digital



D.    CARA MEMASANG MANSET
E.     RANGKAIAN
1.      Blok Diagram
Udara akan dipompa ke manset sekitar 20 mmHg di atas tekanan sistolik rata-rata (sekitar 120 mmHg untuk rata-rata). Setelah itu perlahan-lahan udara akan dilepaskan dari manset dengan mengendorkan knop pada tensimeter sehingga menyebabkan tekanan dalam manset akan menurun. Secara perlahan manset akan mengempes, kita akan mengukur osilasi kecil dalam tekanan udara dari manset lengan. Tekanan sistolik merupakan tekanan di mana denyut nadi mulai terjadi atau bisa dikatakan sebagai batas bawah. Kami akan menggunakan MCU untuk mendeteksi titik di mana osilasi ini terjadi dan kemudian merekam tekanan dalam manset. Kemudian tekanan dalam manset akan menurun lebih lanjut. Tekanan diastolik akan diambil pada titik di mana osilasi mulai menghilang.
Start button berfungsi untuk memulai pengukuran, saat start ditekan, maka MCU akan mengeksekusi perintah untuk menggerakkan motor untuk memompa udara ke cuff. Udara akan dipompa sampai mencapai tekanan 20 mmHg diatas tekanan sistolik. Sensor tekanan akan membaca dan mengeluarkan output yang diumpankan ke rangkaian amplifier dan akan diinputkan ke MCU. MCU akan menerima data dari ADC dan mengeluarkannya dalam display LCD.

2.      Gambar Rangkaian

3.      Minimum System

F.      STANDARD OPERASIONAL PREOSEDUR
1.      Pastikan tidak ada udara yang tersisa di dalam bladder pada manset. Kecuali untuk tipe advance yang memiliki sistem menguras udara residu pemeriksaan sebelumnya.
2.      Ukuran manset juga harus sesuai dengan pemasangan yang benar. Walau pun tipe automatis/digital bila manset yang digunakan tidak tepat, maka hasil pengukurannya pun akan tidak tepat.
3.      Bila memakai model sphygmomanometer digital yang wrist (model di pergelangan tangan), gunakanlah pergelangan tangan kiri, kecuali karena ada kondisi yang tidak memungkinkannya. Mengapa harus tangan kiri? Model wrist ini sangat sensitif sehingga lebih baik menggunakan tangan yang paling dekat dengan jantung. Jangan lupa juga untuk melepaskan jam tangan dan gelang.
4.       Posisi pemasangan manset (tipe apa pun juga) harus memperhatikan artery marking (penanda posisi arteri) yang ada pada manset.
5.      Sebelum menekan tombolnya, pastikan tingginya manset sama dengan jantung, sehingga disarankan diperiksa dalam keadaan duduk. Bila memakai model wrist, tempelkan pergelangan tangan yang diperiksa ke dada.
6.      Tekan tombol pemompa, dan tunggulah dengan sabar sampai alat benar-benar berhenti bekerja. Jangan bergerak, jangan bicara, dan jangan banyak bergoyang saat pemeriksaan; karena tensi meter digital terutama model wrist sangat sensitif, sehingga getaran kecil dapat membuat salah pembacaan.
7.      Baca hasilnya pada layar dan jangan dibulatkan.
8.      Bila akan dilakukan pemeriksaan kedua, berilah jarak interval setidaknya 5 menit untuk memberikan sistem peredaran darah kembali normal setelah tertekan saat pengukuran sebelumnya. Kemudian ulangi proses dengan cara yang sama.
G.    TROUBLESHOOTING
Untuk troubleshooting, bergantung pada merk dan pabrikan dari tensimeter digital tersebut. Yang akan dibahas adalah pabrikan dari tensoval comfort classic.

H.    PERAWATAN
1.      Hindarkan dari suhu dan kelembaban yang terlalu tinggi baik dalam penggunaan atau penyimpanan.
2.      Hindarkan dari zat-zat kimia yang dapat merusak alat.
3.      Hindarkan dari benda-benda tajam.
4.      Jagalah agar manometer (tabung mercury, gauge, atau LCD) dari benturan benda keras 
5.      Gunakan baterai berkualitas bagus. Jangan menggunakan yang murahan. Baterai yang murahan mudah bocor dan dapat menyebabkan kerusakan permanen pada alat.
6.      Jika tensimeter tidak digunakan dalam waktu yang lama, sebaiknya baterai dilepas.
7.      Selang penyalur udara dari manset hanya boleh ditarik keluar dari perangkat tensimeter dengan cara memegang soket penyambung. Jangan menarik selang keluar dengan cara memegang selang.
8.      Bersihkan perangkat tensimeter hanya dengan kain tidak keras, yang sedikit lembab. Jangan gunakan bahan pembersih atau bahan pelarut.
9.      Manset boleh dibersihkan dengan berhati-hati dengan kain yang  sedikit lembab yang dicelup dalam larutan sabun yang ringan. Manset tidak boleh dicelup sepenuhnya dalam air.

I.       KELEBIHAN DAN KELEMAHAN TENSIMETER DIGITAL
Tensimeter digital merupakan alat kesehatan yang berfungsi untuk mengukur tekanan darah yang bekerja secara digital (otomatis). Tensimeter digital memiliki beberapa keunggulan, yaitu :
·         Aman, karena tidak menggunakan air raksa yang berisiko radiasi logam berat.
·         Praktis, hasil pengukuran langsung ditampilkan pada layar digital.
·         Multifitur, alat ini biasanya dilengkapi juga dengan beragam fitur lain yang bermanfaat.
·         Grafik Lcd, Seperti grafik tekanan darah  dan fitur irreirreguler heart beat, tidak perlu pelatihan khusus untuk menggunakannya, karena cara penggunaan tidak jauh beda dengan tensimeter air raksa.
Namun demikian, tensimeter digital juga memiliki kelemahan yaitu
·         Tingkat akurasi pengukuran lebih rendah dari pada tensimeter raksa.
·         Akurasi pengukuran pada tensimeter digital ini dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya :
Ø  Kondisi baterai (daya)
Ø  Usia pemakaian (semakin lama pemakaian semakin menurun tingkat akurasi)
Ø  Teknologi produk.

Oleh karena itu kalibrasi secara berkala perlu dilakukan. Dan untuk proses kalibrasi digunakan tensimeter air raksa.














E.     PRINSIP DASAR STETOSKOP
1.      SEJARAH PENEMUAN STETOSKOP
Stetoskop adalah salah satu alat kedokteran yang sangat dibutuhkan oleh dokter, stetoskop tidak dapat lepas dari dokter karena selalu di bawa kemana-mana. Rene menemukan stetoskop pada tahun 1816. Rena Laennac adalah seorang penemu yang berkebangsaan Perancis yang lahir pada 17 Februari 1781 di Quimper, Perancis. Rene berprofesi sebagai seorang dokter, pada tahun 1816, ia sempat merasa kesulitan untuk mendeteksi detak jantung para pasien wanita yang mengalami sakit jantung. Ia kesulitan mendengarkan denyut jantung tanpa menggunakan alat bantu.
Sehingga ia berfikir untuk dapat menemukan alat yang dapat digunakan untuk mendengarkan detak jantung seseorang tanpa harus menempelkan telinganya di dada pasien, seperti yang dilakukannya selama ini untuk mendengarkan detak jantung pasiennya. Suatu hari saat Rene sedang jalan-jalan, ia melihat seorang anak kecil yang sedang menggunakan tongkat kayu panjang yang digunakan untuk mendengarkan suara ketukan dengan seksama. Melihat hal tersebut ia mendapatkan sebuah ide.
Rene menggulung kertas, kemudian ditempelkan pada tubuh pasiennya untuk dapat mendengarkan suara denyut nadinya. Beberapa waktu kemudian, Rene teringat dengan pernyataan Leonardo da Vinci. Leonardo menyatakan bila kayu dapat digunakan sebagai alat untuk memperbesar suara yang sangat pelan. Karena pernyataan tersebut, akhirnya Rene menggunakan kayu untuk dapat mengatasi kesulitannya dalam mendengarkan denyut nadi para pasiennya.
Setelah melakukan berbagai percobaan, Rene berhasil menciptakan sebuah alat baru yang diberi nama stetoskop. Nama stetoskop berasal dari bahasa Yunani, stethos artinya dada dan skopeein artinya memeriksa, sehingga stetoskop artinya alat memeriksa dada. Ia berhasil menemukan stetoskop saat ia bekerja di Hospital Necker. Pada awalnya alat tersebut berbentuk pipa selinder berlubang yang di buat dari kayu dengan panjang mencapai 5,9 inchi. Alat tersebut ditempelkan pada tubuh pasien, ujungnya ditempel pada telinga Rene untuk mendengarkan denyut nadi. Setelah mengalami perkembangan, bentuk stetoskop berubah menjadi gelas yang berbentuk pipa atau jam pasir yang panjangnya antara 15 sampai 22,5 cm.
Namun, penemuan stetoskop ini tidak langsung digunakan oleh para dokter dan Rene mendapat banyak kritikan. Seorang professor kedokteran mengatakan bila orang yang memiliki telinga untuk mendengar, maka gunakanlah telinganya jangan menggunakan stetoskop. Sehingga tidak banyak yang menggunakan stetoskop. 
Dengan kemajuan teknologi, pada abad ke-19, stetoskop dikembangkan dengan menggunakan bahan karet dan alumunium. Stetoskop temuan Rene, selanjutkan disempurnakan oleh Nicholas P Comins pada tahun 1829. Nicholas menciptakan stetoskop yang dapat mendengar denyut nadi dengan kedua telinga. Sehingga ia dapat menciptakan stetoskop yang kita kenal bentuknya hingga saat ini.
Penemuan stetoskop Rene dan Nicholas tersebut merupakan salah satu penemuan yang dapat mengubah dunia. Karena fungsi stetoskop kini dapat menjadi alat kedokteran yang harus digunakan untuk menganalisis penyakit para pasiennya. Rene Laennec tutup usia pada 13 Agustus 1826 di Ploare, pada usia 45 tahun karena penyakit TBC yang ia derita.
2.      FUNGSI STETOSKOP
Kegunaan stetoskop tidak hanya untuk kalangan medis saja. Ada pekerjaan teknik tertentu yang menggunakan stetoskop dalam pekerjaannya, biasanya yang berkaitan dengan suara yang lembut, misalnya pada industri pembuatan jam tangan. Stetoskop mempu menghasilkan suara tertentu dan mengabaikan atau menghilangkan suara yang tidak diperlukan.
Pada bidang medis kegunaan stetoskop adalah untuk :
1. Mendiagnosa tekanan darah
Tekanan darah atau tensi dapat diketahui menggunakan stetoskop dan tensimeter manual seperti tensi air raksa dan tensi aneroid / jarum. Namun tidak seperti tensimeter digital yang langsung menampilkan hasil berupa angka digital, pemeriksaan tekanan darah menggunakan stetoskop memerlukan keterampilan tertentu yang biasanya dimiliki oleh ahli kesehtan seperti dokter, perawat dan bidan.



2. Memeriksa paru paru dan saluran napas
Seorang ahli kesehatan dapat memberikan penilaian terhadap suara yang diperiksa dengan mendengarkan bunyi pada saluran napas baik pada paru-paru maupun saluran pernapasan atas.
Pemeriksaan saluran pernapasan dilakukan dengan menempelkan stetoskop pada punggung dan dada pasien. Pemeriksaan lainnya adalah dengan menghitung jumlah napas pasien.
3. Mendengarkan detak jantung
Ahli kesehatan dapat mendiagnosa adanya kelainan pada kesehatan jantung dengan mendengarkan bunyi yang timbul ketika memeriksa detak jantung. Pemeriksaan detak jantung biasanya dilakukan dengan menempelkan stetoSkop pada punggung atau dada pasien.
Untuk memeriksa kesehatan jantung ada stetoskop khusus yang disebut dengan stetoskop kardilogi. Stetoskop ini menghasilkan suara yang lebih baik untuk pemeriksaan jantung
4. Memeriksa saluran pencernaan
Stetoskop dapat digunakan untuk memeriksa saluran pencernaan dengan cara mendengarkan gerakan usus dan lambung. Ahli kesehatan dapat mendiagnosa kesehatan saluran pencernaan dengan menempelkan stetoskop pada perut pasien.
5. Mendiagnosa kelainan pada janin dalam kandungan
Kesehatan ibu dan janin dalam kandungan dapat diperiksa menggunakan stetoskop maupun lynex. Untuk pemeriksaan kesehatan janin dilakukan dengan mendengarkan detak jantung bayi.
3.      PRINSIP KERJA STETOSKOP
Prinsip kerja stetoskop yang utama yaitu dilakukan dengan menyesuaikan atau menyamakan impedansi antara kulit dan udara. Stetoskop yang digunakan saat ini mengacu pada prinsip kerja stetoskop yang merupakan hasil karya asli dari Laennec. Pada saat itu, Laennec membuat stetoskop yang terdiri dari 2 bagian utama yaitu bagian sungkup atau bell dan earpieces.
Sungkup atau bell memiliki fungsi untuk menghimpun suara dari daerah yang akan diperiksa seperti pada daerah dada. Pada kulit pasien yang bersentuhan dengan sungkup terbuka akan berfungsi seperti diafragma. Kulit pasien memiliki frekuensi resonan alami yang efektif dalam menghantarkan bunyi jantung. Sungkup bisa ditempatkan dalam posisi terbuka ataupun tertutup oleh bantuan suatu membran. Itulah prinsip kerja stetoskop pada bagian sungkup dan earpieces stetoskop pada umumnya di semua jenis stetoskop.
Stetoskop monoaural / lynex kayu

Stetoskop sprague dengan 2 selang

Stetoskop binaural animal theme
A.    STETOSKOP AKUSTIK                       
Prinsip kerja stetoskop akustik pada dasarnya sama dengan prinsip kerja stetoskop pada umumnya. Pada stetoskop akustik terdiri dari beberapa bagian seperti sunkup, selang dan earpieces. Prinsip kerja stetoskop akustik pada bagian sungkup khusunya pada sungkup dengan keadaan terbuka (open bell) maka akan berfungsi untuk menyesuaikan impedansi antara kulit dan udara. Bagian ini menghimpun suara dari daerah yang berkontak. Kulit pasien yang bersentuhan dengan sungkup terbuka berfungsi seperti diafragma. Kulit pasien memiliki frekuensi resonan alami yang efektif untuk menghantarkan bunyi jantung. Frekuensi resonan ditentukan oleh diameter sungkup dan tekanan sungkup pada kulit.
Semakin kencang kulit tertarik, semakin tinggi frekuensi resonan.Semakin besar diameter sungkup, semakin rendah frekuensi resonan kulit. Rentang suara yang diinginkan dapat diperluasdengan mengubah ukuran sungkup dan mengubah-ubah tekanan sungkup terbuka terhadap kulit(sehingga ketegangan pada kulit juga berbeda). Murmur jantung berfrekuensi rendah tidak akanterdengar apabila stetoskop terlalu kencang ditekan ke kulit.
Prinsip kerja stetoskop akustik selanjutnya yaitu pada bagian sungkup atau mangkuk pada posisi tertutup (closed bell). Pada keadaan ini sebuah sungkup memiliki diafragma dengan frekuensi resonansi tertentu. Frekuensi yang dihasilkan biasanya tinggi sehingga mampu menyingkirkan atau menapis suara-suara dengan frekuensi rendah. Frekuensi resonansinya juga ditentukan oleh faktor-faktor yang sama dengan faktor yang mengatur frekuensi sungkup terbuka. Pada bagian sungkup tertutup digunakan khususnya untuk mendengarkan bunyi paru –paru yang memiliki frekuensi lebih tinggi dari pada frekuensi bunyi jantung.
Pada bagian selang berperan dalam menghantarkan gelombang suara dari sungkup pada earpieces, tetapi perhitungan yang dilakukan tidak sederhana. Suara itu sendiri termasuk ke dalam kategori gelombang mekanik. Gelombang bunyi yang dihasilkan akan cenderung menyebar ke segala arah. Sehingga dalam perhitungan bunyi ini tidak hanya menyangkut energi, melainkan menyangkut intensitas, yaitu energi yang menyebar pada semua bidang dalam suatu waktu. Dalam prinsip kerja stetoskop akustik, apabila diameter selang terlalu besar, maka volume udara yang dipindahkan menjadi terlalu banyak. Untuk frekuensi diatas 100 Hz efisiensinya akan berkurang seiring dengan panjangnya selang.
Earpieces stetoskop harus terpasang tepat pada telinga karena kebocoran udara dapat mengurangi suara yang terdengar melalui stetoskop. Semakin rendah frekuensi suara tentunya akan semakin bermakna kebocoran tersebut. Itulah prinsip kerja stetoskop secara umum pada jenis stetoskop akustik. Setiap bagian dari stetoskop akustik ini memiliki prinsip kerja stetoskop yang umum dengan jenis stetoskop lainnya. Yang pada dasarnya sama-sama menghantarkan bunyi untuk sampai pada telinga pendengar atau pengguna stetoskop.
B.     STETOSKOP ELEKTRONIK
Stetoskop elektronik dilakukan dengan mengatasi tingkatan suara yang rendah dengan cara memperkuat suara tubuh. Pada saat sekarang ini, telah banyak perusahaan yang memproduksi dan menawarkan stetoskop elektronik, hingga mungkin pada akhirnya nanti jenis stetoskop elektronik akan menjadi lebih umum untuk digunakan daripada steto akustik.
Kedua jenis stetoskop baik akustik maupun elektronik pada umumnya digunakan sebagai alat untuk mendiagnosa penyakit tertentu. Keduanya memiliki kesamaan dalam menyalurkan suara tertentu dan menghilangkan suara yang lain. Keduanya mempunyai banyak fungsi dan menjadi alat yang sangat berguna untuk memeriksa tekanan darah, mendengar bunyi paru-paru, mendengar bunyi jantung, pemeriksaan prenatal, pemeriksaan pada bagian perut dan lain sebagainya.
5.      PERBEDAAN STETOSKOP AKUSTIK DAN STETOSKOP ELEKTRONIK
Pada dasarnya cara kerja stetoskop elektronik dengan stetoskop akustik itu sama. Perbedaan stetoskop elektronik dan stetoskop akustik terletak pada bagian-bagian dari stetoskop. Pada stetoskop akustik terdiri dari beberapa bagian seperti bell atau diafragma atau chestpiece, tubing atau selang dan earpiece. Stetoskop akustik beroperasi dengan cara menyalurkan suara dari bagian dada melalui tabung kosong berisi udara ke telinga pendengar. Pada bagian chestpiece dari stetoskop akustik terdiri dari dua sisi yang dapat diletakkan di badan pasien yang digunakan untuk memperjelas suara. Sisi dari chestpiece tersebut terdiri dari diafragma dan bell. Difragma memiliki bentuk seperti disk plastik sedangkan bell memiliki bentuk seperti mangkok kosong.
Apabila diafragma diletakkan bersentuhan dengan kuli pasein, maka suara yang ada dalam tubuh akan menggetarkan diafragma serta menciptakan gelombang akustik yang berjalan sampai ke tube kemudian ke telinga pendengar. Dan apabila bell diletakkan di kulit tubuh pasien dan menggetarkan kulit maka secara langsung dapat memproduksi gelombang tekanan akustik yang berjalan ke telinga pendengar. Bagian bell pada stetoskop akustik menyalurkan suara berfrekuensi rendah sedangkan diafragmanya menyalurkan suara berfrekuensi lebih tinggi.
Sedangkan pada stetoskop elektronik terdiri dari beberapa bagian diantaranya earpieces, selang atau tube dan chestpiece. Pada chestpiece stetoskop elektronik dilengkapi dengan suatu sensor elektronik yang dapat juga dihubungkan dengan PC. Stetoskop elektronik dapat mengatasi tingkatan suara yang rendah dengan cara memperkuat suara yang dihasilkan oleh tubuh. Pada bagian chestpiece inilah yang mendominasi perbedaan antara stetoskop elektronik dengan akustik.
Karena pada stetoskop elektronik ditambahkan dengan suatu sensor yang dapat mendeteksi bunyi tubuh agar terdengar lebih jelas. Selain itu pada masa sekarang telah diciptakan stetoskop elektronik yang dihubungkan dengan layar komputer, sehingga pemeriksa dapat menganalisis langsung suara berdasarkan suara yang di dengar dan jenis gelombang suara yang diperlihatkan melalui monitor.
F.     PRINSIP DASAR TENSIMETER
1.      Pengertian Tekanan Darah
a.       Definisi Tekanan
               Tekanan (p) adalah satuan fisika untuk menyatakangaya (F) per satuan luas (A). Ada pula pengertian lain dari tekanan, Tekanan adalah gaya yang bekerja pada permukaan benda tiap satuan luas, dirumuskan.F = P / A.
           Satuan tekanan dapat dihubungkan dengan satuan, yaitu volume atau isi dan suhu. Semakin tinggi tekanan di dalam suatu tempat dengan isi yang sama, maka suhunya akan semakin tinggi pula. Hal ini dapat digunakan untuk menjelaskan mengapa suhu di daerah pegunungan lebih rendah dari pada di dataran rendah, karena di dataran rendah tekanan lebih tinggi. 
b.      Tekanan Darah
Tekanan darah merupakan parameter yang dapat menunjukkan beberapa kelainan yang terjadi pada tubuh manusia. Alat pengukur tekanan darah atau yang juga biasa disebut dengan tensimeter dan sfigmomanometer biasa digunakan oleh para praktisi kesehatan untuk mengetahui kondisi tekanan darah pasiennya. Cara kerja alat pengukur tekanan darah ini sebenarnya cukup sederhana. Prinsip kerja alat pengukur tekanan darah sama dengan U-Tube Manometer. Manometer adalah alat pengukur tekanan yang menggunakan tinggi kolom (tabung) yang berisi cairan yang disebut cairan manometrik untuk menentukan tekanan cairan lainnya yang akan diukur. Dan berikut penjelasan singkat bagaimana cara kerja alat pengukur tekanan darah
Pengertian Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik – Tekanan pada dinding arteri selama fase detak jantung ketika kontraksi otot jantung dan memompa darah dari bilik ke dalam arteri disebut tekanan sistolik. Tekanan pada dinding arteri ketika otot jantung mengendur dan memungkinkan ruang untuk diisi dengan darah disebut tekanan diastolik.
Tekanan darah adalah kata yang umum yang digunakan untuk merujuk tekanan darah pada arteri. Sirkulasi darah terutama dilakukan oleh jantung, yang bertindak sebagai pompa. Ketika jantung memompa, darah akan dipaksa diarahkan ke aorta (pembuluh utama dimulai dari ventrikel kiri jantung untuk memberikan darah ke organ); ketika darah bertekanan memasuki aorta itu memberikan tekanan pada dinding, dan aorta memiliki kapasitas elastis untuk memperpanjang dan sedikit gembung.
c.       Klasifikasi Tekanan Darah 
Tekanan darah merupakan salah satu pengukuran yang penting dalam menjaga kesehatan tubuh, karena Tekanan darah yang tinggi atau Hipertensi  dalam jangka panjang akan menyebabkan perenggangan dinding arteri dan mengakibatkan pecahnya pembuluh darah. Pecahnya pembuluh darah inilah yang menyebabkan terjadinya Stroke. Beberapa penyakit yang diakibatkan oleh Tekanan darah tinggi diantaranya adalah Stroke, Penyakit Jantung, Penyakit Ginjal dan Aneurisma.
Pada umumnya Hipertensi atau Tekanan Darah Tinggi tidak menunjukan gejala ataupun tanda-tanda yang berarti sehingga seorang penderita Hipertensi sangat sulit untuk mengetahui apakah dirinya mengalami tekanan darah tinggi. Oleh karena itu, setiap orang dianjurkan untuk memeriksa Tekanan darahnya secara rutin dan berkala.
Terdapat 2 (dua) pengukuran penting dalam Tekanan darah, yaitu Tekanan Sistolik dan Tekanan Diastolik.
  • Tekanan Sistolik (Systolic Pressure) adalah Tekanan Darah saat Jantung berdetak dan memompakan darah.
  • Tekanan Diastolik (Diastolic) adalah Tekanan darah saat Jantung beristirahat di antara detakan.
Kategori
Tekanan Sistolik, mm Hg
Tekanan Diastolik, mm Hg
Hipotensi
< 90
< 60
Normal
90 – 119
60 – 79
Prehipertensi
120 – 139
80 – 89
Hipertensi Tingkat 1
140 – 159
90 – 99
Hipertensi Tingkat 2
160 – 179
100 – 109
Hipertensi Tingkat Darurat
≥ 180
≥ 110


Klasifikasi Tekanan Darah untuk Orang Dewasa
Berdasarkan Tabel Klasifikasi Tekanan Darah diatas, Tekanan Darah yang Normal adalah berkisar antara 90mmHg sampai 119mmHg untuk Tekanan Sistolik sedangkan untuk Tekanan Diastolik adalah sekitar 60mmHg sampai 79mmHg. Tekanan darah dibawah 90/60 mmHg dikategorikan sebagai Hipotensi (Hypotension) atau Tekanan Darah Rendah, sedangkan diatas 140/90mmHg sudah dikategorikan sebagai Tekanan Darah Tinggi  atau Hipertensi (Hypertension).
Pada umumnya, setelah dokter maupun perawat memeriksa tekanan darah kita, mereka akan memberitahukan kepada kita hasil pengukuran Tekanan Darah dengan menyebutkan Tekanan Sistolik dan Tekanan Diastoliknya baik secara lisan maupun tulisan. Contohnya 120/80. Dari contoh angka tersebut, maka kita dapat mengetahui bahwa Tekanan Sistolik adalah 120mmHg dan Tekanan Diastolik adalah 80mmHg.
Untuk mencegah Tekanan Darah Tinggi, kita perlu menjalani gaya hidup sehat dengan menghindari atau berhenti merokok, mengurangi konsumsi Garam dan Natrium yang berlebihan, membatasi konsumsi Alkohol, menjaga berat badan, mengonsumsi makanan yang berserat tinggi (sayur dan buah) serta rutin berolahraga.
Faktor yang mempengaruhi tekanan darah
Faktor-faktor yang menentukan tekanan darah adalah :

- Faktor Fisiologis :
a. Kelenturan dinding arteri
b. Volume darah, semakin besar volume darah maka semakin tinggi tekanan darah.
c. Kekuatan gerak jantung
d. Viscositas darah, semakin besar viskositas, semakin besar resistensi terhadap
aliran.
e. Curah jantung, semakin tinggi curah jantung maka tekanan darah meningkat
f. Kapasitas pembuluh darah, makin basar kapasitas pembuluh darah maka makin tinggi tekanan darah.

- Faktor Patologis:
a. Posisi tubuh : Baroresepsor akan merespon saaat tekanan darah turun dan berusaha menstabilankan tekanan darah
b. Aktivitas fisik : Aktivitas fisik membutuhkan energi sehingga butuh aliran yang lebih cepat untuk suplai O2 dan nutrisi (tekanan darah naik)
c. Temperatur : menggunakan sistem renin-angiontensin –vasokontriksi perifer
d. Usia : semakin bertambah umur semakin tinggi tekan darah (berkurangnya elastisitas pembuluh darah )
e. Jenis kelamin : Wanita cenderung memiliki tekanan darah rendah karena komposisi tubuhnya yang lebih banyak lemak sehingga butuh O2 lebih untuk pembakaran
f. Emosi : Emosi Akan menaikan tekanan darah karena pusat pengatur emosi akan menset baroresepsor untuk menaikan tekanan darah
1.      Prinsip Dasar U-Tube Manometer
U-Tube manometer dapat digunakan untuk mengukur tekanan dari cairan dan gas. Nama U-Tube diambil dari bentuk tabungnya yang menyerupai huruf U seperti pada gambar di bawah ini. Tabung tersebut akan diisi dengan cairan yang disebut cairan manometrik. Cairan yang tekanannya akan diukur harus memiliki berat jenis yang lebih rendah dibanding cairan manometrik, oleh karena itu pada alat pengukur tekanan darah dipilih air raksa sebagai cairan manometrik karena air raksa memiliki berat jenis yang lebih besar dibandingkan dengan berat jenis darah. Berikut skema pengukuran tekanan menggunakan manometer.




Tekanan dalam fluida statis adalah sama pada setiap tingkat horisontal (ketinggian) yang sama sehingga:
Untuk lengan tangan kiri manometer
Untuk lengan tangan kanan manometer
Karena disini kita mengukur tekanan tolok (gauge pressure), kita dapat menghilangkan PAtmosfer sehingga
Dari persamaan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa tekanan pada A sama dengan tekanan cairan manometrik pada ketinggian h2 dikurangi tekanan cairan yang diukur pada ketinggian h1. Dalam kasus alat pengukur tekanan darah yang menggunakan air raksa, berarti tekanan darah dapat diukur dengan menghitung berat jenis air raksa dikali gravitasi dan ketinggian air raksa kemudian dikurangi berat jenis darah dikalikan gravitasi dan ketinggian darah.

2.      Prinsip Dasar Tensimeter

Prinsip kerja alat pengukur tekanan darah (tensimeter) sama dengan U-Tube Manometer. Manometer adalah alat pengukur tekanan yang menggunakan tinggi kolom (tabung) yang berisi liquid statik untuk menentukan tekanan.
Yang terdiri dari:
-          Manset
-          Bulb dan valve
-          Measure Unit (Air raksa, manometer, dan LCD)
Manset dipasang ‘mengikat’ mengelilingi lengan dan kemudian ditekan dengan tekanan di atas tekanan arteri lengan (brachial) dan kemudian secara perlahan tekanannya diturunkan. Pembacaan tinggi mercuri dalam kolom (tabung manometer) menunjukkan peak pressure (systolic) dan lowest pressure (diastolic).
Pasien diposisikan di tempat yang nyaman, kemudian cuff untuk menahan aliran darah, dan bulb memompa, valve adalah katup untuk melonggarkan dan menguatkan bulb ketika memompa. Pada saat memberi tekanan pada cuff bulb juga memberi tekanan pada measure unit sehingga kita bisa melihat hasil tekanan darah.
            Keterangan:
Pasien : Objek yang akan diperiksa tekanan darahnya
Cuff : manset yang berfungsi menahan laju aliran darah
Bulb & valve : memberi tekanan udara pada cuff dan air raksa
Measure unit: tempat air raksa dan melihat salit pengukuran tekanan darah

Pengoperasian (SOP)
ü  Pemeriksa memasang kantong karet terbungkus kain (cuff) pada lengan atas.
ü  Stetoskop ditempatkan pada lipatan siku bagian dalam.
ü  Kantong karet kemudian dikembangkan dengan cara memompakan udara ke dalamnya. Kantong karet yang membesar akan menekan pembuluh darah lengan (brachial artery) sehingga aliran darah terhenti sementara.
ü  Udara kemudian dikeluarkan secara perlahan dengan memutar sumbat udara.
ü  Saat tekanan udara dalam kantong karet diturunkan, ada dua hal yang harus diperhatikan pemeriksa. Pertama, jarum penunjuk tekanan, kedua bunyi denyut pembuluh darah lengan yang dihantarkan lewat stetoskop. Saat terdengat denyut untuk pertama kalinya, nilai yang ditunjukkan jarum penunjuk tekanan adalah nilai tekanan sistolik.
ü  Seiring dengan terus turunnya tekanan udara, bunyi denyut yang terdengar lewat stetoskop akan menghilang. Nilai yang ditunjukkan oleh jarum penunjuk tekanan saat bunyi denyut menghilang disebut tekanan diastolik.












G.    ANATOMI JANTUNG
ž  Jantung merupakan sebuah organ yang terdiri otot
ž  Terletak pada rongga dada sebelah kiri.
ž  Jantung terdiri dari otot yang kuat dan berfungsi sebagai pompa.
ž  Jantung memompa darah secara terus menerus melalui sistim sirkulasi.
Lapisan jantung
a.  Epicardium atau perikardium
                  Lapisan jantung yang terdapat di sebelah dalam yang terdiri dari jaringan endotel atau selaput lender yang melapisi permukaan rongga jantung.
b.  Miokardium   
                  Lapisan inti dari jantung yang terdiri dari otot-otot jantung
C. Endokardium
                  Lapisan jantung terluar terdiri dari sel-sel endotel yang halus, permukaan tidak kaku dan berfungsi untuk mengumpulkan darah, memompa dan dapat membantu mengatur kontraktilitas.
ž  Vena kava superior adalah salah satu dari dua pembuluh darah utama yang membawa darah de-oksigen dari tubuh ke jantung
ž  Vena kava inferior adalah salah satu dari dua pembuluh darah utama yang membawa darah de-oksigen dari tubuh ke jantung
ž  Vena Pulmonalis adalah pembuluh darah mengangkut oksigen yang kaya dari paru ke atrium kiri
ž  Aorta adalah pembuluh darah tunggal terbesar di tubuh. Ini adalah kira-kira diameter ibu jari Anda
Cara Kerja Jantung
Kelainan Pada Jantung
Ø  Otot jantung yang lemah. Biasanya kelainan ini bawaan sejak lahir. Penderita jantung lemah tidak dapat melakukan aktivitas berlebihan, karena pemaksaan kinerja jantung yang berlebihan akan menimbulkan rasa sakit di bagian dada, dan kadangkala dapat menyebabkan tubuh menjadi nampak kebiru-biruan. Penderita lemah otot jantung ini mudah pingsan.


Ø  Penyakit Jantung Rematik
            Penyakit jantung rematik merupakan penyakit jantung yang disebabkan karena kerusakan katup jatung yang diakibatkan oleh demam rematik. Bakteri streptokokus adalah salah satu penyebabnya.
Ø  Arritmia
            Arritmia memiliki arti ‘irama jantung tidak normal’ diakibatkan oleh gangguan rangsang dan penghantaran rangsang jantung yang berat ataupun ringan.
Ø  Aterosklerosis
            Aterosklerosis diakibatkan oleh dinding arteri yang mengalami penebalan karena lemak, kolesterol dan buangan sel lainnya yang mengendap sehingga pasokan darah ke sel-sel otot mengalami penghambatan. Ateroskleroris bisa terjadi di seluruh bagian tubuh.








H.    PRINSIP DASAR ECG
            Alat ini merekam aktivitas listrik jantung pada waktu tertentu (saat pemeriksaan).
            Secara harafiah didefinisikan :
            “elektro” = berkaitan dengan elektronika,
            “kardio” = berasal dari bahasa Yunani yang artinya jantung,
            “gram” = berarti tulis / menulis.
                        Elektrokardiograf : alat untuk merekam atau menulis aktivitas listrik jantung
            Elektrokardiogram : merupakan suatu grafik yang dihasilkan oleh suatu elektrokardiograf.
Fungsi ecg
Diagnostik :
EKG berperan sebagai sarana alat bantu untuk mengetahui anatomi jantung :
      Mengetahui gangguan hantaran (aritmia)
      Mengetahui daerah iskemia dan IMA pada otot jantung
      Mengetahui pembesaran ruang-ruang jantung, atrium dan ventrikel
      Mengetahui gangguan keseimbangan elektrolit khususnya Kalium
      Mengetahui penilaian fungsi jantung.
      Evaluasi
                  EKG berfungsi sebagai sarana evaluasi untuk menilai keberhasilan tindakan pengobatan yang telah diberikan, dan sebagi saranan evaluasi dari tindakan latihan yang dilakukan.
INDIKASI
Penggunaan ECG hanya dilakukan sesuai indikasi  atau ketentuan atau instruksi dari dokter
      Pasien dengan kelainan irama jantung
      Pasien dengan kelainan miokard seperti infark
      Pasien dengan pengaruh obat obat jantung terutama digitalis
      Pasien dengan gangguan elektrolit
      Pasien perikarditis
      Pasien dengan pembesaran jantung
      Pasien dengan kelainan penyakit inflamasi pada jantung
      Pasien di ruang ICU
Peralatan ecg
v  Set mesin ECG
v  Kabel untuk sumber listrik
v  Kabel untuk elektrode sumber listrik
v  Plat elektrode
v  Balon pengisal elektrode dada
v  Jelly
v  Bengkok
v  Tissue
v  Kertas ECG
Penyadapan sinyal jantung oleh ekg
Penyadapan sinyal jantung oleh ekg
            Ketika impuls dari nodus SA menjalar di kedua atrium, terjadi depolarisasi dan repolarisasi di atrium dan semua sadapan merekamnya sebagai gelombang P defleksi positif, terkecuali di aVR yang menjauhi arah aVR sehingga defleksinya negatif. Setelah dari atrium, listrik menjalar ke nodus AV, berkas His, LBB dan RBB, serta serabut purkinje. Selanjutnya, terjadi depolarisasi di kedua ventrikel dan terbentuk gelombang QRS defleksi positif, kecuali di aVR.
            Setelah terjadi depolarisasi di kedua ventrikel, ventrikel kemudian mengalami repolarisasi. Repolarisasi di kedua ventrikel menghasilkan gelombang T defleksi positif di semua sadapan, kecuali di aVR. (F. Sangadji)
            Elektrokardiogram normal terdiri dari sebuah gelombang P, sebuah “kompleks QRS“, dan sebuah gelombang T. kompleks QRS sebenarnya tiga gelombang tersendiri, gelombang Q, gelombang R, gelombang S,
            ke semuanya di sebabkan oleh lewatnya impuls jantung melalui ventrikel ini. Dalam elektrokardigram yang normal, gelombang Q, dan S sering sangat menonjol dari pada gelombang R dan kadang kadang benar benar absen , tetapi walau bagaimanapun gelombang ini masih di kenal sebagai kompleks QRS atau hanya gelombang QRS.
            Gelombang P disebabkan oleh arus listrik yang dibangkitkan sewaktu mengalami depolarisasi sebelum berkontraksi, dan kompleks QRS d sebabkan oleh arus listrik yang dibangkitkan ketika ventrikel mengalami depolarisasi. Gelombang T disebabkan oleh arus listrik yang dibangkitkan sewaktu ventrikel kembali dari keadaan depolarisasi.
PRINSIP KERJA ECG
                        Aktifitas elektrik ditimbulkan oleh sel jantung sebagai ion yang bertukar melewati membran sel. Elektroda yang dapat menghantarkan aktifitas listrik dari jantung ke mesin ECG ditempatkan pada posisi yang strategis di ekstremitas dan porcordium dada. Energi elektrik yang sangat sensitive kemudian diubah menjadi grafik yang ditampilkan oleh mesin ECG. Tampilan ini disebut elektrokardiogram. Kontraksi jantung direpresentasikan dalam bentuk gelombang pada kertas ECG, dan dinamakan gelombang P, Q, R, S, dan T.
















I.       BLOK DIAGRAM ECG
      The potensials picked up by the patient electrodes are taken to the lead selector switch
      Here the electrodes are selected TWO by TWO according to the lead program
      The signal is the given to the preamplifier
      A preamplifier (preamp), or control amplifier, is an electronic amplifier which prepares an electronic signal for further amplification or processing
      It usualLy a 3 or 4 stage differential amplifier
      The amplified O/P is then given to the power amplifier
      The O/P of the power amplifier is fed to the pen motor which deflects the writing arm of the paper
      Frequency selective network is an R-C network, which provides necessary damping of the pen
      The auxiliary circuits provide a 1mV calibration signal and automatic blocking of the amplifier during change in the position of the lead switch
      It also include a speed control circuit for the chart driver motor.












J.      SADAPAN ECG
Lead EKG
Sadapan rutin 12 leads
u  3 bipolar standard leads ( I, II, III)
u  3 unipolar lead ekstremitas (aVR, aVL, aVF)
u  6 unipolar chest leads  / prekordial (V1, V2, V3, V4, V5, V6)
Bipolar standard lead & unipolar lead ekstremitas menggambarkan keadaan medan bioelektrik aktivitas jantung pada bidang frontal
Chest lead / prekordial  à Bidang horizontal
BIPOLAR STANDARD LEAD
Sadapan ini pertama kali digunakan oleh Einthoven untuk mengetahui perbedaan potensial listrik pada bidang bidang frontal. Sadapan ini disebut juga lead bipolar yang ditandai dengan Lead I , Lead II , dan Lead III
SEGITIGA EINTHOVEN
Seorang ilmuwan, Einthoven, yang menemukan lead I, II dan III untuk perekaman EKG mengenalkan formula segitiga Einthoven, yaitu segitiga khayalan yang menghubungkan antara vektor diagram lead I, II dan III sebagai segitiga sama sisi dengan pusat pada jantung
u  Lead I
            Merekam beda potensial antara tangan kanan (RA) dengan tangan kiri (LA) dimana tangan kanan bermuatan (-) dan tangan kiri bermuatan (+)
u  Lead II
            Merekam beda potensial antara tangan kanan (RA) dengan kaki kiri (LL) dimana tangan kanan bermuatan (-) dan kaki kiri bermuatan (+)
u  Lead III
            Merekam beda potensial antara tangan kiri (LA) dengan kaki kiri (LL) dimana tangan kiri bermuatan (-) dan kaki kiri bermuatan (+)
UNIPOLAR LEAD EKSTREMITAS

u  Lead avR
            Merekam beda potensial pada tangan kanan (RA) dengan tangan kiri dan kaki kiri (LA-LL)
u  Lead avL
            Merekam beda potensial pada tangan kiri (LA) dengan tangan kanan dan kaki kiri (RA-LL)
u  Lead avF
            Merekam beda potensial pada kaki kiri (LL) dengan tangan kanan dan tangan kiri (RA-LA)
SUDUT ORIENTASI UNIPOLAR LEAD EKSTREMITAS
UNIPOLAR LEAD PREKORDIAL
u  Penempatan
  1. V1  : Ruang iga ke 4 garis sternal kanan
  2. V2  : Ruang iga ke 4 garis sternal kiri
  3. V3  : Diantara ke V2 dan V4
  4. V4  : Ruang iga ke 5 garis midclavicularis kiri
  5. V5  : Ruang iga ke 5 garis axilla depan
  6. V6  : Ruang iga ke 5 garis axilla belakang
Gambaran EKG pada sadapan ini menunjukkan :
u  V1                   : Menunjukkan keadaan jantung anterior atas kanan dan anteroposterior.
u  V1 ,V2 ,V3     : Menunjukkan keadaan jantung anteroseptal.
u  V4                   : Menunjukkan keadaan jantung anteroapical.
u  V5-V6 : Menunjukkan keadaan jantung anterolateral.


K.    PENGOPERASIAN DAN PERAWATAN ECG
Pengoperasian ekg:
1. Posisi pasien diatur terlentang datar
2. Membuka dan melonggarkan pakaian pasien bagian atas, bila pasien memakai jam tangan, gelang, logam lain agar dilepas
3. Membersihkan kotoran dengan menggunakan kapas pada daerah dada, kedua pergelangan tangan dan kedua tungkai dilokasi manset elektroda
4. Mengoleskan jelly pada permukaan elektroda
5. Memasang manset elektroda pada kedua pergelangan tangan dan kedua tungkai
6. Memasang arde
7. Menghidupkan monitor EKG
8. Menyambungkan kabel EKG pada kedua tungkai pergelangan tangan dan kedua tungkai pergelangan kaki pasien, untuk rekaman ekstremitas lead (Lead I, II, III, AVR, AVL, AVF) dengan cara :
- Warna merah pada pergelangan tangan kanan
- Warna hijau pada kaki kiri
- Warna hitam pada kaki kanan
- Warna kuning pada pergelangan tangan kiri
9. Memasang elektroda dada untuk rekaman precardial lead
- V1 pada intreosta keempat garis sternum kanan
- V2 pada intreosta keempat garis sternum kiri
- V3 pada pertengahan V2 dan V1
- V4 pada intrekosta kelima garis pertengahan elavikula kiri
- V5 pada axila sebelah depan kiri
- V6 pada axila sebelah belakang kiri
10. Melakukan kalibrasi dengan kecepatan 25 mili/detik
11. lalu selanjutnya kita dapat melihat hasil dari ekg seperti berikut ini
12.Setelah selesai semua elektroda yang melekat ditubuh pasien dilepas dan dibersihkan seperti semula
13. Bersihkan kembali bekas alat pemasangan elektroda dengan kassa atau tissue.
PEMELIHARAAN ALAT
1)    Bersihkan elektroda dari sisa jelly atau pasta yang masih tersisa / melekat
2)   Bersihkan pesawat dari debu dan kotoran yang ada pada badan pesawat dengan menggunakan kain yang lembut
3)   Simpan pada tempat yang kering dan sejuk
4)   Periksa keadaan elektroda  dan kencangkan bila perlu
5)   Lakukan pengecekan standart kalibrasi pada bentuk pulsa kalibrasi 1 mV dengan tinggi  pulsa 10 mm
6)   Lakukan pemeriksaan stylus dengan mengatur tekanan stylus pada kertas perekaman dan periksa apakah kondisi stylus masih dapat difungsikan dengan baik.
7)   Alat harus selalu di lakukan pengecekan sedikitnya setiap 6 bulan sekali, artinya harus di lakukan secara rutin.
8)   Jika ingin memperpanjang jenjang waktu pemeliharaan rutin, pastikan kondisi alat dalam keadaan normal.
9)   Dalam pengkalibrasian alat handaknya tidak hanya menggunakan satu alat kalibrasi, tetapi lebih agar bisa terus memantau kinerja alat.
10) Setiap kali menggunakn alat selalu memperhatikan kondisi battray yang terlihat pada indicator battray, jika kondisi battray lemah lakukan charger.
11)  Jangan gunakan battray jika level battray kurang daari 80%.
12) Untuk casing alat, bisa di bersihkan dengan kain yang di basahkan jika ada noda
13) Untuk kabel pasien / elektroda bersihkan dengan air dan sabun atau air hangat  bersih kemudian di keringkan sebelum di gunakan.

 L. PERKEMBANGAN ECG
Sejarah ECG
ž  Penemuan aliran listrik pada makhluk hidup diawali oleh Dr. Luigi Galvani, seorang dokter dan fisikawan dari Universitas Bologna Italia, yang berhasil merekam aliran listrik dari otot skelet pada tahun 1786. Kemudian pada tahun 1842, Dr. Carlo Matteucci, seorang profesor di bidang fisika, menunjukkan adanya aliran listrik pada setiap denyut jantung kodok
ž  Alexander Muirhead menghubungkan kabel ke pergelangan tangan pasien yang sakit untuk memperoleh rekaman detak jantung pasien, selama kuliah untuk DSc-nya (dalam listrik) pada tahun 1872 di St. Bartholomew's Hospital. Aktivitas ini direkam secara langsung dan divisualisasikan menggunakan elektrometer kapiler Lippmann oleh seorang fisiolog Britania bernama John Burdon Sanderson.
ž  Orang pertama yang mengadakan pendekatan sistematis pada jantung dari sudut pandang listrik adalah Augustus Waller, yang bekerja diSt. Mary's Hospital di PaddingtonLondon. Mesin elektrokardiografnya terdiri atas elektrometer kapiler Lippmann yang dipasang ke sebuah proyektor. Jejak detak jantung diproyeksikan ke piringan foto yang dipasang ke sebuah kereta api mainan. Hal ini memungkinkan detak jantung untuk direkam dalam waktu yang sebenarnya. Pada tahun 1911 ia masih melihat karyanya masih jarang diterapkan secara klinis.
ž  Gebrakan bermula saat seorang dokter Belanda kelahiran Kota SemarangHindia Belanda (kini Indonesia) bernama Willem Einthoven, yang bekerja di LeidenBelanda, menggunakan galvanometer senar yang ditemukannya pada tahun 1901, yang lebih sensitif daripada elektrometer kapiler yang digunakan Waller.
ž  Einthoven menuliskan huruf P, Q, R, S dan T ke sejumlah defleksi, dan menjelaskan sifat-sifat elektrokardiografi sejumlah gangguan kardiovaskuler. Pada tahun 1924, ia dianugerahi Penghargaan Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran untuk penemuannya.
ž  Meski prinsip dasar masa itu masih digunakan sekarang, sudah banyak kemajuan dalam elektrokardiografi selama bertahun-tahun. Sebagai contoh, peralatannya telah berkembang dari alat laboratorium yang susah dipakai ke sistem elektronik padat yang sering termasuk interpretasi elektrokardiogram yang dikomputerisasikan.
Perkembangan ECG
1.      Perkembangan Lead ECG
Gambar di atas merupakan lead 1(tangan kanan dan tangan kiri), dengan cara pasien memasukkan tangan pada tabung yang berisi air garam.
Gambar di atas merupakan lead 3 (kaki kiri dan tangan kiri), dengan cara pasien memasukkan tangan pada tabung yang berisi air garam.

Gambar di atas merupakan lead 3 (kaki kiri dan tangan kiri), dengan cara pasien memasukkan tangan pada tabung yang berisi air garam dengan metode yang lebih kompleks.
Einthoven EKG memiliki 3 Lead (Bipolar Lead):
•LeadI: Mengukur aktivitas listrik antara lengan kanan   dan lengan kiri elektroda
•LeadII: Mengukur aktivitas listrik antara lengan kanan dan kaki kiri elektroda
•LeadIII: Mengukur aktivitas listrik antara lengan kiri dan kaki kiri elektroda

2.      ECG Tenaga Kosong
Cambridge Simpliscribe, instrumen EKG terkenal pada tahun 1950-an dan 1960-an. Teknologi saluran kosong.
Elektrokardiogram (EKG) adalah grafik yang dibuat oleh sebuah elektrokardiograf, yang merekam aktivitas kelistrikanjantung dalam waktu tertentu. Namanya terdiri atas sejumlah bagian yang berbeda: elektro, karena berkaitan denganelektronika, kardio, kata Yunani untuk jantung, gram, sebuah akar Yunani yang berarti "menulis". Analisis sejumlah gelombang dan vektor normal depolarisasi dan repolarisasi menghasilkan informasi diagnostik yang penting.
Merupakan standar emas untuk diagnosis aritmia jantung
·         EKG memandu tingkatan terapi dan risiko untuk pasien yang dicurigai ada infark otot jantung akut 
·         EKG membantu menemukan gangguan elektrolit (mis. hiperkalemia dan hipokalemia)
·         EKG memungkinkan penemuan abnormalitas konduksi (mis. blok cabang berkas kanan dan kiri)
·         EKG digunakan sebagai alat tapis penyakit jantung iskemik selama uji stres jantung
·         EKG kadang-kadang berguna untuk mendeteksi penyakit bukan jantung (mis. emboli paru atau hipotermia)
·         Elektrokardiogram tidak menilai kontraktilitas jantung secara langsung. Namun, EKG dapat memberikan indikasi menyeluruh atas naik-turunnya suatu kontraktilitas
3.      Perkembangan ECG Berdasarkan Tampilan
a. ECG Recorder
·         Stylus
Hasil sinyal ECG dikuatkan kemudian difungsikan untuk menggerakkan pena, sehingga terbentuklah sinya ECG.
·         Printer
Hasil ECG ini bisa diprint dengan menggunakan paper termal, sehingga ketika ada panas kertas tersebut berwarna hitam, dan terbentuklah sinya ECG.


b.   ECG Monitor
 
ECG ini tak hanya bis amendeteksi sinyal jantung namun juga bisa mendeteksi, SPO2, NiBP, respirasi, atau pada ECG monitor yang lebih kompleks juga mendeteksi parameter lainnya.
4.      Perkembangan ECG Berdasarkan Channel
·         ECG 1 Chanel
ECG ini ketika mengeluarkan hasil print akan mengeluarkan channel 1 per satu, misal lead 1, kemudian lead 2 dan seterusnya.
·         ECG 3 Chanel
ECG ini ketika mengeluarkan hasil print akan mengeluarkan 3 channel, misal lead 1, lead 2, lead 3 dan kemudian aVR, aVL, dan avF, V1-V3, V4-V6.
·         ECG Multi Chanel
ECG ini ketika mengeluarkan hasil print akan mengeluarkan channel 12, yaitu lead 1-V6.

5.      ECG Wireless
Diagram Blok Sistem Sistem wireless LAN yang dirancang dapat dilihat pada Gambar 3. Sinyal EKG pasien diakuisisi menggunakan perangkat single channel ECG kemudian datanya dikirim melalui jaringan wireless LAN. Data tersebut diterima oleh server untuk ditampilkan, direkam dan dianalisis. Bagian perangkat keras dari single channel ECG dapat dilihat pada Gambar 4.
Sinyal EKG pasien diakusisi menggunakan elektroda kemudian dikuatkan dengan penguat biopotensial dan difilter menggunakan filter BPF dengan daerah kerja 0,5 – 40 Hz untuk menghilangkan noise frekuensi rendah dan noise 50 Hz[2] dari jala-jala. Selanjutnya dilakukan filtering dengan filter LPF 20 Hz dan level dinaikkan dengan menggunakan adder sekitar 1 volt untuk menghilangkan bagian negatif dari sinyal EKG agar dapat diterima oleh Analog to Digital Converter (ADC) pada blok digital. Penguat biopotensial dirancang menggunakan AD620 dengan penguatan 200X seperti pada Gambar 5(a), sedangkan filter BPF direalisasikan menggunakan OP07 yang ditunjukkan oleh Gambar 5(b).
(a) (b) Gambar 5. (a) Rangkaian Penguat Biopotensial[4] (b) Bandpass Filter 0,5 – 40 Hz Pada atahap selanjutnya, sinyal difilter menggunakan filter LPF dengan frekuensi cut-off 20 Hz. Sekalipun sebenarnya range frekuensi sinyal EKG sampai 100 Hz, tetapi dari pengamatan informasi terbanyak terdapat pada frekuensi di bawah 20 Hz. Selanjutnya agar semua level tegangan dari sinyal EKG nilainya positif, dilakukan penambahan tegangan sebesar 1 volt menggunakan rangkaian adder. Rangkaian adder direalisasikan menggunakan OP07 seperti pada Gambar 6(b). Dari keseluruhan blok analog didapat sinyal EKG dengan rentang frekuensi 0,5 – 2 Hz dan level tegangan 0 – 4 volt.











BAB III
PENUTUP

1.     KESIMPULAN
Stetoskop digunakan sebagai alat untuk mendiagnosa penyakit tertentu. Stetoskop dapat menyalurkan suara tertentu dan menghilangkan suara yang lain. Stetoskop adalah “Alat bantu pendengaran” yang sederhana ini memungkinkan dokter mendengar suara-suara yang berasal dari dalam tubuh, terutama jantung dan paru selain persendian serta arteri yang tersumbat secara parsial.
 Tensimeter adalah alat pengukuran tekanan darah sering juga disebut sphygmomanometer. Prinsip kerja alat pengukur tekanan darah (tensimeter) sama dengan U-Tube Manometer. Manometer adalah alat pengukur tekanan yang menggunakan tinggi kolom (tabung) yang berisi liquid statik untuk menentukan tekanan. Manset dipasang ‘mengikat’ mengelilingi lengan dan kemudian ditekan dengan tekanan di atas tekanan arteri lengan (brachial) dan kemudian secara perlahan tekanannya diturunkan. Pembacaan tinggi mercuri dalam kolom (tabung manometer) menunjukkan peak pressure (systolic) dan lowest pressure (diastolic).


2.     SARAN
Setelah membaca makalah ini mahasiswa di harapkan dapat memahami prinsip dasar, pengoperasian, maintenance, dan troubleshooting stetoskop, tensimeter, dan EKG.

DAFTAR PUSTAKA

·         http:// centre.blogspot.co.id/2010/11/tensimeter.html
·         http://ilmuelektromedik.blogspot.co.id/2013/02/sphygmomanometer-tensimeter.html
·         http://danuzurdano.blogspot.com/2014/03/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html
·         http://triyanita.blogspot.com/2010/07/tensimeter-dan-cara-mengukur-tekanan.html
·         http://alatkesehatann.net/blog/tensimeter-digital
·         Tensoval_comfort_classic_Indonesian.pdf



No comments: