Saturday, October 28, 2017

Laporan Mikroskop, Praktek Laboratorium Klinik


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kini telah banyak ditemukan alat bantu untuk menyelesaikan permasalahan. Salah satu penemuan itu adalah mikroskop. Dengan menggunakan mikroskop kita dapat mengamati dengan jelas benda-benda yang sangat kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang (kurang dari 0.1 mm), misalnya bagian-bagian dari sebuah sel. Keterampilan menggunakan mikroskop dapat membantu kita mengamati dan membandingkan struktur sel hewan denga sel tumbuhan. Kemahiran dan ketelitian sipemakai dalam menggunakan mikroskop sangat diperlukan. Hal dapat di dapat dicapai dengan mengenali baik-baik bagian-bagiannya, fungsinya, serta cara penggunaan dan pemulihannya. Semakin ahli kita dalam menggunakan mikroskop maka akan semakin baik pula hasil pengamatan mikros
kopis yang kita lakukan dengan menggunakan mikroskop. Mikroskop sederhana yang biasa kita gunakan umumnya menggunakan cahaya dari alam atau juga dapat menggunakan cahaya lampu sebagai sumber cahaya pengganti matahari. Cahaya masuk kemudian dipantulkan dengan suatu cermin datar ataupun cekung, cermin inilah yang akan mengarakan cahaya dari luar kedalam mikroskop. Namun setiap mikroskop pada dasarnya terdiri atas bagian-bagian optik dan bagian-bagian merkanik. Dua nilai penting sebuah mikroskop ialah daya pembesaran dan penguraiannya, atau resolusi. Pembesaran mencerminkanberapa kali lebih besar objeknya terlihat dibandingkan ukuran sebenarnya. Daya urai merupakan ukuran kejelasan citra, yaitu jarak minimum dua titik yang dapat dipisahkan dan masih dapat dibedakan sebagai dua buah titik.



B. Tujuan
Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu agar kita sebagai mahasiswa terampil menggunakan, dan mengetahui secara detail, cepat dan aman tentang mikroskop.

C. Manfaat
Adapun manfaat dari percobaan ini yaitu agar mahasiswa, dapat lebih mengenal tentang mikroskop dan mengetahui teknik penggunaan mikroskop yang benar.















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.     Sejarah Mikroskop
Sejarah ditemukannya mikroskop sejalan dengan penelitian terhadap mikrobiologi. Yang memasuki masa keemasan saat berhasil mengamati jasad renik. Pada tahun 1664 Robert Hooke, menggambarkan struktur reproduksi dari moulds, tetapi orang pertama yang dapat melihat mikroorganisme adalah seorang pembuat mikroskop amatir berkebangsaan Jerman yaitu Antoni Van Leeuwenhoek (1632- 1723), menggunakan mikroskop dengan konstruksi yang sederhana. Dengan mikroskop tersebut dia dapat melihat organisme sekecil mikroorganisme (Kusnadi, 2003).

2.     Fungsi Mikroskop
Panca indra manusia memiliki kemampuan daya pisah yang terbatas. Oleh karenaitu banyak masalah mengenai benda atau organisme yang akan di amati hanya dapatdiperiksa dengan menggunakan alat bantu. Salah satu alat bantu yang sering di gunakandalam pengamatan, terutama dalam bidang Biologi, adalah Mikroskop (Latin, Mikro =kecil + scopium = penglihatan). Mikroskop berfungsi untuk meningkatkan kemampuandaya pisah seseorang sehingga memungkinkan dapat mengamati objek yang sangathalus sekalipun. Mikroskop adalah alat optik yang terdiri dari dua buah lensa cembungyang digunakan untuk mengamati benda-benda renik (sangat kecil) supaya terlihat lebih besar.

3.     Bagian-Bagian Mikroskop
Mikroskop mempunyai komponen-komponen pendukung seperti :
1. Kaki mikroskop, sebagai alas tempat tumpuan berdiri.

2. Tiang, tempat bersendi lengan mikroskop, atau pegangan dengan sumbu inklinasi.
3. Lengan atau pegangan mikroskop, yang dipegang bilamana diangkat.
4. Cermin, alat penangkap dan pamantul cahaya.
5. Pengatur kondensor, bila diputar akan menaikkan atau menurunkan kondensor.
6. Kondensor, lensa yang menghimpun berkas cahaya dari cermin masuk ke lubang meja sediaan.
7. Diafragma, alat yang dapat ditutup dan dibuka, pengatur banyaknya cahaya yang amasuk ke kondensor.
8. Meja sediaan, tempat meletakkan kaca benda (objek glass).
9. Sengkeling, penjepit atau pengatur letak sediaan (objek glass).
10. Penggerak Mekanis, alat pengatur letak kaca benda pada meja.
11. Lubang meja sediaan, lubang di tengah-tengah meja sediaan tempat lewatnya cahaya dari kondensor masuk ke objek glass terus ke lensa objektif.
12. Makrometer, pengatur kasar, alat penggerak tubus ke atas atau ke bawah secara kasar.
13. Mikrometer, pengatur halus, alat penggerak tubus ke atas atau ke bawah secara halus.
14. Tubus atau tabung okuler, pada ujung atasnya terdapat lensa okuler.
15. Revolver atau pemutar objektif, cakram tempat melekatnya lensa objektif berbagai ukuran.
16. Lensa objektif, yang berfungsi adalah yang menghadap tegak lurus pada meja sediaan, menerima bayangan sediaan kemudian membesarkannya.
17. Lensa okuler, yang diintip oleh mata pengamat, menerima bayangan dari objektif dan membesarkannya.

4.     Prinsip Kerja Mikroskop
Kata mikroskop bersal dari bahasa Yunani yaitu micron yang artinya kecil dan scropos yang artinya melihat atau tujuan. Jadi dapat dikatakan bahwa mikroskop adalah alat untuk melihat obyek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata telanjang. Alat utama dalam mikroskop yang digunakan untuk mengamati adalah lensa objektif dan lensa okuler. Dalam mikroskop baik lensa objektif maupun lensa okuler keduanya merupakan lensa cembung. Secara garis besar lensa objektif menghasilkan suatu bayangan sementara yang mempunyai sifat semu, tebalik dan diperbesar terhadap posisi benda mula- mula (Anonim, 2010).
Dua nilai penting sebuah mikroskop adalah daya pembesaran dan penguraiannya, atau resolusi. Pembesaran mencerminkan berapa kali lebih besar objeknya terlihat dibandingkan dengan ukuran sebenarnya. Daya urai merupakan ukuran kejelasan citra; yaitu jarak minimum dua titik yang dapat dipisahkan dan masih dapat dibedakan sebagai dua titik berbeda dan terpisah (Campbell, 2000).
Mikroskop yang biasa digunakan dalam laboratorium alat lab. adalah mikroskop okuler. Mikroskop membuat benda-benda kecil kelihatan lebih besar dari pada wujud sebenarnya, hal ini disebut perbesaran. Mikroskop juga dapat membuat kita melihat pola-pola terperinci yang tidak tampak oleh mata telanjang, hal ini disebut penguraian (Goldsten, 2004).
Semakin tipis bahan yang diperiksa semakin jelas nahan yang diperoleh. Cahaya yang dipantulkan dari suatu titik objek tidak dapat direkombinasi kagi untuk membuat titik lain yang sebenarnya, tetapi hanya sebuah piringan cahaya. Daya pembesaransebuah mikroskop, yaitu kemampuan untuk membeda- bedakan rincian halus, adalah sebanding dengan medium yang ditransmisi. Cahaya mempunyai panjang gelombang sekitar 0,5 mm dan daya pembesaran paling baik (meskipun menggunakan cahaya dengan gelombang paling pendek) adalah sekitar 0,45 mm obyek yang letaknya lebih dekat dari itu tidak akan diperbesar sebagai lebih dari satu objek (Abercombie, 1933).
Dibalik semua keunggulan dan kegunaannya, mikroskop juga memiliki kelemahan yaitu daya pisah, bukan daya pembesaran. Daya pisah adalah kemampuan untuk membedakan dua titik yang berdekatan sebagai titik yang jelas seta terpisah. Peningkatan ukuran tanpa disertai gambar yang jelas tidak berarti banyak bagi seorang yang menggunakan mikroskop. Ini berarti tidak ada gunanya mendapat gambar yang besar tetapi kabur (W. lay. 1992).

5.     Jenis-Jenis Mikroskop
Mikroskop yang menggunakan cahaya disebut mikroskop optik. Mikroskop optik dapat dibedakanmenjadi mikroskop biologi atau monokuler dan mikroskop stereo atau binokuler. Mikroskop biologi digunakan untuk pengamatan benda tipis dan transparan. Penyinaran diberikan dari bawah dengan sinar alam atau lampu. Mikroskop binokuler atau stereo digunakan untuk pengamatan yang tidak terlalu besar, transparan atau tidak.
6.     Pemasangan dan Pengoperasian Mikroskop
Cara Pemasangan
a.      Menyiapkan KIT
b.     Mengambil lengan mikroskop
c.      Memasang tabung lensa yang menghubungkan lensa okuler dan lensa objektif
d.     Memasang lensa okuler dan objektif di tempatnya
e.      Memasang lensa kondensor
f.        Memasang dan mengatur cermin
g.      Meletakkan objek di meja mikroskop
h.     Mengamati objek
Cara Pengoperasian
a.       Mencari objek untuk diletakkan di preparat
b.      Meletakkan kaca preparat dan objek di meja mikroskop
c.       Memilih lensa okuler yang digunakan
d.      Melakukan pengamatan dengan cara mengatur intensitas cahaya jarak lensa objek dengan objek, kefokusan lensa
e.       Setelah menemukan gambar objek, mengganti sumber cahaya dengan lampu pada mikroskop
f.        Untuk melakukan pengamatan dengan cara mengatur intensitas cahaya lampu, jarak lensa objek dan kefokusan lensa

7.     Pemeliharaan Mikroskop           
1. Mikroskop harus disimpan di tempat sejuk, kering, bebas debu dan bebas dari uap asam dan basa.Tempat penyesuaian yang sesuai ialah kotak mikroskop yang dilengkapi dengan silica gel, yang bersifat higroskopis, sehingga lingkungan sekitar mikroskop tidak lembab. Selain itu dapat pula diletakkan dalam lemari yang diberi lampu untuk mencegah tumbuhnya jamur.
2. Bagian mikroskop non optik, terbuat dari logam atau plastik, dapat dibersihkan dengan menggunakan kain fanel. Untuk membersihkan debu yang terselip di bagian mikroskop tersebut dapat digunakan kuas kecil atau kuas lensa kamera.
3. Lensa-lensa mikroskop (okuler, objektif, dan kondensor) dibersihkan dengan menggunakan tisue lensa yang diberi alkohol 70%. Jangan sekali-kali membersihkan lensa menggunakan sapu tangan atau lap kain.
4. Sisa minyak imersi pada lens objektif dapat dibersihkan dengan xilol (xylene). Pada penggunaan xilol haruslah hati-hati, jangan sampai cairan xilol menempel pada bagian mikroskop non optik, karena akan merusak cat atau merusak bahan plastik, dan juga jangan menggunakan larutan ini kebagian lensa yang lain kecuali produsennya menyatakan bahwa tindakan tersebut aman.
5. Sebelum menyimpan mikroskop, bersihkan selalu mikroskop tersebut, terutama hapus semua minyak imersi di permukaan lensa, sehingga partikel yang halus tidak menempel dan menggumpal serta mengering. Minyak dan partikel halus pada lensa dapat mengaburkannya dan menyebabkan goresan. Hal ini menurunkan kemampuan lensa. Preparat yang tertinggal di atas meja mikroskop merupakan pertanda jelas suatukelalaian/kecerobohan.
6. Sebelum menyimpan mikroskop, meja mikroskop diatur lagi dan lensa objektif dijauhkan dari meja preparat dengan memutar alat penggeraknya ke posisi semula, kondensor diturunkan kembali, lampu dikecilkan intensitasnya lalu dimatikan (kalau mikroskop listrik).
Dengan mematuhi petunjuk penggunaan dan pemeliharaan mikroskop, diharapkan mikroskop dapat bertahan lebih lama untuk dipergunakan pada semua kegiatan laboratorium yang lainnya.














BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan
1. Alat
Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah yaitu :
a. Mikroskop Okuler
b. Kotak peralatan
2. Bahan
Adapun bahan dari percobaan ini yaitu :
a. Semut sebagai objek percobaan
B. Prosedur Kerja
1. Menyiapkan Mikroskop
a. Meletakkan mikroskop di atas meja kerja tepat dihapan.
b. Membersihkan badan mikroskop dengan kain panel. Jangan sekali-kali menggosok lensa dengan kain.
c. Membuka kotak peralatan, keluarkan cawan petri yang berisi kaca benda dan kaca penutup. Membersihkan kain benda dengan kain katun atau kertas saring.
d. Di atas meja kerja  ada mikroskop, kotak peralatan dengan isinya, dan catatan, bahan-bahan untuk praktikum.
2. Mengatur Masuknya Cahaya ke Dalam Tubus
2.1. Memperhatikan keadaan ruang praktikum, darimana arah datangnya cahaya yang lebih terang (dari depan, kiri, atau kanan) kemudian mengarahkan cermin mikroskop ke sumber cahaya tersebut dan membuka diafragma atau memutar lempeng pada posisi lubang sedang. Mengatur posisi mikroskop yang memiliki kondensor mendekati meja sediaan dan menggunakan cermin datar. Untuk mikroskop tanpa kondensor menggunakan cermin cekung.
2.2. Mengatur posisi revolver sehingga objektif paling pendek menghadap ke meja sediaan sampai bunyi klik.
2.3. Menurunkan tubus sampai jarak ujung objektif dengan meja sediaan 5-10 mm atau tubus turun maksimal.
2.4. Meneropong lewat okuler dengan mata kiri tanpa memicingkan mata kanan (perlu latihan) akan nampak medan bundar putih (medan pandang). Jika terangnya tidak merata, maka kita menggerakkan sedikit cermin sampai terangnya rata. Kalau terlalu silau, kita mempersempit diafragma atau lubang pada lempeng. Jika medan pandang masih kabur berarti kurang cahaya yang masuk, maka kita membuka diafragma, pasang lubang lebih besar pada lempeng.
2.5. Mikroskop siap dipakai mengamati sediaan
3. Cara Mengatur Jarak Lensa dengan Sediaan
3.1. Memutar pengatur kasar atu makrometer ke arah empu jari, tubus turun, jarak objektif dengan meja sediaan mengecil, kemudian sebaliknya. Apa yang terjadi? Mikroskop model lain yang tubusnya miring atau tidak bisa naik turun, maka meja sediaan bergerak naik turun apabila memutar makrometer dan mikrometer.
3.2. Memasang kaca benda yang berisi sediaan awetan di atas meja sediaan sedemikian rupa sehingga bahan yang diamati berada di tengah lubang meja, menjepit kaca benda dengan sengkeling sehingga tidak goyang.
3.3. Jarak objektif dengan kaca benda tidak lebih dari 10 mm. Jika jarak itu longgar, maka kita memutar makrometer untuk menurunkan tubus sambil melihat dari samping ujung objektif mendekati kaca benda sampai maksimum 5-10 mm.
3.4. Meneropong lewat okuler sambil tangan memutar makrometer menaikkan tubus perlahan-lahan. Mengamati medan pandang sampai muncul bayangan, kalau tubus telah terangkat setengah putaran makrometer belum juga muncul bayangan, berarti terlewatkan, maka kita mengulangi langkah 3.3 kembali, kalau sudah ada bayangan tapi masih kabur, maka kita meneropong terus sambil memutar mikrometer naik atau turun sampai bayangan jelas garis atau batasan-batasannya.
3.5. Memeriksa perbesaran lansa okuler dan objektif dan perbesaran bayangan tersebut.
3.6. Mengeluarkan preparat yang telah diamati.

 Pada akhir kegiatan yang menggunakan mikroskop, perhatikan hal-hal berikut :
i. Preparat tidak boleh tersimpan di atas meja sediaan tetapi kita harus mengeluarkannya.
ii. Membersihkan preparat basah dengan kertas saring atau lap katun (kaca benda + kaca penutup) kemudian menyimpannya dalam cawan petri dan memasukkannya ke dalam kotak perlengkapan.
iii. Membersihkan badan mikroskop dengan kain panel, menurunkan tubus serendah mungkin.
iv. Menyimpan mikroskop ke dalam kotak mikroskop.
v. Membersihkan semua peralatan yang telah dipakai dengan lap katun dan disimpan dalam kotaknya.
vi. Menyimpan sendiri peralatan yang telah dibawa untuk kegiatan berikutnya.
vii. Membuang sisa bahan yang tidak digunakan lagi di tempat sampah yang tersedia.




BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
Objek pengamatan kita adalah semut, sehingga kita dapat melihat bagaimana bentuk tubuh dan warna semut secara jelas dan terperinci, sebagaimana gambar dibawah ini.
B. Pembahasan
Mikroskop adalah alat optik yang digunakan untuk mengamati benda-benda yang berukuran sangat kecil, seperti semut. Mikroskop membuat benda-benda kecil kelihatan lebih dari pada wujud sebenarnya dan mikroskop membuat kita melihat pola-pola terperinci yang tidak tampak oleh mata telanjang. Mikroskop memiliki komponen-komponen dari kaca yang mudah rusak, berupa lensa-lensa dan cermin. Oleh karena itu, kita harus menghindarkan perlakuan yang dapat membuat benturan dengan komponen tersebut.


BAB V
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah kami lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Mikroskop merupakan alat bantu untuk melihat sesuatu yang berukuran sangat kecil (benda renik).
2. Mahasiswa mampu mengenali dan mengetahui bagian-bagian mikroskop dan fungsinya
masing-masing, serta mampu dan terampil menggunakan mikroskop biologi tersebut dengan cepat dan aman untuk melihat sediaan sederhana.











DAFTAR PUSTAKA

Abercombie, M. I993. Kamus Lengkap Biologi. Jakarta: Erlangga.

Anonim. 2010. Mikroskop. http://id.wikipedia.org/wiki/mikroskop. Diakses tanggal 19 Nopember 2010

Campbell, N.A. 2000. Biologi Edisi Kelima Jilid I. Jakarata: Erlangga.

Goldsten, Philip. 2004. Ilmu Pengetahuan Populer Jilid 10 Edisi 11. PT Ikrar Mandiri Abadi. Jakarta.

Kusnada. Dkk. 2003. Mikrobiologi. Bandung: Jica.



No comments: