Daftar Isi
Daftar
Isi.................................................................................................1
BAB I
B. Rumusan
Masalah.......................................................................2
A. Stetoskop.....................................................................................3
B. Tensimeter Aneroid....................................................................15
C. Tensimeter Air Raksa.................................................................18
D. Tensimeter Digital......................................................................31
E. Prinsip Dasar Stetoskop..............................................................42
F. Prinsip Dasar Tensimeter............................................................54
G. Anatomi Jantung.........................................................................64
H. Prinsip dasar ECG.......................................................................67
I. Blok Diagram ECG.....................................................................73
J. Sadapan ECG..............................................................................75
K. Pengoperasian dan Perawatan
ECG............................................80
L. Perkembangan
ECG....................................................................83
BAB III
Kesimpulan dan Saran................................................................93
Daftar
Pustaka........................................................................................94
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Stetoskop, tensimeter, dan EKG merupakan peralatan diagnostik yang sering
digunakan di masyarakat. Fungsi stetoskop yaitu untuk mendiagnosa suara yang
dihasilkan oleh tubuh. Sedangkan fungsi tensimeter adalah untuk mendiagnosa
penyakit melalui tekanan darah. Dan fungsi EKG adalah untuk mendiagnosa
penyakit lewat sinyal jantung.
Di masyarakat ketiga alat ini tidak asing lagi dan sangat berguna pada
kehidupan masyarakat di bidang medis. Oleh sebab itu kita sebagai teknisi
elektromedik harus mengetahui prinsip dasar, pengoperasia, maintenance, hingga
troubleshootingnya,
2. Rumusan Masalah
·
Memahami prinsip kerja,
pengoperasian, perawatan, dan troubleshooting stetoskop, tensimeter, dan EKG.
·
Memahami perkembangan dari
stetoskop, tensimeter, dan EKG.
·
Menganalisis dari hasil alat
stetoskop, tensimeter, dan EKG
BAB II
DASAR TEORI
A.
STETOSKOP
1. DASAR
TEORI
Kata
ini berasal dari bahasa Yunani. Stethos berarti
dada dan Skope berarti
memeriksa. Stetoskop adalah sebuah alat untuk memeriksa suara dalam tubuh.
Banyak suara di dalam daerah dada yang dapat dimanfaatkan untuk diagnosis
penyakit. Suara suara itu terutama berasal dari jantung dan paru paru. Sebelum
adanya alat ini, untuk memeriksa dada cara yang digunakan adalah perabaan dan
mengetuk dengan tangan, dan menempelkan telinga ke dada. Alat ini diciptakan
oleh Rene-Theophile-Hyacinthae-Laennec pada tahun 1816. Seorang dokter sering
terlihat atau digambarkan dengan stetoskop tergantung pada bagian lehernya,
sehingga alat ini sering dianggap sebagai simbol pekerjaan dokter.Stetoskop
adalah ata yang sering digunakan oleh seorang dokter. Sebelum stetoskop
ditemukan, untuk mendengarkan suara di dalam tubuh dokter meletakkan telinganya
pada badan pasien. Awal Mulanya Stetoskop ditemukan di Perancis pada tahun 1816
oleh René-Théophile-Hyacinthe Laennec. Yang terbuat dari tabung kayu kosong.
Pada waktu itu tempat Laennec kedatangan seorang gadis dengan gejala umum sakit
jantung. Konon pasien tersebut gemuk, muda, dan perempuan, maka ia merasa bahwa
metode pemeriksaan yang lazim tersebut tidaklah pantas. Ia punya ide untuk
menggulung beberapa lembar kertas membentuk silinder dan menempelkan salah satu
ujungnya ke telinganya dan ujung yang lain ke dada di atas jantung gadis
tersebut. Ide ini mendorongnya untuk menciptakan suatu silinder kayu berongga
dengan panjang 30 cm dan diameter bagian dalamnya sekitar 1 cm serta diameter
bagian luarnya 4 cm.
Stetoskop digunakan sebagai alat untuk mendiagnosa penyakit tertentu. Stetoskop dapat menyalurkan suara tertentu dan menghilangkan suara yang lain. Stetoskop adalah “Alat bantu pendengaran” yang sederhana ini memungkinkan dokter mendengar suara-suara yang berasal dari dalam tubuh, terutama jantung dan paru selain persendian serta arteri yang tersumbat secara parsial.
Stetoskop digunakan sebagai alat untuk mendiagnosa penyakit tertentu. Stetoskop dapat menyalurkan suara tertentu dan menghilangkan suara yang lain. Stetoskop adalah “Alat bantu pendengaran” yang sederhana ini memungkinkan dokter mendengar suara-suara yang berasal dari dalam tubuh, terutama jantung dan paru selain persendian serta arteri yang tersumbat secara parsial.
Berikut
ini merupakan gambar dari stetoskop
2. BAGIAN
– BAGIAN STETOSKOP BESERTA FUNGSINYA
a.
Earpiece
Earpiece
merupakan bagian stetoskop yang menempel pada telinga, umumnya berbahan karet
yang lembut ataupun plastik yang keras. Untuk stetoskop dengan harga murah
umumnya bagian eartips berbahan plastik sedangkan untuk stetoskop yang harganya
lebih mahal bagian eartips terbuat dari karet yang lembut. Aabila anda hendak
membeli stetoskop, maka pilihlah earpiece yang terbuat dari bahan karet sebab
lebih nyaman serta tidak akan menimbulkan rasa sakit ketika digunakan.
b.
Binaural atau Pipa besi
Binaural berguna menjaga stetoskop supaya tetap tegak serta
tidak lembek. Bagian binaural ini ada besi stainless lentur agar nyaman dipakai
serta sesuai dengan posisi telinga. Umumnya stetoskop tidak tegak lurus, tetapi
agak bengkok mengikuti posisi telinga kanan serta kiri. Apabila anda merasa
tidak nyaman sewaktu menggunakan stetoskop cobalah untuk ditukar antara kanan
dengan kiri eartipsnya.
c. Tubing atau Selang karet
Tubing berfungsi untuk menyalurkan suara dari chestpiece ke
telinga. Bagian ini umumnya berjumlah 1 buah. Tubing terbuat dari karet yang
lentur. Ada pula stetoskop yang terdiri dari 2 selang, disebut sprague
rappaport.
d. Chestpiece
Chestpiece merupakan bagian stetoskop yang ditempelkan ke
tubuh pasien guna menangkap suara yang sedang diperiksa. Berdasarkan total
kepalanya, chestpiece terbagi menjadi 2 antara lain dual head serta single
head. Untuk chestpice Dual Head adalah stetoskop yang mempunyai dua muka depan
serta belakang, keduanya dapat dipakai untuk kebutuhan pemeriksaan yang
berbeda. Kepala pada bagian depannya yang terdapat membrannya sedangkan untuk
bagian belakangnya yang tidak terdapat membrannya. Untuk memakai salah satu
dari kedua kepala tersebut hanya dengan memutar pin pada chestpiecenya. Nah
untuk diafragma berfungsi untuk mendengarkan suara pada paru jadi pada
stetoskop memiliki 2 kegunaan, dimana perbedaanya hanya terletak pada
frekuensinya saja.
3. FUNGSI STETOSKOP
1.
Untuk memeriksa suara detak jantung
2.
Untuk memeriksa pernapasan pada paru-paru
3.
Untuk digunakan mendengar aliran darah di dalam arteri dan
vena.
4. PRINSIP KERJA STETOSKOP
Stetoskop digunakan saat ini didasarkan pada karya asli
Laennec, yakni terdiri dari 2 bagian utama: Sungkup (bell) untuk
menghimpun suara dari daerah yang akan diperiksa. Sungkup bisa jadi terbuka
atau tertutup oleh membran tipis. Bagian kedua adalah earpieces.
Sungkup atau mangkuk terbuka (open
bell) berfungsi untuk menyesuaikan impedansi antara kulit dan udara. Kulit
manusia memiliki frekuensi resonansi alami yang efektif untuk menghantarkan
bunyi jantung. Kulit pasien yang bersentuhan dengan sungkup terbuka berfungsi
seperti diafragma. Frekuensi resonansi ditentukan oleh diameter sungkup dan
tekanan sungkup pada kulit. Semakin kencang kulit tertarik atau semakin kecil
diameter sungkup, semakin tinggi frekuensi resonansinya. Murmur jantung yang
frekuensinya rendah tidak akan terdengar apabila stetoskop terlalu kencang
ditekan ke kulit. Sungkup atau mangkuk tertutup (closed bell), yaitu
sebuah sungkup yang memiliki diafragma dengan frekuensi resonansi tertentu.
Frekuensinya biasanya tinggi sehingga mampu menapis suara-suara berfrekuensi
rendah. Frekuensi resonansinya ditentukan juga oleh faktor-faktor yang sama
dengan faktor yang mengatur frekuensi sungkup terbuka. Stetoskop sungkup
tertutup digunakan khususnya untuk mendengarkan bunyi paru yang frekuensinya
lebih tinggi daripada bunyi jantung.
Walaupun selang hanya berperan
mengantarkan gelombang suara dari sungkup keearpieces, tetapi
perhitungannya tidak sederhana. Suara termasuk dalam kategori gelombang
mekanik. Gelombang bunyi cenderung menyebar ke segala arah. Perhitungan bunyi
tidak hanya menyangkut energi, tetapi menyangkut intensitas, yaitu energi yang
menyebar pada semua bidang dalam suatu waktu. Bila diameter selang terlalu
kecil, banyak suara yang akan hilang akibat gesekan. Jika diameter terlalu
besar, maka volume udara yang dipindahkan menjadi terlalu banyak. Untuk
frekuensi di atas 100 Hz efisiensinya akan berkurang seiring dengan semakin
panjangnya selang. Misalkan dengan perubahan selang dari panjang 7,5 cm menjadi
66 cm menyebabkan frekuensi suara yang sebesar 200 Hz akan hilang sebesar 15 dB
selama perambatan. Biasanya agar didapatkan hasil yang baik, stetoskop dibuat
dengan panjang selang 25 cm dan lubang yang berdiameter 0,3 cm. Ini boleh jadi
merupakan hasil terbaik setelah ujicoba dari berbagi ukuran. Earpieces harus
terpasang tepat di telinga karena kebocoran udara mengurangi suara yang
terdengar. Semakin rendah frekuensi suara tentunya semakin bermakna kebocoran
tersebut.
5. JENIS – JENIS STETOSKOP
Ada dua jenis stetoskop: akustik dan elektronik.
1. Stetoskop
akustik
Stetoskop akustik yang paling umum
digunakan, dan beroperasi dengan menyalurkan suara dari bagian dada, melalui
tabung kosong berisi-udara, ke telinga pendengar. Bagian “chestpiece” biasanya
terdiri dari dua sisi yang dapat diletakaan di badan pasien untuk memperjelas
suara; sebuaah diaphgram (disk plastik) atau “bell” (mangkok kosong). Bila
diaphgram diletakkan di pasien, suara tubuh menggetarkan diaphgram, menciptakan
tekanan gelombang akustik yang berjalan sampai ke tube ke telinga pendengar.
Bila “bell” diletakkan di tubuh pasien getarakn kulit secara langsung
memproduksi gelombang tekanan akustik yang berjalan ke telinga pendengar. Bell
menyalurkan suara frekuensi rendah, sedangkan diaphgram menyalurkan frekuensi
suara yang lebih tinggi. Stetoskop dua sisi ini diciptakan oleh Rappaport dan
Sprague pada awal abad ke-20. Permasalahan dengan akustik stetoskop adalah
tingkatan suara sangat rendah, membuat diagnosis sulit.
2. Stetoskop
elektronik
Stetoskop elektronik mengatasi
tingkatan suara yang rendah dengan cara memperkuat suara tubuh. Sekarang ini,
telah ada beberapa perusahaan menawarkan stetoskop elektronik, dan mungkin
dalam beberapa tahun lagi, stetoskop elektronik akan menjadi lebih umum dari
stetoskop akustik.
6.
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN STETOSKOP
Keuntungan stetoskopKeuntungan
keseluruhan stetoskop adalah bahwa hal itu memungkinkan para profesional medis
untuk mendengarkan suara yang dihasilkan oleh jantung, paru-paru dan usus.
Setiap fungsi yang abnormal dalam sistem ini dalam tubuh dapat segera terlihat
dengan penggunaan yang tepat dari stetoskop. Beberapa stetoskop sangat sensitif
dan bahkan bisa bekerja melalui pakaian.
Kerugian stetoskopSejak stetoskop
memperbesar suara, suara yang disengaja yang terlalu keras berpotensi dapat
merusak telinga pendengar. Stetoskop juga harus selalu dibersihkan karena
kemampuan mereka untuk menyebarkan kuman dan virus. Karena mereka biasanya
digunakan pada kulit yang telanjang dan kadang-kadang pada pasien yang sangat
sakit, pembersihan tepat sangat penting.
7. CARA MENGOPERASIKAN STETOSKOP PADA
PASIEN
Cara
menggunakan Stetoskop kepada pasien adalah sebagai berikut :
1. Siapkan klien dengan posisi senyaman mungkin
1. Siapkan klien dengan posisi senyaman mungkin
2. Buka bagian baju yang menutupi
dada klien
3. Pasang stetoskop pada telinga
pemeriksa
4. Gunakan diafragma untuk dewasa
dan bell untuk anak-anak
5. Letakkan stetoskop diatas kulit
pada area intercostal (otot antar tulang rusuk)
6.
Instruksikan pada pasien untuk bernafas perlahan dengan mulut sedikit tertutup
Fase
inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot antartulang rusuk sehingga
rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil
daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk. Fase
ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antara tulang
rusuk ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga
dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi
lebih besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya
karbon dioksida keluar.
dokter mendengarkan suara di dalam
tubuh pasien untuk mendapatkan informasi fungsinya)
8.
CARA MERAWAT ATAU MEMELIHARA STETOSKOP
ü Copot eartip dan bersihkan. Kalau
sulit, bisa tanya ke petugas toko saat kita membeli stetoskop. Atau saat
membeli, kita harus tahu juga cara mencopot dan memasang setoskop dengan baik
dan benar.Untuk perawatan dan pembersihan, yang harus diperhatikan adalah
melakukannya dengan rutin 1 bulan sekali, jika memang dipakai setiap hari. Agar
performa akustik tetap baik. Untuk pembersihan, alat dan bahan yang dibutuhkan
adalah pembersih untuk vinil, plastik dan karet, pembersih logam, pelumas,
tisu.
ü Usap seluruh permukaan diafragma dan
bell dengan alcohol isopropyl 70%. Cuma diagfragma dan bell. Hal ini bisa mengurangi jumlah
bakteri hingga 94%. Lalu beri sedikit pelumas khusus di lubang suara,
putar-putar agar pelumas tersebar, di lubang suara ya, bukan di batangnya. Untuk
pipa karet, bersihkan dengan pembersih vinil, plastic, dan karet. Kayaknya ada
tuh di toko alat kesehatannya.
ü Jangan pernah mencelupkan stetoskop
ke dalam cairan apapun, atau terkena proses sterilisasi, misalnya menggunakan
alcohol. Jika desinfektan diperluikan, pakailah larutan alcohol isopropil 70%.
ü Jauhkan dari panas dan dingin yang
ekstrim, minyak, dan pelarut lainnya.
ü Pipa stetoskop biasanya terbuat dari
PVC (polyvinylchloride). PVC ini lama-lama akan menjadi kaku bila
bersentuhan dengan kulit, karena ada minyak yang keluar dari sana. Jadi, bila
mau digantungkan di leher, jangan langsung kena kulit leher, gantungkan di
kerah baju atau jas. Hal ini memang tidak mencegah kekakuan, tapi bisa
memperlama terjadinya kekakuan tersebut.
9.
TROUBLESHOOT PADA STETOSKOP
Masalah :
Suara dari tubuh pasien tidak jelas
terdengar
Penyelesaian
1.
Letakkan membran atau diapragm pada posisi benar
2. Cek
membran / diagprm apa sobek atu tidak layak pake
3.
Periksan ring
4.
Periksa ear tip
5.
Lakukan pengecekan pada tubing dan stem
6.
Periksa sensor
7. Cek
power supllay
8.
Periksa adcnya
9.
Stel volume
10. Periksa output pada
speaker,
B.
TENSI ANEROID
Tensimeter Aneroid umumnya terdiri dari meteran
pengukur tekanan, balon pompa, serta selang yang tersambung ke manset. Hasil
pengukuran dapat diketahui dari angka yang ditunjukkan oleh jarum pada meteran.
Kelebihan dari penggunaan Tensimeter Aneroid adalah bentuknya yang ringkas,
sehingga mudah untuk dibawa bepergian.
Prinsip
Kerja
Tekanan dalam bellow B didapat dari tekanan pompa udara sehingga pin P bergerak, gerakan dari pin P menyebabkan gigi G bergerak. Gerakan gigi G ini akan menyebabkan jarum bergerak di seluruh muka manometer. Di bawah jarum penunjuk terdapat pegas tipis yang berfungsi mengembalikan posisi jarum ke nol kembali ketika katup dibuka perlahan–lahan (udara dikeluarkan sedikit demi sedikit). Dengan demikian pembacaan tekanan darah dicatat oleh pengguna.
Blok Diagram
Pengoperasian
1. Menempatkan manset di lengan atas (kiri) yang tidak tertutup, lilitkan dengan selang yang mengarah ke telapak tangan, dan tanda arteri utama berada di atas arteri utama. Tepi manset harus sekitar 1,5 sampai 2,5 cm di atas bagian dalam engsel siku.
2. Dengan katup tertutup, tekan pompa dan tetap
memompa sampai mencapai nilai 30-40 mmHg di atas tekanan darah normal Anda.
3. Buka katup untuk mengeluarkan tekanan manset secara perlahan sebesar 2-3 mmHg per detik.
3. Buka katup untuk mengeluarkan tekanan manset secara perlahan sebesar 2-3 mmHg per detik.
5. Setelah pengukuran selesai, buka katup secara penuh untuk melepas sisa
udara dalam manset.
Perawatan
- Setelah pengukuran selesai, lilitkan manset
dengan tensimeter dan pompa serta simpan dalam kotaknya bersama dengan
stetoskop.
- Buang semua udara dalam manset sebelum
disimpan.
- Jangan pernah menyentuhkan manset atau
komponennya dengan benda tajam.
- Akurasi tensimeter dapat diperiksa secara visual:
pastikan agar jarum berhenti dalam area garis merah di bawah "0"
saat unit sudah benar-benar kosong. Normalnya, kalibrasi harus dilakukan
setiap 2 tahun.
C.
TENSIMETER
AIR RAKSA
A. Pengertian
Tensimeter dikenalkan pertama kali
oleh dr. Nikolai Korotkov, seorang ahli bedah Rusia, lebih dari 100 tahun yang
lalu. Tensimeter adalah alat pengukuran tekanan darah sering juga disebut
sphygmomanometer. Sejak itu,sphygmomanometer air raksa telah digunakan sebagai
standar emas pengukuran tekanan darah oleh para dokter. Tensimeter atau
sphygmomanometer pada awalnya menggunakan raksa sebagai pengisi alat ukur ini. Sekarang,
kesadaran akan masalah konservasi lingkungan meningkat dan penggunaan dari air
raksa telah menjadi perhatian seluruh dunia. Bagaimanapun, sphygmomanometer air
raksa masih digunakan sehari-hari bahkan di banyak negara
modern. Para dokter tidak meragukan untuk menempatkan kepercayaan
mereka kepada tensimeter air raksa ini.
Banyak sekali
masyarakat yang masih awam menggunakan Tensimeter Air Raksa,
bahkan mereka harus datang ke Klinik atau Puskesmas terdekat hanya untuk
memeriksakan tekanan darah dan kebanyakan pihak klinik atau Puskesmas
meminta uang jasa atas pemeriksaan tersebut. Tetapi, bila Anda dapat
memeriksakan sendiri cukup di rumah saja tidak perlu ke Klinik atau Puskesmas
dan juga dapat menghemat serta dapat menolong antar anggota keluarga, kerabat
dan lainnya. Disini Kami akan menyampaikan informasi tentang cara penggunaan Tensimeter Air Raksa.
B. Fungsi
Sphygmomanometer adalah alat yang di
gunakan untuk mengukur tekanan darah yang bekerja secara manual saat memompa
maupun mengurangi tekanan pada manset dengan sistem non invasive.
C. Bagian –
Bagian
1.
Menset, berfungsi untuk menampung
udara yang dipompa dari bulb dan untuk mendeteksi tekanan darah pasien yang
pada penggunaannya dipasang pada lengan pasien.
2. Bulb atau
pemompa, berfungsi untuk mempompa udara kedalam menset. Pada bulb terdapat :
a) Valve Inlet
atau klep masuk yang berfungsi untuk menghisap udara dari luar.
b) Valve Output
atau klep keluar yang berfungsi mengeluarkan udara dari dalam bulb ( di
dalamnya terdapatfilter ).
c) Valve pembuangan
yang berfungsi untuk ruang udara dari menset pada saat pengukuran.
3. Tabung kaca
pengukur, berfungsi untuk mengukur air raksa yang dipompa oleh udara di dalam
menset. Diatas tabung kaca pengukur terdapat lubang pembuangan
udara.
4. Valve
on/off, berfungsi untuk membuka atau menutup jalannya air raksa.
5. Tabung air
raksa, berfungsi untuk menampung air raksa. Diatas tabung air raksa terdapat
filternya.
D.
Prinsip Kerja
Prinsip kerja alat pengukur tekanan
darah (tensimeter) sama dengan U-Tube Manometer. Manometer adalah alat pengukur
tekanan yang menggunakan tinggi kolom (tabung) yang berisi liquid statik untuk
menentukan tekanan. Manset dipasang ‘mengikat’ mengelilingi lengan dan kemudian
ditekan dengan tekanan di atas tekanan arteri lengan (brachial) dan kemudian
secara perlahan tekanannya diturunkan. Pembacaan tinggi mercuri dalam kolom
(tabung manometer) menunjukkan peak pressure (systolic) dan lowest pressure
(diastolic).
E.
Pengoperasian Alat
a. Buka
Tensimeter Air Raksa tersebut.
b. Geserlah
jarum ke Arah ON agar air raksa naik.
c. Raba nadi
Pasien yang akan diperiksa kemudian pasanglah manset sesuai dengan ukuran
pasien.
Meminta
klien untuk meluruskan tangan ke depan dan menggangkatnya sejajar bahu (Bapak/
Ibu tolong tangan kiri/kanannya diluruskan kedepan telapak tangan menghadap ke
atas lalu tolong tangan kiri/kanannya diangkat setinggi bahu), meraba arteri
brachialis yang berada di bawah aksila sebelah dalam yaitu dengan cara menarik
garis khayal dari tepi kelingking menuju ke atas sampai teraba denyut nadi arteri
brachialis.
d.
Lilitkan manset tensimeter ke lengan
atas kiri atau kanan di atas siku. Manset dililitkan pada bagian ini karena
pada bagian ini terdapat pembuluh darah arteri yang berasal langsung dari
jantung, pembuluh ini terletak dekat di bawah kulit dapat disebut juga Arteri
Brachialis. Dan batas bawah manset setinggi 3 cm atau 2 jari diatas fosa
kubiti.
·
Untuk memasang manset jenis perekat
caranya pasang manset 3 cm atau 2 jari di atas fosa kubiti, lingkarkan kearah
kanan/ searah jarum jam pada lengan tempat pemeriksaan lalu rekatkan pada
perekat manset.
·
Jika menggunakan manset jenis pita
kain caranya pasang manset manset 3 cm atau 2 jari di atas fosa kubiti,
lingkarkan kearah kanan/ searah jarum jam pita kain pada lengan lalu kaitkan
pengait pita pada pita yang di lingkarkan tadi.
·
Jika menggunakan manset jenis
perekat yang terdapat pengaitnya caranya pasang karet manset 3 cm atau 2 jari
di atas fosa kubiti, lingkarkan manset kearah kanan/ searah jarum jam pada
lengan lalu selipkan ujung kerat manset pada lubang yang tersedia kemudian
tarik manset dan rekatkan pada perekat.
·
Memastikan terpasang tidak terlalu
kencang dengan merekatkan manset sesuai ukuran lengan klien.
e.
Menanyakan pada pasien apakah manset
terpasang terlalu kencang/ tidak.
(Ibu/bapak)
apakah manset yang saya pasang terlalu kencang atau longgar? jika terpasang kencang maka longgarkan
manset/ jika terlalu longgar maka kencangkan manset sesuai dengan lengan
pasien. Maksimal 1 jari masih bisa dimasukkan dalam manset yang telah terpasang
pada lengan pasien.
f. Upayakan
tensimeter diletakkan sejajar dengan jantung baik dalam posisi tidur maupun
duduk atau berdiri, tangan diperiksa dalam keadaan rileks.Tutup katup pengatur
udara pada pompa karet manset tensimeter dengan cara memutar ke kanan sampai
habis.Menutup katub bulb pada tensimeter dengan cara memutar kearah kanan/
searah jarum menggunakan tangan dominan.
g.
Meraba denyut nadi arteri radialis.
Meraba arteri radialis pada bagian atas pergelangan tangan pasien dengan jari
telunjuk dan jari tengah secara lembut.
h. Pasang
stetoskop pada telinga Anda kemudian bagian yang pipih ditempelkan pada bagian
lipatan siku di sebelah bawah lilitan manset.
i.
Memompa balon karet.
Meletakkan
dua jari tangan non dominan diatas denyut nadi arteri radialis pada pergelangan
tangan selanjutnya tangan dominan memompa balon karet secara perlahan dengan
menggunakan tangan dominan sampai balon benar-benar kempis hingga denyut arteri
radialis tidak teraba lagi. Menambahkan pompa sehingga air raksa naik 20 – 30
mmHg.
Pompalah udara
ke dalam manset dengan cara menekan pompa karet berulang-ulang sampai tekanan
menunjukkan angka 140 mmHg. Tekanan 140 mmHg ini atas dasar mmHg di atas
tekanan systole yang diperkirakan pada orang dewasa normal (Tidak menderita
hipertensi) yaitu 120 mmHg. Bila yang diperiksa adalah penderita hipertensi,
maka naikkan kembali 20 mmHg dan seterusnya secara bertahap,
j.
Manset yang dipompa menyebabkan
tekanannya meningkat dan menekan Arteri Brachialis sehingga aliran darah
berhenti mengalir.
k. Buka kembali
katup pengatur udara dengan cara memutar katub bulb dengan cara meletakkan
katub bulb diantara ibu jari dan jari telunjuk tangan dominan kemudian secara
perlahan putar katub bulb kearah kiri/ berlawanan dengan jarum jam, sehingga
air raksa turun dengan kecepatan 2 – 3 mmHg/detik atau 1 skala/detik sambil
mendengarkan perubahan suara yang terjadi.Detakan yang didengar untuk pertama
kali adalah sistolik, sedangkan detakan yang terakhir sebelum suara benar-benar
hilang adalah suara diastolik.
Tekanan
sistolik adalah besarnya tekanan yang timbul pada pembuluh arteri saat
jantung memompa darah (berkontraksi).Sedangkan tekanan
diastolik adalah tekanan saat jantung dalam fase istirahat. Alat ini
sangat penting jika ada diantara keluarga menderita tekanan darah tinggi, maka
perlu memiliki alat pengukur tekanan darah (sphygmomanometer). Salah satu kunci
keberhasilan mengendalikan tekanan darah pasien tekanan darah tinggi adalah
pengukuran tekanan darah secara teratur.
l.
Lepaskan manset dari lengan pasien.
·
Untuk melepaskan manset jenis
perekat caranya lepaskan perekat secara perlahan dan lingkarkan kerah kiri/
berlawanan arah jarum jam.
·
Jika menggunakan manset jenis pita
kain caranya lepaskan pengait pita secara perlahan dari pita manset kemudian
lingkarkan pita manset dan genggam ditangan yang dominan supaya pita manset
tetap rapi.
·
Jika menggunakan manset jenis
perekat yang terdapat pengaitnya caranya melepaskan pita manset dengan perlahan
dari perekatnya kemudian keluarkan pita manset dari lubang yang tersedia
kemudian tarik manset kearah kiri/berlawanan jarum jam.
m. Kemudian
yang terakhir, rapikan kembali perlengkapan tensimeter tersebut.
a.
Membersihkan ear pieces stetoskop
dan diafragma stetoskop dengan menggunakan kapas alkohol secara sirkuler.
b.
Meletakkan bekas kapas alkohol ke tempat
sampah medis.
c.
Menutup kunci tabung air raksa
tensimeter Hg dengan cara menggeser pengunci yang ada di bawah tabung air raksa
kearah kanan kemudian mengecek kemblai apakah air raksa telahterkunci dengan
cara memiringkan tensimeter.
d.
Merapikan pita manset dengan cara
menggulung pita kain/ manset, meletakan karet pompa serta katub bulb dibawah
manset yang telah tergulung serta meletakkanya pada bagian tengah tensimeter Hg
yang kosong.
e.
Menutup tensimeter Hg dengan cara
menurunkan bagian atas tensimeter Hg ke bagian bawah tensimeter sehingga kedua
sisi menempel sampai terdengar suara klik.
F.
Kalibrasi Alat
a) Buka tutup
tabung air raksa, buka penutup tabung air raksa, keluarkan air raksa dengan
hati-hati ke wadah yang aman.
b) Lepaskan,
U-Tube, tabung air raksa, selang, bulb, dan manset dari casing Tensimeter.
c) Bersihkan
bagian dalam U-Tube dan tabung air raksa, dari kotoran.
d) Pasang
kembali U-tube, tabung raksa, selang, manset dan bulb, pada casing Tensimeter.
e) Isi tabung
raksa dengan raksa hingga air raksa mencapai tepat di angka 0.
f) Lakukan
Kalibrasi dengan Phantom.
g) Pasang
Phantom pada sambungan selang Tensimeter.
h) Nyalakan
Phanthom, tekan tombol Zero, untuk melakukan zeroing.
i) Pasang
manset pada objek apa saja sebagai pengganti lengan pasien.
j) Angka pada
display harus menunjukkan angka 0 saat zeroing, bila tidak 0, tambah atau
kurangi air raksa hingga zeroing menunjukkan angka 0.
k) Pompa
Tensimeter, liat posisi air raksa pada tensimeter dan samakan dengan angka yang
ditunjukkan phanthom.
l) Air raksa
dan phantom harus menunjukkan angka yang sama (toleransi=1)
m) Bila
berbeda, tambah atau kurangi air raksa.
n) Setelah
selesai tutup kembali tabung air raksa.
Atau dengan
cara yang sederhana seperti berikut :
a) sebelum
dipakai, air raksa harus selalu tetap berada pada level angka nol (0 mmHg).
b) Pompa
manset sampai 200mmHg kemudian tutup katup buang rapat-rapat. Setelah beberapa
menit, pembacaan mestinya tidak turun lebih dari 2mmHg ( ke 198mmHg). Disini
kita melihat apakah ada bagian yang bocor.
c) Laju
Penurunan kecepatan dari 200mmHg ke 0 mmHg harus 1 detik, dengan cara melepas
selang dari tabung kontainer air raksa.
d) ika
kecepatan turunnya air raksa di sphygmomanometer lebih dari 1 detik, berarti
harus diperhatikan keandalan dari sphygmomanometer tersebut. Karena jika
kecepatan penurunan terlalu lambat, akan mudah untuk terjadi kesalahan dalam
menilai. Biasanya tekanan darah sistolic pasien akan terlalu tinggi
(tampilan) bukan hasil sebenarnya.Begitu juga dengan diastolik.
Penurunan
raksa yang lambat ini dapat disebabkan oleh keadaan berikut:
1. Saringan
yang mampet karena dipakai terlalu lama
2. Tabung
kaca kotor (air raksa oksidasi)
3. Udara
atau debu di air raksa
Alasan yang pertama mudah kelihatan. Ada dua
saringan dalam setiap sphygmomanometer air raksa yaitu di lubang tabung kaca
dan tendon. Saringan di atas tabung kaca dapat menjadi tersumbat dengan mudah.
Ketika air raksa menyentuh saringan, akan terjadi kelebihan tekanan. Penanganan
yang tidak baik setelah dipakai yaitu membiarkan air raksa di tabung kaca dan
tidak kembali ke tabung air raksa.
Alasan yang kedua berkaitan dengan fakta bahwa air
raksa adalah suatu logam berat dan berisi material yang tidak murni. Keadaan
ini menyebabkan dalam waktu yang lama akan mengotori tabung gelas/kaca.
Akibatnya gerakan raksa saat turun terhambat.
Alasan yang ketiga adalah masuknya gelembung udara.
Ini disebabkan oleh cara penanganan yang tidak sesuai dari sphygmomanometer air
raksa. Debu dapat masuk lewat udara. Memindahkan sphygmomanometer air raksa
tanpa mengunci air raksa kembali ke kontainer dan meninggalkan klep membuka
dapat menghasilkan suatu gelembung udara di air raksa.
G. Kelebihan
dan Kekurangan Tensimeter Air Raksa
a. Kelebihan
:
1. Hasilnya
lebih akurat
2.
Mudah
dilihat karena mengkilap.
3.
Pemuaiannya
teratur.
4. Tidak membasahi dinding.
5.
Jangkauan
suhunya cukup besar, yaitu -39 derajat Celcius sampai 357 derajat celsius.
b.
Kekurangan
:
1.
Harganya
mahal.
2.
Tidak
dapat mengukur suhu sangat rendah (kurang dari -39 derajat celcius).
3.
Merupakan
bahan beracun
H.
Cara
membersihkan dan memperbaiki tensimeter air raksa.
Tensimeter jenis
ini paling banyak dipergunakan oleh para tenaga medis dan mempunyai usia yang
lama dalam penggunaanya asal perawatannya dijaga ya..
Persiapkan Peralatannya :
1. Tang buaya atau tang kombinasi.
2. Air raksa.
3. Kasa / kain polos dengan ukuran minimal 20x20 cm.
4. Kawat panjang 40cm dengan dia. 0.4 mm.
5. Kapas.
6. Wadah kecil / mangkuk.
7. Syiringe / suntikan.
Pelaksanaannya :
1. Buka tensimeter, perhatikan apakan dalam keadaan terbuka atau
tertutup
tensimeternya, jika terbuka tutuplah pengaman air raksanya agar tidak tercecer saat gelas kaca ukur dibuka.
tensimeternya, jika terbuka tutuplah pengaman air raksanya agar tidak tercecer saat gelas kaca ukur dibuka.
2. Buka penutup atas dengan memutar berlawanan jarum jam.
3. Ambil secara perlahan gelas ukur dan bersihkan dengan kawat
dan kapas, hingga debu dankarat air raksa hilang.
4. Siapkan mankuk atau wadah untuk menampung air raksa yang akan
dikeluarkan darichambernya dengan membuka valve pengamannya.
5. Kemudian taburkan letakan kain pada telapak lengan anda, dan
letakkan air raksa diatasnya. setelah itu lakukan pemerasan hingga air raksa kembali
bersih dari debu dan karat.
6. Bersihkan chamber air raksa.
7. Setelah bersih posisikan kembali gelas ukur.
8. Isikan kembali air raksa yang telah bersih kedalam chamber
dengan menggunakan syiringe/suntikan, isikan air raksa hingga menyentuh garis
nol pada gelas ukur, jika kurang lakukanpenambahan dan tutup kembali bagian
atasnya.
9. Lakukan pengetesan dengan Pressure meter atau dengan
membandingkan dengantensimeter lainnya dengan menghubungkan secara langsung
untuk melakukan pengaturan /adjusment.
10. Jika telah sama maka proses pengaturan selesai.
11. Bersihkan pula Balon Pompa / Bulp tensi dengan membuka filter
udara dan
membersihkannya dari debu.
membersihkannya dari debu.
12. Ganti Maset dan Balon tensi yang bocor dan lap kembali.
13. Proses pemeliharaan selesai.
D.
TENSIMETER
DIGITAL
A. DEFINISI
TENSIMETER DIGITAL
Tensimeter dikenalkan pertama
kali oleh dr. Nikolai Korotkov, seorang ahli bedah Rusia, lebih dari 100 tahun
yang lalu. Tensimeter adalah alat pengukuran tekanan darah sering juga disebut
sphygmomanometer. Sejak itu,sphygmomanometer air raksa telah digunakan sebagai
standar emas pengukuran tekanan darah oleh para dokter. Tensimeter atau
sphygmomanometer pada awalnya menggunakan raksa sebagai pengisi alat ukur ini.
Sekarang, kesadaran akan masalah konservasi lingkungan meningkat dan penggunaan
dari air raksa telah menjadi perhatian seluruh dunia. Bagaimanapun,
sphygmomanometer air raksa masih digunakan sehari-hari bahkan di banyak negara
modern. Para dokter tidak meragukan untuk menempatkan kepercayaan mereka kepada
tensimeter air raksa ini. Berhubung kita telah membahas tensimeter secara
general pada laporan pratikum kemarin maka sekarang kami akan membahas lebih
spesifikasi tentang tensimeter digital.
Sphygmomanometer terdiri dari
sebuah pompa, sumbat udara yang dapat diputar, kantong karet yang terbungkus kain,
dan pembaca tekanan, yang bisa berupa jarum mirip jarum stopwatch atau air
raksa. Sedangkan untuk digital terdiri dari board di lengkapi lcd dan switch
start dan stop serta manset yang di lengkapi pipa udara
B. JENIS-JENIS
TENSIMETER DIGITAL
1. Tensimeter
Semi-digital
Tensimeter digital masih memakai valve
untuk memberikan tekanan udara pada manset dan sekaligus mengeluarkannya. Jadi
hampir sama dengan tensimeter air raksa Cuma membedakan tensimeter ini manual
dengan di tampilkan di layar lcd.
2. Tensimeter
Digital Lengan
Tensimeter jenis ini angin otomatis akan
dipompakan ke mansetnya dan begitu pula membuang angin tersebut secara
otomatis. Jadi tensimeter ini lebih mudah di gunakan dan efisien sekali.
3. Tensimeter
Digital Wrist (Pergelangan Tangan)
Pemakaiannya lebih canggih lagi karena
dipakai di pergelangan tangan lalu tinggal di aktifkan maka akan terbaca
otomatis tekanan darah. Dengan getaran, manset yang melingkar di pergelangan
tangan akan menekan pembuluh darah yang ada di pergelangan tangan
C. BAGIAN-BAGIAN
TENSIMETER DIGITAL
Time Button :
Untuk mengatur waktu yang diperlukan saat kita memeriksa tekanan darah kita
LCD Display :
Untuk menampilkan Sistole , Diastole Serta Detak Jantung Kita.
Battery Cover :
Untuk memberikan tegangan daya pada tensimeter digital
Wrist Cuff :
Untuk tempat mengukur tekanan darah di pergelangan kita ( manset ) MAM Switch :
Merupakan selector opsi tambahan dari pabrikan MAM
Memory Button :
Untuk menampilkan kembali data hasil tekanan darah pemeriksaan sebelumnya
I/O : Untuk
Perintah On / Off pada tensimeter digital
D. CARA
MEMASANG MANSET
E. RANGKAIAN
1. Blok
Diagram
Udara
akan dipompa ke manset sekitar 20 mmHg di atas tekanan sistolik rata-rata
(sekitar 120 mmHg untuk rata-rata). Setelah itu perlahan-lahan udara akan
dilepaskan dari manset dengan mengendorkan knop pada tensimeter sehingga
menyebabkan tekanan dalam manset akan menurun. Secara perlahan manset akan
mengempes, kita akan mengukur osilasi kecil dalam tekanan udara dari manset
lengan. Tekanan sistolik merupakan tekanan di mana denyut nadi mulai terjadi
atau bisa dikatakan sebagai batas bawah. Kami akan menggunakan MCU untuk
mendeteksi titik di mana osilasi ini terjadi dan kemudian merekam tekanan dalam
manset. Kemudian tekanan dalam manset akan menurun lebih lanjut. Tekanan
diastolik akan diambil pada titik di mana osilasi mulai menghilang.
Start
button berfungsi untuk memulai pengukuran, saat start ditekan, maka MCU akan
mengeksekusi perintah untuk menggerakkan motor untuk memompa udara ke cuff.
Udara akan dipompa sampai mencapai tekanan 20 mmHg diatas tekanan sistolik.
Sensor tekanan akan membaca dan mengeluarkan output yang diumpankan ke
rangkaian amplifier dan akan diinputkan ke MCU. MCU akan menerima data dari ADC
dan mengeluarkannya dalam display LCD.
2. Gambar
Rangkaian
3. Minimum
System
F. STANDARD
OPERASIONAL PREOSEDUR
1.
Pastikan tidak
ada udara yang tersisa di dalam bladder pada manset. Kecuali untuk tipe advance
yang memiliki sistem menguras udara residu pemeriksaan sebelumnya.
2.
Ukuran manset
juga harus sesuai dengan pemasangan yang benar. Walau pun tipe automatis/digital
bila manset yang digunakan tidak tepat, maka hasil pengukurannya pun akan tidak
tepat.
3.
Bila memakai
model sphygmomanometer digital yang wrist (model di pergelangan tangan),
gunakanlah pergelangan tangan kiri, kecuali karena ada kondisi yang tidak
memungkinkannya. Mengapa harus tangan kiri? Model wrist ini sangat sensitif
sehingga lebih baik menggunakan tangan yang paling dekat dengan jantung. Jangan
lupa juga untuk melepaskan jam tangan dan gelang.
4.
Posisi pemasangan manset (tipe apa pun juga)
harus memperhatikan artery marking (penanda posisi arteri) yang ada pada
manset.
5.
Sebelum menekan
tombolnya, pastikan tingginya manset sama dengan jantung, sehingga disarankan
diperiksa dalam keadaan duduk. Bila memakai model wrist, tempelkan pergelangan
tangan yang diperiksa ke dada.
6.
Tekan tombol
pemompa, dan tunggulah dengan sabar sampai alat benar-benar berhenti bekerja.
Jangan bergerak, jangan bicara, dan jangan banyak bergoyang saat pemeriksaan;
karena tensi meter digital terutama model wrist sangat sensitif, sehingga
getaran kecil dapat membuat salah pembacaan.
7.
Baca hasilnya
pada layar dan jangan dibulatkan.
8.
Bila akan
dilakukan pemeriksaan kedua, berilah jarak interval setidaknya 5 menit untuk
memberikan sistem peredaran darah kembali normal setelah tertekan saat
pengukuran sebelumnya. Kemudian ulangi proses dengan cara yang sama.
G. TROUBLESHOOTING
Untuk troubleshooting, bergantung pada
merk dan pabrikan dari tensimeter digital tersebut. Yang akan dibahas adalah
pabrikan dari tensoval comfort classic.
H. PERAWATAN
1. Hindarkan
dari suhu dan kelembaban yang terlalu tinggi baik dalam penggunaan atau
penyimpanan.
2. Hindarkan
dari zat-zat kimia yang dapat merusak alat.
3. Hindarkan
dari benda-benda tajam.
4. Jagalah agar
manometer (tabung mercury, gauge, atau LCD) dari
benturan benda keras
5. Gunakan
baterai berkualitas bagus. Jangan menggunakan yang murahan. Baterai yang
murahan mudah bocor dan dapat menyebabkan kerusakan permanen pada alat.
6. Jika
tensimeter tidak digunakan dalam waktu yang lama, sebaiknya baterai dilepas.
7. Selang
penyalur udara dari manset hanya boleh ditarik keluar dari perangkat tensimeter
dengan cara memegang soket penyambung. Jangan menarik selang keluar dengan cara
memegang selang.
8. Bersihkan
perangkat tensimeter hanya dengan kain tidak keras, yang sedikit lembab. Jangan
gunakan bahan pembersih atau bahan pelarut.
9. Manset
boleh dibersihkan dengan berhati-hati dengan kain yang sedikit lembab yang dicelup dalam larutan
sabun yang ringan. Manset tidak boleh dicelup sepenuhnya dalam air.
I. KELEBIHAN
DAN KELEMAHAN TENSIMETER DIGITAL
Tensimeter digital merupakan alat
kesehatan yang berfungsi untuk mengukur tekanan darah yang bekerja secara
digital (otomatis). Tensimeter digital memiliki beberapa keunggulan, yaitu :
·
Aman, karena tidak
menggunakan air raksa yang berisiko radiasi logam berat.
·
Praktis, hasil
pengukuran langsung ditampilkan pada layar digital.
·
Multifitur, alat ini
biasanya dilengkapi juga dengan beragam fitur lain yang bermanfaat.
·
Grafik Lcd, Seperti
grafik tekanan darah dan fitur
irreirreguler heart beat, tidak perlu pelatihan khusus untuk menggunakannya,
karena cara penggunaan tidak jauh beda dengan tensimeter air raksa.
Namun demikian, tensimeter digital juga memiliki
kelemahan yaitu
·
Tingkat akurasi
pengukuran lebih rendah dari pada tensimeter raksa.
·
Akurasi pengukuran pada
tensimeter digital ini dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya :
Ø Kondisi
baterai (daya)
Ø Usia
pemakaian (semakin lama pemakaian semakin menurun tingkat akurasi)
Ø Teknologi
produk.
Oleh
karena itu kalibrasi secara berkala perlu dilakukan. Dan untuk proses kalibrasi
digunakan tensimeter air raksa.
E.
PRINSIP DASAR STETOSKOP
1. SEJARAH
PENEMUAN STETOSKOP
Stetoskop adalah salah satu alat
kedokteran yang sangat dibutuhkan oleh dokter, stetoskop tidak dapat lepas dari
dokter karena selalu di bawa kemana-mana. Rene menemukan stetoskop pada tahun
1816. Rena Laennac adalah seorang penemu yang berkebangsaan Perancis yang lahir
pada 17 Februari 1781 di Quimper, Perancis. Rene berprofesi sebagai seorang
dokter, pada tahun 1816, ia sempat merasa kesulitan untuk mendeteksi detak
jantung para pasien wanita yang mengalami sakit jantung. Ia kesulitan
mendengarkan denyut jantung tanpa menggunakan alat bantu.
Sehingga ia berfikir untuk dapat
menemukan alat yang dapat digunakan untuk mendengarkan detak jantung seseorang
tanpa harus menempelkan telinganya di dada pasien, seperti yang dilakukannya
selama ini untuk mendengarkan detak jantung pasiennya. Suatu hari saat Rene
sedang jalan-jalan, ia melihat seorang anak kecil yang sedang menggunakan
tongkat kayu panjang yang digunakan untuk mendengarkan suara ketukan dengan
seksama. Melihat hal tersebut ia mendapatkan sebuah ide.
Rene menggulung kertas, kemudian
ditempelkan pada tubuh pasiennya untuk dapat mendengarkan suara denyut nadinya.
Beberapa waktu kemudian, Rene teringat dengan pernyataan Leonardo da Vinci.
Leonardo menyatakan bila kayu dapat digunakan sebagai alat untuk memperbesar
suara yang sangat pelan. Karena pernyataan tersebut, akhirnya Rene menggunakan
kayu untuk dapat mengatasi kesulitannya dalam mendengarkan denyut nadi para
pasiennya.
Setelah melakukan berbagai percobaan,
Rene berhasil menciptakan sebuah alat baru yang diberi nama stetoskop. Nama
stetoskop berasal dari bahasa Yunani, stethos artinya dada dan skopeein artinya
memeriksa, sehingga stetoskop artinya alat memeriksa dada. Ia berhasil
menemukan stetoskop saat ia bekerja di Hospital Necker. Pada awalnya alat
tersebut berbentuk pipa selinder berlubang yang di buat dari kayu dengan
panjang mencapai 5,9 inchi. Alat tersebut ditempelkan pada tubuh pasien,
ujungnya ditempel pada telinga Rene untuk mendengarkan denyut nadi. Setelah
mengalami perkembangan, bentuk stetoskop berubah menjadi gelas yang berbentuk
pipa atau jam pasir yang panjangnya antara 15 sampai 22,5 cm.
Namun, penemuan stetoskop ini tidak
langsung digunakan oleh para dokter dan Rene mendapat banyak kritikan. Seorang
professor kedokteran mengatakan bila orang yang memiliki telinga untuk mendengar,
maka gunakanlah telinganya jangan menggunakan stetoskop. Sehingga tidak banyak
yang menggunakan stetoskop.
Dengan kemajuan teknologi, pada abad
ke-19, stetoskop dikembangkan dengan menggunakan bahan karet dan alumunium.
Stetoskop temuan Rene, selanjutkan disempurnakan oleh Nicholas P Comins pada
tahun 1829. Nicholas menciptakan stetoskop yang dapat mendengar denyut nadi
dengan kedua telinga. Sehingga ia dapat menciptakan stetoskop yang kita kenal
bentuknya hingga saat ini.
Penemuan stetoskop Rene dan Nicholas
tersebut merupakan salah satu penemuan yang dapat mengubah dunia. Karena fungsi
stetoskop kini dapat menjadi alat kedokteran yang harus digunakan untuk
menganalisis penyakit para pasiennya. Rene Laennec tutup usia pada 13 Agustus
1826 di Ploare, pada usia 45 tahun karena penyakit TBC yang ia derita.
2. FUNGSI STETOSKOP
Kegunaan stetoskop tidak hanya untuk
kalangan medis saja. Ada pekerjaan teknik tertentu yang menggunakan stetoskop
dalam pekerjaannya, biasanya yang berkaitan dengan suara yang lembut, misalnya
pada industri pembuatan jam tangan. Stetoskop mempu menghasilkan suara tertentu
dan mengabaikan atau menghilangkan suara yang tidak diperlukan.
Pada bidang medis kegunaan stetoskop
adalah untuk :
1. Mendiagnosa tekanan darah
Tekanan darah atau tensi dapat
diketahui menggunakan stetoskop dan tensimeter manual seperti tensi air raksa
dan tensi aneroid / jarum. Namun tidak seperti tensimeter digital yang langsung
menampilkan hasil berupa angka digital, pemeriksaan tekanan darah menggunakan stetoskop
memerlukan keterampilan tertentu yang biasanya dimiliki oleh ahli kesehtan
seperti dokter, perawat dan bidan.
2.
Memeriksa paru paru dan saluran napas
Seorang ahli kesehatan dapat
memberikan penilaian terhadap suara yang diperiksa dengan mendengarkan bunyi
pada saluran napas baik pada paru-paru maupun saluran pernapasan atas.
Pemeriksaan saluran pernapasan
dilakukan dengan menempelkan stetoskop pada punggung dan dada pasien.
Pemeriksaan lainnya adalah dengan menghitung jumlah napas pasien.
3.
Mendengarkan detak jantung
Ahli kesehatan dapat mendiagnosa
adanya kelainan pada kesehatan jantung dengan mendengarkan bunyi yang timbul
ketika memeriksa detak jantung. Pemeriksaan detak jantung biasanya dilakukan
dengan menempelkan stetoSkop pada punggung atau dada pasien.
Untuk memeriksa kesehatan jantung
ada stetoskop khusus yang disebut dengan stetoskop kardilogi. Stetoskop ini
menghasilkan suara yang lebih baik untuk pemeriksaan jantung
4. Memeriksa saluran pencernaan
Stetoskop dapat digunakan untuk memeriksa
saluran pencernaan dengan cara mendengarkan gerakan usus dan lambung. Ahli
kesehatan dapat mendiagnosa kesehatan saluran pencernaan dengan menempelkan
stetoskop pada perut pasien.
5. Mendiagnosa kelainan pada janin
dalam kandungan
Kesehatan ibu dan janin dalam
kandungan dapat diperiksa menggunakan stetoskop maupun lynex. Untuk pemeriksaan
kesehatan janin dilakukan dengan mendengarkan detak jantung bayi.
3. PRINSIP KERJA STETOSKOP
Prinsip
kerja stetoskop yang utama yaitu dilakukan dengan menyesuaikan atau menyamakan
impedansi antara kulit dan udara. Stetoskop yang digunakan saat ini mengacu
pada prinsip kerja stetoskop yang merupakan hasil karya asli dari Laennec. Pada
saat itu, Laennec membuat stetoskop yang terdiri dari 2 bagian utama yaitu
bagian sungkup atau bell dan earpieces.
Sungkup atau bell memiliki fungsi
untuk menghimpun suara dari daerah yang akan diperiksa seperti pada daerah
dada. Pada kulit pasien yang bersentuhan dengan sungkup terbuka akan berfungsi
seperti diafragma. Kulit pasien memiliki frekuensi resonan alami yang efektif
dalam menghantarkan bunyi jantung. Sungkup bisa ditempatkan dalam posisi
terbuka ataupun tertutup oleh bantuan suatu membran. Itulah prinsip kerja
stetoskop pada bagian sungkup dan earpieces stetoskop pada umumnya di semua
jenis stetoskop.
Stetoskop monoaural / lynex kayu
Stetoskop sprague dengan 2 selang
Stetoskop binaural animal theme
A. STETOSKOP AKUSTIK
Prinsip kerja stetoskop akustik pada
dasarnya sama dengan prinsip kerja stetoskop pada umumnya. Pada stetoskop
akustik terdiri dari beberapa bagian seperti sunkup, selang dan earpieces.
Prinsip kerja stetoskop akustik pada bagian sungkup khusunya pada sungkup
dengan keadaan terbuka (open bell) maka akan berfungsi untuk menyesuaikan
impedansi antara kulit dan udara. Bagian ini
menghimpun suara dari daerah yang berkontak. Kulit pasien yang bersentuhan
dengan sungkup terbuka berfungsi seperti diafragma. Kulit pasien memiliki
frekuensi resonan alami yang efektif untuk menghantarkan bunyi jantung.
Frekuensi resonan ditentukan oleh diameter sungkup dan tekanan sungkup pada
kulit.
Semakin kencang kulit tertarik, semakin tinggi frekuensi resonan.Semakin besar diameter sungkup,
semakin rendah frekuensi resonan kulit. Rentang suara yang diinginkan dapat
diperluasdengan mengubah ukuran sungkup dan mengubah-ubah tekanan sungkup
terbuka terhadap kulit(sehingga ketegangan pada kulit juga berbeda). Murmur
jantung berfrekuensi rendah tidak akanterdengar apabila stetoskop terlalu
kencang ditekan ke kulit.
Prinsip kerja stetoskop akustik
selanjutnya yaitu pada bagian sungkup atau mangkuk pada posisi tertutup (closed
bell). Pada keadaan ini sebuah sungkup memiliki diafragma dengan frekuensi
resonansi tertentu. Frekuensi yang dihasilkan biasanya tinggi sehingga mampu
menyingkirkan atau menapis suara-suara dengan frekuensi rendah. Frekuensi
resonansinya juga ditentukan oleh faktor-faktor yang sama dengan faktor yang
mengatur frekuensi sungkup terbuka. Pada bagian sungkup tertutup digunakan
khususnya untuk mendengarkan bunyi paru –paru yang memiliki frekuensi lebih
tinggi dari pada frekuensi bunyi jantung.
Pada bagian selang berperan dalam
menghantarkan gelombang suara dari sungkup pada earpieces, tetapi perhitungan
yang dilakukan tidak sederhana. Suara itu sendiri termasuk ke dalam kategori
gelombang mekanik. Gelombang bunyi yang dihasilkan akan cenderung menyebar ke
segala arah. Sehingga dalam perhitungan bunyi ini tidak hanya menyangkut
energi, melainkan menyangkut intensitas, yaitu energi yang menyebar pada semua
bidang dalam suatu waktu. Dalam prinsip kerja stetoskop akustik, apabila
diameter selang terlalu besar, maka volume udara yang dipindahkan menjadi
terlalu banyak. Untuk frekuensi diatas 100 Hz efisiensinya akan berkurang
seiring dengan panjangnya selang.
Earpieces stetoskop harus terpasang
tepat pada telinga karena kebocoran udara dapat mengurangi suara yang terdengar
melalui stetoskop. Semakin rendah frekuensi suara tentunya akan semakin
bermakna kebocoran tersebut. Itulah prinsip kerja stetoskop secara umum pada
jenis stetoskop akustik. Setiap bagian dari stetoskop akustik ini memiliki
prinsip kerja stetoskop yang umum dengan jenis stetoskop lainnya. Yang pada
dasarnya sama-sama menghantarkan bunyi untuk sampai pada telinga pendengar atau
pengguna stetoskop.
B. STETOSKOP ELEKTRONIK
Stetoskop elektronik dilakukan
dengan mengatasi tingkatan suara yang rendah dengan cara memperkuat suara
tubuh. Pada saat sekarang ini, telah banyak perusahaan yang memproduksi dan
menawarkan stetoskop elektronik, hingga mungkin pada akhirnya nanti jenis
stetoskop elektronik akan menjadi lebih umum untuk digunakan daripada steto
akustik.
Kedua
jenis stetoskop baik akustik maupun elektronik pada umumnya digunakan sebagai
alat untuk mendiagnosa penyakit tertentu. Keduanya memiliki kesamaan dalam
menyalurkan suara tertentu dan menghilangkan suara yang lain. Keduanya
mempunyai banyak fungsi dan menjadi alat yang sangat berguna untuk memeriksa
tekanan darah, mendengar bunyi paru-paru, mendengar bunyi jantung, pemeriksaan
prenatal, pemeriksaan pada bagian perut dan lain sebagainya.
5. PERBEDAAN STETOSKOP AKUSTIK DAN
STETOSKOP ELEKTRONIK
Pada
dasarnya cara kerja stetoskop elektronik dengan stetoskop akustik itu sama.
Perbedaan stetoskop elektronik dan stetoskop akustik terletak pada
bagian-bagian dari stetoskop. Pada stetoskop akustik terdiri dari beberapa
bagian seperti bell atau diafragma atau chestpiece, tubing atau selang dan
earpiece. Stetoskop akustik beroperasi dengan cara menyalurkan suara dari
bagian dada melalui tabung kosong berisi udara ke telinga pendengar. Pada
bagian chestpiece dari stetoskop akustik terdiri dari dua sisi yang dapat
diletakkan di badan pasien yang digunakan untuk memperjelas suara. Sisi dari
chestpiece tersebut terdiri dari diafragma dan bell. Difragma memiliki bentuk
seperti disk plastik sedangkan bell memiliki bentuk seperti mangkok kosong.
Apabila
diafragma diletakkan bersentuhan dengan kuli pasein, maka suara yang ada dalam
tubuh akan menggetarkan diafragma serta menciptakan gelombang akustik yang
berjalan sampai ke tube kemudian ke telinga pendengar. Dan apabila bell
diletakkan di kulit tubuh pasien dan menggetarkan kulit maka secara langsung
dapat memproduksi gelombang tekanan akustik yang berjalan ke telinga pendengar.
Bagian bell pada stetoskop akustik menyalurkan suara berfrekuensi rendah
sedangkan diafragmanya menyalurkan suara berfrekuensi lebih tinggi.
Sedangkan
pada stetoskop elektronik terdiri dari beberapa bagian diantaranya earpieces,
selang atau tube dan chestpiece. Pada chestpiece stetoskop elektronik
dilengkapi dengan suatu sensor elektronik yang dapat juga dihubungkan dengan
PC. Stetoskop elektronik dapat mengatasi tingkatan suara yang rendah dengan
cara memperkuat suara yang dihasilkan oleh tubuh. Pada bagian chestpiece inilah
yang mendominasi perbedaan antara stetoskop elektronik dengan akustik.
Karena
pada stetoskop elektronik ditambahkan dengan suatu sensor yang dapat mendeteksi
bunyi tubuh agar terdengar lebih jelas. Selain itu pada masa sekarang telah
diciptakan stetoskop elektronik yang dihubungkan dengan layar komputer,
sehingga pemeriksa dapat menganalisis langsung suara berdasarkan suara yang di
dengar dan jenis gelombang suara yang diperlihatkan melalui monitor.
F.
PRINSIP DASAR TENSIMETER
1. Pengertian
Tekanan Darah
a. Definisi
Tekanan
Tekanan (p) adalah satuan fisika untuk menyatakangaya (F)
per satuan luas (A). Ada pula pengertian lain dari tekanan, Tekanan adalah gaya
yang bekerja pada permukaan benda tiap satuan luas, dirumuskan.F = P / A.
Satuan tekanan dapat dihubungkan dengan satuan, yaitu volume atau isi dan suhu. Semakin tinggi tekanan di dalam suatu tempat dengan isi yang sama, maka suhunya akan semakin tinggi pula. Hal ini dapat digunakan untuk menjelaskan mengapa suhu di daerah pegunungan lebih rendah dari pada di dataran rendah, karena di dataran rendah tekanan lebih tinggi.
Satuan tekanan dapat dihubungkan dengan satuan, yaitu volume atau isi dan suhu. Semakin tinggi tekanan di dalam suatu tempat dengan isi yang sama, maka suhunya akan semakin tinggi pula. Hal ini dapat digunakan untuk menjelaskan mengapa suhu di daerah pegunungan lebih rendah dari pada di dataran rendah, karena di dataran rendah tekanan lebih tinggi.
b. Tekanan
Darah
Tekanan darah merupakan parameter yang dapat
menunjukkan beberapa kelainan yang terjadi pada tubuh manusia. Alat pengukur
tekanan darah atau yang juga biasa disebut dengan tensimeter dan
sfigmomanometer biasa digunakan oleh para praktisi kesehatan untuk mengetahui
kondisi tekanan darah pasiennya. Cara kerja alat pengukur tekanan darah ini
sebenarnya cukup sederhana. Prinsip kerja alat pengukur tekanan darah sama
dengan U-Tube Manometer. Manometer adalah alat pengukur tekanan yang
menggunakan tinggi kolom (tabung) yang berisi cairan yang disebut cairan
manometrik untuk menentukan tekanan cairan lainnya yang akan diukur. Dan
berikut penjelasan singkat bagaimana cara kerja alat pengukur tekanan darah
Pengertian Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik
– Tekanan pada dinding arteri selama fase detak jantung ketika kontraksi
otot jantung dan memompa darah dari bilik ke dalam arteri disebut tekanan
sistolik. Tekanan pada dinding arteri ketika otot jantung mengendur dan
memungkinkan ruang untuk diisi dengan darah disebut tekanan diastolik.
Tekanan darah adalah kata yang umum yang digunakan
untuk merujuk tekanan darah pada arteri. Sirkulasi darah terutama dilakukan
oleh jantung, yang bertindak sebagai pompa. Ketika jantung memompa, darah akan
dipaksa diarahkan ke aorta (pembuluh utama dimulai dari ventrikel kiri jantung
untuk memberikan darah ke organ); ketika darah bertekanan memasuki aorta itu
memberikan tekanan pada dinding, dan aorta memiliki kapasitas elastis untuk
memperpanjang dan sedikit gembung.
c.
Klasifikasi
Tekanan Darah
Tekanan darah merupakan salah satu pengukuran yang
penting dalam menjaga kesehatan tubuh, karena Tekanan darah yang tinggi atau
Hipertensi dalam jangka panjang akan menyebabkan perenggangan dinding
arteri dan mengakibatkan pecahnya pembuluh darah. Pecahnya pembuluh darah
inilah yang menyebabkan terjadinya Stroke. Beberapa penyakit yang diakibatkan
oleh Tekanan darah tinggi diantaranya adalah Stroke, Penyakit Jantung, Penyakit
Ginjal dan Aneurisma.
Pada umumnya Hipertensi atau Tekanan Darah Tinggi
tidak menunjukan gejala ataupun tanda-tanda yang berarti sehingga seorang
penderita Hipertensi sangat sulit untuk mengetahui apakah dirinya mengalami
tekanan darah tinggi. Oleh karena itu, setiap orang dianjurkan untuk memeriksa
Tekanan darahnya secara rutin dan berkala.
Terdapat 2
(dua) pengukuran penting dalam Tekanan darah, yaitu Tekanan Sistolik dan
Tekanan Diastolik.
- Tekanan Sistolik (Systolic Pressure) adalah
Tekanan Darah saat Jantung berdetak dan memompakan darah.
- Tekanan Diastolik (Diastolic) adalah
Tekanan darah saat Jantung beristirahat di antara detakan.
Kategori
|
Tekanan Sistolik, mm Hg
|
Tekanan Diastolik, mm Hg
|
Hipotensi
|
< 90
|
< 60
|
Normal
|
90 – 119
|
60 – 79
|
Prehipertensi
|
120 – 139
|
80 – 89
|
Hipertensi
Tingkat 1
|
140 – 159
|
90 – 99
|
Hipertensi
Tingkat 2
|
160 – 179
|
100 – 109
|
Hipertensi
Tingkat Darurat
|
≥ 180
|
≥ 110
|
Klasifikasi Tekanan Darah
untuk Orang Dewasa
Berdasarkan Tabel Klasifikasi Tekanan Darah diatas,
Tekanan Darah yang Normal adalah berkisar antara 90mmHg sampai 119mmHg untuk
Tekanan Sistolik sedangkan untuk Tekanan Diastolik adalah sekitar 60mmHg sampai
79mmHg. Tekanan darah dibawah 90/60 mmHg dikategorikan sebagai Hipotensi
(Hypotension) atau Tekanan Darah Rendah, sedangkan diatas 140/90mmHg sudah
dikategorikan sebagai Tekanan Darah Tinggi atau Hipertensi (Hypertension).
Pada umumnya, setelah dokter maupun perawat memeriksa
tekanan darah kita, mereka akan memberitahukan kepada kita hasil pengukuran
Tekanan Darah dengan menyebutkan Tekanan Sistolik dan Tekanan Diastoliknya baik
secara lisan maupun tulisan. Contohnya 120/80.
Dari contoh angka tersebut, maka kita dapat mengetahui bahwa Tekanan Sistolik
adalah 120mmHg dan Tekanan
Diastolik adalah 80mmHg.
Untuk mencegah Tekanan Darah Tinggi, kita perlu
menjalani gaya hidup sehat dengan menghindari atau berhenti merokok, mengurangi
konsumsi Garam dan Natrium yang berlebihan, membatasi konsumsi Alkohol, menjaga
berat badan, mengonsumsi makanan yang berserat tinggi (sayur dan buah) serta
rutin berolahraga.
Faktor yang
mempengaruhi tekanan darah
Faktor-faktor
yang menentukan tekanan darah adalah :
- Faktor Fisiologis :
a. Kelenturan dinding arteri
b. Volume darah, semakin besar volume darah maka semakin tinggi tekanan darah.
c. Kekuatan gerak jantung
d. Viscositas darah, semakin besar viskositas, semakin besar resistensi terhadap
aliran.
e. Curah jantung, semakin tinggi curah jantung maka tekanan darah meningkat
f. Kapasitas pembuluh darah, makin basar kapasitas pembuluh darah maka makin tinggi tekanan darah.
- Faktor Patologis:
a. Posisi tubuh : Baroresepsor akan merespon saaat tekanan darah turun dan berusaha menstabilankan tekanan darah
b. Aktivitas fisik : Aktivitas fisik membutuhkan energi sehingga butuh aliran yang lebih cepat untuk suplai O2 dan nutrisi (tekanan darah naik)
c. Temperatur : menggunakan sistem renin-angiontensin –vasokontriksi perifer
d. Usia : semakin bertambah umur semakin tinggi tekan darah (berkurangnya elastisitas pembuluh darah )
e. Jenis kelamin : Wanita cenderung memiliki tekanan darah rendah karena komposisi tubuhnya yang lebih banyak lemak sehingga butuh O2 lebih untuk pembakaran
f. Emosi : Emosi Akan menaikan tekanan darah karena pusat pengatur emosi akan menset baroresepsor untuk menaikan tekanan darah
- Faktor Fisiologis :
a. Kelenturan dinding arteri
b. Volume darah, semakin besar volume darah maka semakin tinggi tekanan darah.
c. Kekuatan gerak jantung
d. Viscositas darah, semakin besar viskositas, semakin besar resistensi terhadap
aliran.
e. Curah jantung, semakin tinggi curah jantung maka tekanan darah meningkat
f. Kapasitas pembuluh darah, makin basar kapasitas pembuluh darah maka makin tinggi tekanan darah.
- Faktor Patologis:
a. Posisi tubuh : Baroresepsor akan merespon saaat tekanan darah turun dan berusaha menstabilankan tekanan darah
b. Aktivitas fisik : Aktivitas fisik membutuhkan energi sehingga butuh aliran yang lebih cepat untuk suplai O2 dan nutrisi (tekanan darah naik)
c. Temperatur : menggunakan sistem renin-angiontensin –vasokontriksi perifer
d. Usia : semakin bertambah umur semakin tinggi tekan darah (berkurangnya elastisitas pembuluh darah )
e. Jenis kelamin : Wanita cenderung memiliki tekanan darah rendah karena komposisi tubuhnya yang lebih banyak lemak sehingga butuh O2 lebih untuk pembakaran
f. Emosi : Emosi Akan menaikan tekanan darah karena pusat pengatur emosi akan menset baroresepsor untuk menaikan tekanan darah
1. Prinsip
Dasar U-Tube Manometer
U-Tube manometer dapat digunakan untuk mengukur
tekanan dari cairan dan gas. Nama U-Tube diambil dari bentuk tabungnya yang
menyerupai huruf U seperti pada gambar di bawah ini. Tabung tersebut akan diisi
dengan cairan yang disebut cairan manometrik. Cairan yang tekanannya akan
diukur harus memiliki berat jenis yang lebih rendah dibanding cairan
manometrik, oleh karena itu pada alat pengukur tekanan darah dipilih air raksa
sebagai cairan manometrik karena air raksa memiliki berat jenis yang lebih
besar dibandingkan dengan berat jenis darah. Berikut skema pengukuran tekanan
menggunakan manometer.
Tekanan
dalam fluida statis adalah sama pada setiap tingkat horisontal (ketinggian)
yang sama sehingga:
Untuk
lengan tangan kiri manometer
Untuk
lengan tangan kanan manometer
Karena
disini kita mengukur tekanan tolok (gauge pressure), kita dapat menghilangkan
PAtmosfer sehingga
Dari
persamaan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa tekanan pada A sama dengan
tekanan cairan manometrik pada ketinggian h2 dikurangi tekanan cairan yang
diukur pada ketinggian h1. Dalam kasus alat pengukur tekanan darah yang
menggunakan air raksa, berarti tekanan darah dapat diukur dengan menghitung
berat jenis air raksa dikali gravitasi dan ketinggian air raksa kemudian
dikurangi berat jenis darah dikalikan gravitasi dan ketinggian darah.
2. Prinsip
Dasar Tensimeter
Prinsip kerja alat pengukur tekanan
darah (tensimeter) sama dengan U-Tube Manometer. Manometer adalah alat pengukur
tekanan yang menggunakan tinggi kolom (tabung) yang berisi liquid statik untuk
menentukan tekanan.
Yang terdiri dari:
-
Manset
-
Bulb
dan valve
-
Measure
Unit (Air raksa, manometer, dan LCD)
Manset dipasang ‘mengikat’
mengelilingi lengan dan kemudian ditekan dengan tekanan di atas tekanan arteri
lengan (brachial) dan kemudian secara perlahan tekanannya diturunkan. Pembacaan
tinggi mercuri dalam kolom (tabung manometer) menunjukkan peak pressure
(systolic) dan lowest pressure (diastolic).
Pasien diposisikan di tempat yang
nyaman, kemudian cuff untuk menahan aliran darah, dan bulb memompa, valve
adalah katup untuk melonggarkan dan menguatkan bulb ketika memompa. Pada saat
memberi tekanan pada cuff bulb juga memberi tekanan pada measure unit sehingga
kita bisa melihat hasil tekanan darah.
Keterangan:
Pasien
: Objek yang akan diperiksa tekanan darahnya
Cuff
: manset yang berfungsi menahan laju aliran darah
Bulb
& valve : memberi tekanan udara pada cuff dan air raksa
Measure
unit: tempat air raksa dan melihat salit pengukuran tekanan darah
Pengoperasian
(SOP)
ü Pemeriksa
memasang kantong karet terbungkus kain (cuff) pada lengan atas.
ü Stetoskop
ditempatkan pada lipatan siku bagian dalam.
ü Kantong
karet kemudian dikembangkan dengan cara memompakan udara ke dalamnya. Kantong
karet yang membesar akan menekan pembuluh darah lengan (brachial artery)
sehingga aliran darah terhenti sementara.
ü Udara
kemudian dikeluarkan secara perlahan dengan memutar sumbat udara.
ü Saat
tekanan udara dalam kantong karet diturunkan, ada dua hal yang harus
diperhatikan pemeriksa. Pertama, jarum penunjuk tekanan, kedua bunyi denyut
pembuluh darah lengan yang dihantarkan lewat stetoskop. Saat terdengat denyut
untuk pertama kalinya, nilai yang ditunjukkan jarum penunjuk tekanan adalah
nilai tekanan sistolik.
ü Seiring
dengan terus turunnya tekanan udara, bunyi denyut yang terdengar lewat
stetoskop akan menghilang. Nilai yang ditunjukkan oleh jarum penunjuk tekanan
saat bunyi denyut menghilang disebut tekanan diastolik.
G.
ANATOMI JANTUNG
Jantung
merupakan sebuah organ yang terdiri otot
Terletak
pada rongga dada sebelah kiri.
Jantung terdiri dari otot yang
kuat dan berfungsi sebagai pompa.
Jantung
memompa darah secara terus menerus melalui sistim sirkulasi.
Lapisan
jantung
a. Epicardium atau
perikardium
Lapisan jantung yang
terdapat di sebelah dalam yang terdiri dari jaringan endotel atau selaput
lender yang melapisi
permukaan rongga jantung.
b. Miokardium
Lapisan
inti dari jantung yang terdiri dari otot-otot jantung
C. Endokardium
Lapisan jantung terluar
terdiri dari sel-sel endotel yang halus, permukaan tidak kaku dan berfungsi
untuk mengumpulkan darah, memompa dan dapat membantu mengatur kontraktilitas.
Vena kava superior adalah salah satu dari dua pembuluh
darah utama yang membawa darah de-oksigen dari tubuh ke jantung
Vena kava inferior adalah salah satu dari dua pembuluh
darah utama yang membawa darah de-oksigen dari tubuh ke jantung
Vena Pulmonalis adalah pembuluh darah mengangkut oksigen
yang kaya dari paru ke atrium kiri
Aorta adalah pembuluh darah tunggal terbesar di tubuh.
Ini adalah kira-kira diameter ibu jari Anda
Cara Kerja Jantung
Kelainan
Pada Jantung
Ø Otot jantung yang lemah. Biasanya kelainan
ini bawaan
sejak lahir. Penderita jantung lemah tidak
dapat melakukan aktivitas
berlebihan, karena pemaksaan kinerja jantung yang berlebihan akan menimbulkan
rasa sakit di bagian dada, dan kadangkala dapat menyebabkan tubuh menjadi
nampak kebiru-biruan. Penderita lemah otot jantung ini mudah pingsan.
Ø Penyakit Jantung Rematik
Penyakit
jantung rematik merupakan penyakit jantung yang disebabkan karena kerusakan
katup jatung yang diakibatkan oleh demam rematik. Bakteri streptokokus adalah
salah satu penyebabnya.
Ø Arritmia
Arritmia memiliki arti ‘irama jantung tidak normal’
diakibatkan oleh gangguan rangsang dan penghantaran rangsang jantung yang berat
ataupun ringan.
Ø Aterosklerosis
Aterosklerosis
diakibatkan oleh dinding arteri yang mengalami penebalan karena lemak,
kolesterol dan buangan sel lainnya yang mengendap sehingga pasokan darah ke
sel-sel otot mengalami penghambatan. Ateroskleroris bisa terjadi di seluruh
bagian tubuh.
H.
PRINSIP DASAR ECG
Alat ini merekam aktivitas listrik jantung pada waktu
tertentu (saat pemeriksaan).
Secara harafiah didefinisikan :
“elektro” = berkaitan dengan elektronika,
“kardio” = berasal dari bahasa Yunani yang artinya
jantung,
“gram” = berarti tulis / menulis.
Elektrokardiograf : alat untuk merekam atau menulis aktivitas listrik jantung
Elektrokardiogram : merupakan suatu grafik yang
dihasilkan oleh suatu elektrokardiograf.
Fungsi
ecg
Diagnostik :
EKG berperan sebagai sarana
alat bantu untuk mengetahui anatomi jantung :
• Mengetahui gangguan hantaran
(aritmia)
• Mengetahui daerah iskemia dan
IMA pada otot jantung
• Mengetahui pembesaran
ruang-ruang jantung, atrium dan ventrikel
• Mengetahui gangguan
keseimbangan elektrolit khususnya Kalium
• Mengetahui penilaian fungsi
jantung.
• Evaluasi
• EKG berfungsi sebagai sarana evaluasi untuk menilai
keberhasilan tindakan pengobatan yang telah diberikan, dan sebagi saranan
evaluasi dari tindakan latihan yang dilakukan.
INDIKASI
Penggunaan ECG hanya dilakukan
sesuai indikasi atau ketentuan atau
instruksi dari dokter
• Pasien dengan kelainan irama
jantung
• Pasien dengan kelainan miokard
seperti infark
• Pasien dengan pengaruh obat
obat jantung terutama digitalis
• Pasien dengan gangguan
elektrolit
• Pasien perikarditis
• Pasien dengan pembesaran
jantung
• Pasien dengan kelainan penyakit
inflamasi pada jantung
• Pasien di ruang ICU
Peralatan
ecg
v Set mesin ECG
v Kabel untuk sumber listrik
v Kabel untuk elektrode sumber
listrik
v Plat elektrode
v Balon pengisal elektrode dada
v Jelly
v Bengkok
v Tissue
v Kertas ECG
Penyadapan
sinyal jantung oleh ekg
Penyadapan
sinyal jantung oleh ekg
Ketika impuls dari nodus SA menjalar di kedua atrium,
terjadi depolarisasi dan repolarisasi di atrium dan semua sadapan merekamnya
sebagai gelombang P defleksi positif, terkecuali di aVR yang menjauhi arah aVR
sehingga defleksinya negatif. Setelah dari atrium, listrik menjalar ke nodus
AV, berkas His, LBB dan RBB, serta serabut purkinje. Selanjutnya, terjadi
depolarisasi di kedua ventrikel dan terbentuk gelombang QRS defleksi positif,
kecuali di aVR.
Setelah terjadi depolarisasi di kedua ventrikel, ventrikel
kemudian mengalami repolarisasi. Repolarisasi di kedua ventrikel menghasilkan
gelombang T defleksi positif di semua sadapan, kecuali di aVR. (F. Sangadji)
Elektrokardiogram normal terdiri dari sebuah gelombang P,
sebuah “kompleks QRS“, dan sebuah gelombang T. kompleks QRS sebenarnya tiga
gelombang tersendiri, gelombang Q, gelombang R, gelombang S,
ke semuanya di sebabkan oleh lewatnya impuls jantung
melalui ventrikel ini. Dalam elektrokardigram yang normal, gelombang Q, dan S
sering sangat menonjol dari pada gelombang R dan kadang kadang benar benar
absen , tetapi walau bagaimanapun gelombang ini masih di kenal sebagai kompleks
QRS atau hanya gelombang QRS.
Gelombang P disebabkan oleh arus listrik yang
dibangkitkan sewaktu mengalami depolarisasi sebelum berkontraksi, dan kompleks
QRS d sebabkan oleh arus listrik yang dibangkitkan ketika ventrikel mengalami
depolarisasi. Gelombang T disebabkan oleh arus listrik yang dibangkitkan
sewaktu ventrikel kembali dari keadaan depolarisasi.
PRINSIP
KERJA ECG
Aktifitas elektrik
ditimbulkan oleh sel jantung sebagai ion yang bertukar melewati membran sel.
Elektroda yang dapat menghantarkan aktifitas listrik dari jantung ke mesin ECG
ditempatkan pada posisi yang strategis di ekstremitas dan porcordium dada. Energi
elektrik yang sangat sensitive kemudian diubah menjadi grafik yang ditampilkan
oleh mesin ECG. Tampilan ini disebut elektrokardiogram. Kontraksi jantung
direpresentasikan dalam bentuk gelombang pada kertas ECG, dan dinamakan
gelombang P, Q, R, S, dan T.
I.
BLOK DIAGRAM ECG
• The
potensials picked up by the patient electrodes are taken to the lead selector
switch
• Here
the electrodes are selected TWO by TWO according to the lead program
• The
signal is the given to the preamplifier
• A
preamplifier (preamp), or control amplifier, is an electronic amplifier which
prepares an electronic signal for further amplification or processing
• It
usualLy a 3 or 4 stage differential amplifier
• The
amplified O/P is then given to the power amplifier
• The
O/P of the power amplifier is fed to the pen motor which deflects the writing
arm of the paper
• Frequency
selective network is an R-C network, which provides necessary damping of the
pen
• The
auxiliary circuits provide a 1mV calibration signal and automatic blocking of
the amplifier during change in the position of the lead switch
• It
also include a speed control circuit for the chart driver motor.
J.
SADAPAN ECG
Lead EKG
Sadapan rutin 12 leads
u 3
bipolar standard leads ( I, II, III)
u 3
unipolar lead ekstremitas (aVR, aVL, aVF)
u 6
unipolar chest leads / prekordial (V1,
V2, V3, V4, V5, V6)
Bipolar standard lead & unipolar lead
ekstremitas menggambarkan keadaan medan bioelektrik aktivitas jantung pada
bidang frontal
Chest lead /
prekordial Ã
Bidang horizontal
BIPOLAR STANDARD LEAD
Sadapan ini pertama kali digunakan oleh Einthoven untuk
mengetahui perbedaan potensial listrik pada bidang bidang frontal. Sadapan ini
disebut juga lead bipolar yang ditandai dengan Lead I , Lead II , dan Lead III
SEGITIGA EINTHOVEN
Seorang ilmuwan, Einthoven, yang menemukan lead I,
II dan III untuk perekaman EKG mengenalkan formula segitiga Einthoven, yaitu
segitiga khayalan yang menghubungkan antara vektor diagram lead I, II dan III
sebagai segitiga sama sisi dengan pusat pada jantung
u Lead I
Merekam
beda potensial antara tangan kanan (RA) dengan tangan kiri (LA) dimana tangan
kanan bermuatan (-) dan tangan kiri bermuatan (+)
u Lead II
Merekam
beda potensial antara tangan kanan (RA) dengan kaki kiri (LL) dimana tangan
kanan bermuatan (-) dan kaki kiri bermuatan (+)
u Lead III
Merekam
beda potensial antara tangan kiri (LA) dengan kaki kiri (LL) dimana tangan kiri
bermuatan (-) dan kaki kiri bermuatan (+)
UNIPOLAR LEAD EKSTREMITAS
u Lead avR
Merekam
beda potensial pada tangan kanan (RA) dengan tangan kiri dan kaki kiri (LA-LL)
u Lead avL
Merekam
beda potensial pada tangan kiri (LA) dengan tangan kanan dan kaki kiri (RA-LL)
u Lead avF
Merekam
beda potensial pada kaki kiri (LL) dengan tangan kanan dan tangan kiri (RA-LA)
SUDUT ORIENTASI UNIPOLAR LEAD EKSTREMITAS
UNIPOLAR LEAD PREKORDIAL
u Penempatan
- V1 : Ruang iga ke 4 garis sternal kanan
- V2 : Ruang iga ke 4 garis sternal kiri
- V3 : Diantara ke V2 dan V4
- V4 : Ruang iga ke 5 garis midclavicularis
kiri
- V5 : Ruang iga ke 5 garis axilla depan
- V6 : Ruang iga ke 5 garis axilla belakang
Gambaran EKG pada sadapan ini menunjukkan :
u V1 : Menunjukkan keadaan jantung
anterior atas kanan dan anteroposterior.
u V1 ,V2 ,V3 :
Menunjukkan keadaan jantung anteroseptal.
u V4 :
Menunjukkan keadaan jantung anteroapical.
u V5-V6 : Menunjukkan
keadaan jantung anterolateral.
K.
PENGOPERASIAN DAN PERAWATAN ECG
Pengoperasian ekg:
1. Posisi pasien diatur terlentang datar
2. Membuka dan melonggarkan pakaian pasien bagian
atas, bila pasien memakai jam tangan, gelang, logam lain agar dilepas
3. Membersihkan kotoran dengan menggunakan kapas
pada daerah dada, kedua pergelangan tangan dan kedua tungkai dilokasi manset
elektroda
4. Mengoleskan jelly pada permukaan elektroda
5. Memasang manset elektroda pada kedua pergelangan
tangan dan kedua tungkai
6. Memasang arde
7. Menghidupkan monitor EKG
8. Menyambungkan kabel EKG pada kedua tungkai
pergelangan tangan dan kedua tungkai pergelangan kaki pasien, untuk rekaman
ekstremitas lead (Lead I, II, III, AVR, AVL, AVF) dengan cara :
- Warna merah pada pergelangan tangan kanan
- Warna hijau pada kaki kiri
- Warna hitam pada kaki kanan
- Warna kuning pada pergelangan tangan kiri
9. Memasang elektroda dada untuk rekaman precardial
lead
- V1 pada intreosta keempat garis sternum kanan
- V2 pada intreosta keempat garis sternum kiri
- V3 pada pertengahan V2 dan V1
- V4 pada intrekosta kelima garis pertengahan
elavikula kiri
- V5 pada axila sebelah depan kiri
- V6 pada axila sebelah belakang kiri
10. Melakukan kalibrasi dengan kecepatan 25
mili/detik
11. lalu selanjutnya kita dapat melihat hasil dari
ekg seperti berikut ini
12.Setelah selesai semua elektroda yang melekat ditubuh
pasien dilepas dan dibersihkan seperti semula
13. Bersihkan
kembali bekas alat pemasangan elektroda dengan kassa atau tissue.
PEMELIHARAAN ALAT
1) Bersihkan elektroda dari sisa
jelly atau pasta yang masih tersisa / melekat
2) Bersihkan
pesawat dari debu dan kotoran yang ada pada badan pesawat dengan menggunakan
kain yang lembut
3) Simpan pada tempat yang kering
dan sejuk
4) Periksa keadaan elektroda dan
kencangkan bila perlu
5) Lakukan pengecekan standart kalibrasi
pada bentuk pulsa kalibrasi 1 mV dengan tinggi pulsa 10 mm
6) Lakukan pemeriksaan stylus dengan
mengatur tekanan stylus pada kertas perekaman dan periksa apakah kondisi stylus
masih dapat difungsikan dengan baik.
7) Alat harus selalu di lakukan pengecekan sedikitnya setiap 6 bulan sekali,
artinya harus di lakukan secara rutin.
8) Jika ingin memperpanjang jenjang waktu pemeliharaan rutin, pastikan kondisi
alat dalam keadaan normal.
9) Dalam pengkalibrasian alat handaknya tidak hanya menggunakan satu alat
kalibrasi, tetapi lebih agar bisa terus memantau kinerja alat.
10) Setiap
kali menggunakn alat selalu memperhatikan kondisi battray yang terlihat pada indicator battray, jika kondisi
battray lemah lakukan charger.
11) Jangan
gunakan battray jika level battray kurang daari 80%.
12) Untuk
casing alat, bisa di bersihkan dengan kain yang di basahkan jika ada noda
13) Untuk
kabel pasien / elektroda bersihkan dengan air dan sabun atau air hangat
bersih kemudian di keringkan sebelum di gunakan.
L.
PERKEMBANGAN ECG
Sejarah ECG
Penemuan aliran listrik pada makhluk hidup diawali oleh
Dr. Luigi Galvani, seorang dokter dan fisikawan dari Universitas Bologna
Italia, yang berhasil merekam aliran listrik dari otot skelet pada tahun 1786.
Kemudian pada tahun 1842, Dr. Carlo Matteucci, seorang profesor di bidang
fisika, menunjukkan adanya aliran listrik pada setiap denyut jantung kodok
Alexander
Muirhead menghubungkan kabel ke pergelangan tangan pasien
yang sakit untuk memperoleh rekaman detak jantung pasien, selama kuliah untuk
DSc-nya (dalam listrik) pada tahun 1872 di St. Bartholomew's
Hospital. Aktivitas ini direkam secara langsung dan divisualisasikan
menggunakan elektrometer kapiler Lippmann oleh seorang fisiolog Britania
bernama John Burdon Sanderson.
Orang pertama yang mengadakan pendekatan sistematis pada
jantung dari sudut pandang listrik adalah Augustus
Waller, yang bekerja diSt.
Mary's Hospital di Paddington, London. Mesin elektrokardiografnya terdiri atas elektrometer
kapiler Lippmann yang
dipasang ke sebuah proyektor. Jejak detak jantung diproyeksikan ke piringan
foto yang dipasang ke sebuah kereta api mainan. Hal ini memungkinkan detak
jantung untuk direkam dalam waktu yang sebenarnya. Pada tahun 1911 ia masih melihat
karyanya masih jarang diterapkan secara klinis.
Gebrakan bermula saat seorang dokter Belanda kelahiran Kota
Semarang, Hindia
Belanda (kini Indonesia) bernama Willem
Einthoven, yang bekerja
di Leiden, Belanda, menggunakan galvanometer
senar yang
ditemukannya pada tahun 1901, yang lebih sensitif daripada elektrometer kapiler yang digunakan
Waller.
Einthoven menuliskan huruf P, Q, R, S dan T ke sejumlah
defleksi, dan menjelaskan sifat-sifat elektrokardiografi sejumlah gangguan
kardiovaskuler. Pada tahun 1924, ia dianugerahi Penghargaan
Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran untuk penemuannya.
Meski prinsip dasar masa itu masih digunakan sekarang,
sudah banyak kemajuan dalam elektrokardiografi selama bertahun-tahun. Sebagai
contoh, peralatannya telah berkembang dari alat laboratorium yang susah dipakai
ke sistem elektronik padat yang sering termasuk interpretasi elektrokardiogram
yang dikomputerisasikan.
Perkembangan
ECG
1. Perkembangan
Lead ECG
Gambar
di atas merupakan lead 1(tangan kanan dan tangan kiri), dengan cara pasien
memasukkan tangan pada tabung yang berisi air garam.
Gambar
di atas merupakan lead 3 (kaki kiri dan tangan kiri), dengan cara pasien
memasukkan tangan pada tabung yang berisi air garam.
Gambar
di atas merupakan lead 3 (kaki kiri dan tangan kiri), dengan cara pasien
memasukkan tangan pada tabung yang berisi air garam dengan metode yang lebih
kompleks.
Einthoven EKG memiliki 3
Lead (Bipolar Lead):
•LeadI: Mengukur aktivitas listrik antara
lengan kanan dan lengan kiri elektroda
•LeadII: Mengukur aktivitas listrik antara
lengan kanan dan kaki kiri elektroda
•LeadIII: Mengukur aktivitas listrik antara lengan
kiri dan kaki kiri elektroda
2. ECG
Tenaga Kosong
Cambridge
Simpliscribe, instrumen EKG terkenal pada tahun 1950-an dan 1960-an. Teknologi
saluran kosong.
Elektrokardiogram (EKG) adalah grafik yang
dibuat oleh sebuah elektrokardiograf, yang merekam aktivitas kelistrikanjantung dalam
waktu tertentu. Namanya terdiri atas sejumlah bagian yang
berbeda: elektro, karena berkaitan denganelektronika, kardio,
kata Yunani untuk
jantung, gram, sebuah akar Yunani yang berarti "menulis".
Analisis sejumlah gelombang dan vektor normal depolarisasi dan repolarisasi
menghasilkan informasi diagnostik yang penting.
Merupakan
standar emas untuk diagnosis aritmia jantung
·
EKG membantu menemukan
gangguan elektrolit (mis. hiperkalemia dan hipokalemia)
·
EKG memungkinkan
penemuan abnormalitas konduksi (mis. blok cabang berkas kanan dan kiri)
·
EKG kadang-kadang
berguna untuk mendeteksi penyakit bukan jantung (mis. emboli paru atau hipotermia)
·
Elektrokardiogram tidak
menilai kontraktilitas jantung secara langsung. Namun, EKG dapat memberikan indikasi
menyeluruh atas naik-turunnya suatu kontraktilitas
3. Perkembangan
ECG Berdasarkan Tampilan
a. ECG Recorder
·
Stylus
Hasil
sinyal ECG dikuatkan kemudian difungsikan untuk menggerakkan pena, sehingga
terbentuklah sinya ECG.
·
Printer
Hasil
ECG ini bisa diprint dengan menggunakan paper termal, sehingga ketika ada panas
kertas tersebut berwarna hitam, dan terbentuklah sinya ECG.
b. ECG
Monitor
ECG
ini tak hanya bis amendeteksi sinyal jantung namun juga bisa mendeteksi, SPO2,
NiBP, respirasi, atau pada ECG monitor yang lebih kompleks juga mendeteksi
parameter lainnya.
4. Perkembangan
ECG Berdasarkan Channel
·
ECG 1 Chanel
ECG
ini ketika mengeluarkan hasil print akan mengeluarkan channel 1 per satu, misal
lead 1, kemudian lead 2 dan seterusnya.
·
ECG 3 Chanel
ECG
ini ketika mengeluarkan hasil print akan mengeluarkan 3 channel, misal lead 1,
lead 2, lead 3 dan kemudian aVR, aVL, dan avF, V1-V3, V4-V6.
·
ECG Multi Chanel
ECG
ini ketika mengeluarkan hasil print akan mengeluarkan channel 12, yaitu lead
1-V6.
5. ECG
Wireless
Diagram Blok Sistem Sistem wireless LAN yang
dirancang dapat dilihat pada Gambar 3. Sinyal EKG pasien diakuisisi menggunakan
perangkat single channel ECG kemudian datanya dikirim melalui jaringan wireless
LAN. Data tersebut diterima oleh server untuk ditampilkan, direkam dan
dianalisis. Bagian perangkat keras dari single channel ECG dapat dilihat pada
Gambar 4.
Sinyal EKG pasien diakusisi menggunakan elektroda
kemudian dikuatkan dengan penguat biopotensial dan difilter menggunakan filter
BPF dengan daerah kerja 0,5 – 40 Hz untuk menghilangkan noise frekuensi rendah
dan noise 50 Hz[2] dari jala-jala. Selanjutnya dilakukan filtering dengan
filter LPF 20 Hz dan level dinaikkan dengan menggunakan adder sekitar 1 volt
untuk menghilangkan bagian negatif dari sinyal EKG agar dapat diterima oleh
Analog to Digital Converter (ADC) pada blok digital. Penguat biopotensial
dirancang menggunakan AD620 dengan penguatan 200X seperti pada Gambar 5(a),
sedangkan filter BPF direalisasikan menggunakan OP07 yang ditunjukkan oleh
Gambar 5(b).
(a)
(b) Gambar 5. (a) Rangkaian Penguat Biopotensial[4] (b) Bandpass Filter 0,5 –
40 Hz Pada atahap selanjutnya, sinyal difilter menggunakan filter LPF dengan
frekuensi cut-off 20 Hz. Sekalipun sebenarnya range frekuensi sinyal EKG sampai
100 Hz, tetapi dari pengamatan informasi terbanyak terdapat pada frekuensi di
bawah 20 Hz. Selanjutnya agar semua level tegangan dari sinyal EKG nilainya
positif, dilakukan penambahan tegangan sebesar 1 volt menggunakan rangkaian
adder. Rangkaian adder direalisasikan menggunakan OP07 seperti pada Gambar
6(b). Dari keseluruhan blok analog didapat sinyal EKG dengan rentang frekuensi
0,5 – 2 Hz dan level tegangan 0 – 4 volt.
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Stetoskop
digunakan sebagai alat untuk mendiagnosa penyakit tertentu. Stetoskop dapat
menyalurkan suara tertentu dan menghilangkan suara yang lain. Stetoskop adalah
“Alat bantu pendengaran” yang sederhana ini memungkinkan dokter mendengar
suara-suara yang berasal dari dalam tubuh, terutama jantung dan paru selain
persendian serta arteri yang tersumbat secara parsial.
Tensimeter adalah alat pengukuran
tekanan darah sering juga disebut sphygmomanometer. Prinsip kerja alat pengukur tekanan darah (tensimeter) sama
dengan U-Tube Manometer. Manometer adalah alat pengukur tekanan yang
menggunakan tinggi kolom (tabung) yang berisi liquid statik untuk menentukan
tekanan. Manset dipasang ‘mengikat’ mengelilingi lengan dan kemudian ditekan
dengan tekanan di atas tekanan arteri lengan (brachial) dan kemudian secara
perlahan tekanannya diturunkan. Pembacaan tinggi mercuri dalam kolom (tabung
manometer) menunjukkan peak pressure (systolic) dan lowest pressure
(diastolic).
2. SARAN
Setelah membaca makalah ini
mahasiswa di harapkan dapat memahami prinsip dasar, pengoperasian, maintenance, dan troubleshooting stetoskop, tensimeter, dan EKG.
DAFTAR PUSTAKA
·
http://
centre.blogspot.co.id/2010/11/tensimeter.html
·
http://ilmuelektromedik.blogspot.co.id/2013/02/sphygmomanometer-tensimeter.html
·
http://www.slideshare.net/adffiqri/laporan-praktikum-diagnostik-tensimeter-digital?from_action=save
·
http://danuzurdano.blogspot.com/2014/03/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html
·
http://triyanita.blogspot.com/2010/07/tensimeter-dan-cara-mengukur-tekanan.html
·
http://alatkesehatann.net/blog/tensimeter-digital
·
Tensoval_comfort_classic_Indonesian.pdf
No comments:
Post a Comment