Bayangan tentangmu
selalu menari
Hingga tampak lentur
melakukan kebiasaannya.
Tanpa tau sang tuan
telah menoreh luka infeksi
Dan menyisakan rindu tanpa memberi penawar.
Gelombang bunyi yang
bersumber darimu telah musnah,
Terbang bersama udara
masa lalu.
Padahal di sana
bersemayam kalimat yang kunanti.
Ialah dia bernama
janji, yang seyoginya ditepati.
Hanyalah harapan palsu
yang menghantui
Hingga kalbu ini
sangatlah lelah lagi payah.
Karena hanya hidup
bersama untaian janji,
Janji yang tak tau
kapan terlunasi.
Sekarang aku bisa apa.
Waktu tak ditakdirkan
berhenti
Hingga membuat janji itu semakin luntur.
Namun aku percaya
pada skenario terindah-Nya
Akan membayar janji setiamu.
Untuk mengarungi lautan
kehidupan bersama
Hingga kelak tiba di
pulau abadi.
Meski yang diutus
oleh-Nya adalah orang lain.
No comments:
Post a Comment